Mohon tunggu...
Putri  Assyifa
Putri Assyifa Mohon Tunggu... Lainnya - Putri

Hello

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apapun Itu Kejarlah

8 Februari 2021   13:11 Diperbarui: 8 Februari 2021   13:19 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suara hujan turun yang menyelimuti keheniangan dalam kamar seorang gadis yang hati nya sangat rapuh tetapi dia berusaha tegar dalam menghadapi kenyataan yang pahit ini. "Jadikan masa lalu sebagai pelajaran, jadikan hari ini sebagai usaha, jadikan masa depan sebagai tujuan." Hanya kalimat itu yang selalu terngiang-ngiang di telinga gadis itu, yah kata-kata tersebut adalah kata yang terakhir kali di sampaikan oleh almarhum ayah nya, yah benar ayah seorang gadis ini sudah meninggal 5 bulan yang lalu karena kecelakaan yang di alami oleh ayah nya ketika hendak pulang ke rumah dalam keadaan cuaca hujan deras dan sekarang dia hanya tinggal dengan ibu dan 2 adik nya yang masih duduk di bangku sekolah. 

Nada Alexandria Gautama itulah nama sosok gadis yang hatinya tidak setegar batu karang tapi dia berusaha tegar di hadapan semua orang dan aku masih duduk di bangku SMA akhir. Semenjak ayah ku  meninggal perekonomian keluargaku menjadi hancur, ibuku hanya seorang penjahit yang tidak selalu di banjiri oleh pesanan setiap saat dan ibuku harus membiayai hidup kami bertiga. Adik ku bernama Bella Anatasya Safira dia masih duduk di bangku SMA awal sedangkan Anata Cahya Nayaka dia adalah anak terakhir dari 3 bersaudara dan dia masih duduk di bangku SMP akhir. Ibuku masih larut dalam kesedihan karena meninggalnya ayahku tetapi kami bertiga berusaha menciptakan suasana yang bahagia agar ibuku tidak merasa kesepian dan sedih.

Walaupun kehidupan ku seperti ini tapi aku sangat bersyukur masih di kelilingi oleh keluargaku yang tidak pernah bosan mendukungku setiap hari terutama ibuku walau kadang aku sangat merindukan kehadiran sosok ayah ku di sini. Aku masih ingin melanjutkan sekolah ku ke jenjang yang lebih tinggi tetapi perekonomian ku yang tidak mendukung walaupun begitu aku tidak patah semangat pasti ada jalan untuk menempuh itu.
di kamarku tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
tok....tok.....tok....
"kak Nana lagi ngapain sih diem terus di kamar." dengan handuk yang di kalungkan ke lehernya.
Yahh itu dia adik ku Bella yang mengetuk pintu kamarku.
"apa sih dek ganggu aja." memasang wajah sinis.
Bella menghampiri kakak nya yang sedang sibuk bermain hp.
"nonton youtube terooosss." sambil ikut melihat layar ponsel milik kakaknya.
"apa sih dek ganggu mulu dehh udah sana bantuin ibu masak." sambil mendorong tubuh Bella ke ambang pintu kamarnya.
Oh iya aku sangat suka menonton youtube channel Bianca Kartika . kak Bianca adalah youtuber  tanah air yang sukses di korea dan dia juga kuliah di korea dan itu membuat diri saya terinspirasi dari kehidupannya. Dengan vlog-vlog yang dia buat saya menjadi bersemangat dalam meraih cita-cita saya yaitu untuk berkuliah di korea, kelihatannya sih mustahil tapi tidak ada yang mustahil di dunia ini jika Allah sudah berkehendak maka itu akan terjadi.
"kaaaaaakk ayo sarapan ntar telat masuk sekolah baru tau rasa!!" teriakan Nata dari dapur yang sangat menggelegar ke seluruh rumah.
"iya dek iya gausah teriak-teriak juga kali." sambil menuruni anak tangga.
Setelah sarapan kita semua berangkat ke sekolah masing-masing dengan angkutan umum. Sesampainya di sekolah dan kelas ku berada di lantai 2, kelas MIPA 1 itulah kelasku, kelasku bisa di bilang kelas unggulan karena murid-murid di dalamnya pintar-pintar semua.
"nanaaaaa tunggu akuu." dengan tingkah alaynya seorang yuta dan jenni.
"apaan sih kalian alay banget deh." sambil tertawa merangkul kedua sahabatnya.
Ohh iya Yuta dan Jenni adalah sahabatku, yuta yang selalu keras kepala dan susah untuk di kasih tau dan dia kalau sudah mau sesuatu itu harus dapat bagaimanapun caranya, oh iya tidak lupa sifat pecicilan nya Yuta yang sudah mendarah daging sedangakan Jenni berbanding terbalik dengan Yuta, dia selalu terlihat kalem dan tidak menyukai kegaduhan serta sifat bodo amat nya yang sudah tidak dapat di ganggu gugat lagi tapi jika terhadap sahabatnya sifat nya tidak seperti itu.
Sesampainya di kelas.
"heh jen.. nana.. masa iya sih kristal dan kawan-kawan nya abis ngebully orang habis-habisan." kata  Yuta.
"bikin onar apa lagi tu anak?" tanya Jenni sambil membaca novel miliknya.
"biasa lah..... dia kan hobi banget ngebully orang."
Kristal adalah orang yang sangat di takuti di sekolah ini karena dia sangat populer dan dia bisa membully siapa saja yang dia inginkan, Clara dan Lisa merupakan teman satu geng nya Kristal yang sama-sama suka membully murid yang tidak berdosa itu.
 "hmmm baguss yahh pagi-pagi udah ngegosipin orang." ujar diriku sembari menjewer telinga Yuta pelan.
"ww..aww sakit tau nana." memasang wajah cemberut yang di buat-buat sembari memegangi telinganya.
Jenni hanya bisa tertawa terbahak-bahak di tempat duduknya karena melihat kelakuan Yuta.
Kringgg... kringgg..
Bel masuk berbunyi dan hari ini pelajaran Fisika dengan guru killer.
Setelah 2 jam lamanya hanya melihat rumus yang membuat mataku sakit dan perutku mual akhirnya pelajaran Fisika pun berakhir dan bel istirahat pun berbunyi.
Kringgg.... kringgg....
"Akhirnya kelar juga pelajarannya." ujar ku sembari meregangkan otot-otot ku  yang sudah kaku karena melihat rumus Fisika.
"AYOO KITA KE KANTINN!!" ajak Yuta dengan suara nya yang melengking sembari menarik tanganku dan juga Jenni.
Aku dan Jenni hanya bisa pasrah menghadapi kelakuan nya Yuta dan telinga kita sudah kebal terhadap suara Yuta yang begitu menggelegar sampai ke ujung sekolah hahahaha.
Tiba-tiba Yuta tidak sengaja menabrak Kristal dan teman-temannya.
"heh kamu kalau jalan hati-hati dong." ujar Kristal dengan nada belagunya.
"ya maaf kan aku ga sengaja." balas Yuta dengan nada menjengkelkan.
"makanya jalan tuh pake mata." nyolot Kristal.
Anak-anak kelas lain sudah berbisik-bisik melihat adegan ini.
"gimana sih kamu mana ada orang jalan pake mata yang ada jalan tuh pake kaki." dengan nada makin menjengkelkan.
"otak doang yang pinter tapi yang kaya gitu aja ga tau." balas  Yuta dengan tertawa meledek.
"makanya jangan hobi ngebully orang mulu jadi tumpul kan itu otak." kata Yuta sambil tertawa terbahak-bahak.
Dan tanpa sadar aku pun ikut tertawa mendengan ocehan Yuta.
"udahlah ngapain sih ngeladenin dia, mending kita makan, perut aku udah laper nih." ujar ku sembari pergi dan membawa kedua temanku ke kantin.
"HEH.... URUSAN KITA BELUM SELESAI WOY!!" teriak Kristal yang tidak terima di perlakukan seperti itu.
Kristal memang pintar tetapi kepintaran nya tertutup oleh kelakuannya yang suka membully orang sehingga di cap oleh guru-guru sebagai pembuat onar. Dan dia sudah sering bulak-balik ke ruangan yang sangat menakutkan di sekolah ini yaitu ruangan BK.
Di sisi lain.
"aku gamau tau kalian harus cari nama dan kelas orang-orang tadi yang udah berani-berani nya meledek ku." perintah Kristal emosi.
"baru kali ini ada orang yang berani sama kamu Kris."
"ok... kita akan cari info tentang orang-orang tadi."
Di kantin.
"taraaa....ini dia pesanan kalian." ujar Jenni dengan membawa 3 mangkok mie ayam dan jus jeruk di tangannya.
"asikk makasih jen." sambil mengambil makanan di tangan Jenni.
Hanya butuh 10 menit untuk kita menghabiskan makanan kita itu semua karena kita lapar ga tau rakus.
"alhamdulillah kenyang juga akhirnya." ujar Jenni sembari meminum jusnya.
Tak lama setelah itu bel masuk pun berbunyi.
Kringgg... kringgg...
"eh ke kelas yuk udah bel masuk nih." ajak ku.
"tunggu na 5 menit lagi. Masih kenyang nih."
"iya na ini makanan belum nyampe ke lambung baru sampe tenggorokan."
Aku hanya bisa menghembuskan nafas pasrah melihat mereka, tiba-tiba saja terlintas dipikiran ku untuk menjaili mereka, tanpa aba-aba aku langsung menarik tangan mereka lari menuju kelas.
"eh nana kalau aku muntah di jalan gimana." kata Yuta dengan nada ngos-ngosan.
"tau tuh aku jadi pengen muntah jadinya." nada ngos-ngosan juga.
"ya aku sih langsung kabur kalau kalian kuntah di jalan hahaha." tertawa terbahak-bahak melihat mereka seperti itu.
"emang jahat banget ya kamu ke temen sendiri." dengan pura-pura nada ngambek.
"iya deh iya maaf." ujar ku sambil tertawa.
Akhirnya pelajaran bahasa indonesia pun selesai dan waktunya untuk pulang sekolah.
"nana pulang bareng sama kita yuk." ajak Jenni.
"kalian duluan aja aku ada jadwal manggung di cafe pelangi."
Aku memang punya kerjaan sebagai penyanyi di cafe, iya karena menurut ibu ku dan juga teman-teman ku suara ku bisa di bilang bagus, oleh karena itu aku memanfaatkan suaraku untuk menambah penghasilan ibuku, iya walaupun gajinya tidak seberapa tapi lumayan untuk kehidupanku, setidaknya jika aku ingin membeli sesuatu aku tidak minta kepada ibuku dan aku juga bisa membelikan kebutuhan adikku, dengan itu aku bisa meringankan beban ibuku.
"oh gitu ya na."
"mau kita temenin engga na." ujar Yuta antusias.
"engga usah Yuta aku kayaknya sampe malem entar kalian capek."
"yaudah deh na kita pulang duluan, hati-hati di jalan ya na." ujar Yuta dengan sedikit kecewa.
"iya bye hati-hati juga." sambil melambaikan tangan.
Hanya butuh waktu 15 menit untuk ku sampai di cafe pelangi, lalu aku mulai menghibur pengunjung cafe dengan suaraku.
Ku ingin saat ini engkau ada di sini
Tertawa bersamaku seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar
Tuhan tolong kabulkan lah
Bukan nya diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu
Lagu yang aku bawakan hari ini membuat ku teringat kepada ayah ku, aku benar-benar merindukan ayahku, tapi aku bisa apa? Aku hanya bisa memandang foto nya yang aku pajang di kamarku.
Tidak terasa waktu menunjukan pukul 8 malam dan saatnya bagiku pulang ke rumah. Malam ini jananan cukup ramai dan sedikit macet padahal hujan turun cukup deras malam ini. Perjalanan kali ini membutuhkan waktu 30 menit karena macet.
Setibanya di rumah.
"assalamualaikum bu." ucap ku sambil tersenyum kepada ibuku yang sedang menjahit di depan TV dan kedua adikku yang sedang mengerjakan PR sambil menemani ibu.
"waalaikumsalam." balas ibu.
"udah pulang nak, kok kamu pulangnya malem nak?" tanya ibu.
"iya bu, tadi ada kerja kelompok dulu." panik.
Aku memang sengaja tidak beri tahu ibu kalau aku punya kerja sampingan, jika ibu tau pasti ibu melarang ku. Jadi mau tidak mau aku harus berbohong kepada ibu.
"yaudah sana kamu makan dulu." perintah ibu.
"iya kak ada ikan bakar tuh tadi aku yang bakar ikannya, enak tau kak kayak di restoran bintang 5" ucap Nata dengan antusias.
Aku langsung menuju mekja makan dan melihat ikan bakar buatan Nata, aku sudah curiga dengan masakannya karena Nata tidak tau cara memasak sama sekali dan sekalinya masak pasti gosong.
"Nataaaa enak dari mananya ini hah, ini gosong nataaaaa." teriak ku sambil lari ke ruang tamu membawa ikan bakar hasil masakan dia dan aku menyumpal mulut dia dengan ikan bakar yang dia buat.
"kak ih pait tau."
Aku tidak menggubris omongan Nata dan aku masih menyumpal mulutnya dengan ikan bakar.
Ibu hanya tertawa melihat tingkah kami sedangkan Bella dia sudah guling-guling di lantai sambil ketawa terbahak-bahak. Karena ulah Nata akhinya aku makan dengan telor ceplok. Setelah makan aku pergi kemarku untuk beristirahat.
Hanya suara detak jam yang menyelimuti ku di kamar ini, aku segera menghempaskan tubuhku ke kasur yang begitu nyaman, capek? Jelas aku sangat capek sekali. Ingin rasanya ku mengeluh tapi aku teringat pesan ayah "sudah berapa banyak kamu mengeluh? Sudah berapa kali kamu bersyukur? Kepada nikmat Tuhan yang kamu yang lebih banyak kamu dapatkan di banding masalah ujiamu." kata itu yang membuat ku berhenti mengeluh. Lagi-lagi aku rindu dengan sosok ayah yang selalu memberiku nasehat setiap petang di halaman belakang rumah sambil minum teh hangat, ayah pernah bilang "capek itu wajar, lelah itu wajar, dan letih itu wajir, ketika kamu merasakan itu semua maka beristirahatlah sejenak lalu lanjutkan kembali jangan sampai kamu tertinggal jauh dari orang-orang di luar sana." dan aku masih ingat kalau ayahku pernah bilang kepadaku "tidak ada lift untuk sukses kamu harus naik tangga."
Tidak ku sadari aku terlelap dan hari kini sudah berganti pagi.
Pagi-pagi seperti ini suara Bella dan Nata sudah menggelegar ke penjuru rumah.
"kak Bel aku dulu dong yang mandi, kan aku yang duluan pegang pintu kamar mandi."
"kan kakak duluan yang masuk kamar mandi."
"ga bisa pokoknya aku duluan."
Aku yang sudah gemas dengan kelakuan mereka akhirnya aku lari dengan langkah seribu ke dalam kamar mandi, oke aku sudah mengambil ancang-ancang " satu....dua...tiga... " lirihnya dan lansung menerjang kedua tubuh adik nya.
"KAKAK!!!" ucap kedua adik ku.
"suruh siapa kalian ngomong mulu, mending kakak serobot aja deh." tertawa puas di dalam kamar mandi.
Aku merasa puas dengan aksi ku dan membuat adik ku kesal hahaha.
Di sisi lain.
"Kris aku udah ketemu informasi tentang mereka."
"apa?" tanya nya.
"mereka anak kelas 12 MIPA 1 namanya Nada, Yuta, dan Jenni. Salah satu dari mereka punya adik di sekolah ini."
"oke bagus, permainan akan segera dimulai." lirih Kristal dengan kesombongannya.
Di kelas.
"pulang sekolah kita jadi kan belajar bareng?" tanya Jenni.
"jadi dong, kamu ikut ya na."
"boleh juga, lagian sekarang aku ga ada jadwal manggung."
"akhirnya kamu ikut juga na." ledek Yuta.
Pelajaran setelah ini adalah olahraga dan semua murid mengganti pakaiannya dan langsung menuju ke lapangan. Setelah 2 jam lamanya di lapangan pelajaran olahraga pun telah berakhir dan aku menuju kantin untuk membeli minum.
"kamu mau kemana nana?" tanya Yuta.
"ke kantin beli minum, kamu ga usah ikut bye." melambaikan tangan tanpa berbalik badan.
Sesampainya di kantin.
"ibu.. mau air mineral nya satu yang dingin." ucapku sopan.
"ini na, oh iya na kamu punya adik di sini kan yang kelas 10 MIPA 2 itu?" tanya bu kantin dengan hati-hati.
"iya ibu itu adik saya, emng kenapa bu." tanyaku dengan sangat penasaran.
"tadi ibu liat adik mu di bawa oleh geng Kristal ke ujung mushola sana."
"hah? Yang benar bu, yaudah bu aku kesana dulu, makasih infonya bu." ucap ku sambil lari ke tempat yang ibu kantin katakan.
Di sisi lain.
"kamu adiknya Nada Nada itu kan?" tanya kristal sambil mendorong Bella sampai tersungkur ke tanah.
Bella tidak menjawab pertanyaan Kristal karena dia takut jika ia menjawab maka Kristal akan makin membully nya habis-habisan.
"kalau orang tanya itu jawab punya telinga kan kamu, itu telinga berfungsi kan bukan pajangan aja." saut Lisa sambil melayang kan tangannya ke pipi kiri Bella.
Aku berlari dengan cepat dan ketika sampai di sana aku melihat memang benar adik ku sedang di bully habis-habisan.
"WOYY!! KAMU APAIN ADIK AKU HAH." emosiku sudah tidak tertahan lagi.
"upss pawang nya datang nih." ledek Clara dengan tawa yang di buat-buat.
Tanpa aba-aba aku langsung menjambak rambut Kristal karena emosiku yang tidak tertahan lagi dan teman-teman Kristal tidak tinggal diam dan langsung menjambak ku. Adik ku hanya diam melihat perkelahian ini karena dia takut.
Seketika ibu Sarah datang.
"heyy kalian berhenti." sentak bu Sarah.
Akhirnya perkelahian kami pun berhenti karena kedatangan bu Sarah.
"kalian semua ikut saya ke ruang BK dan kamu Kristal apa kamu ga capek bulak-balik terus keruangan saya?"
"t-tapi bu."
"saya bilang ikut ya ikut tidak ada penolakan."
Akhirnya aku dan adik ku mau tidak mau harus masuk ke ruangan yang terkutuk itu.
"Kristal kelakuan apa lagi yang kamu buat."
"Nada bu dia yang jambak aku duluan."
"ibu,seorang kakak mana yang ga emosi liat adik nya di bully yang jelas-jelas dia ga ngelakuin apa-apa."
"boong bu Nada yang duluan jambak aku."
"kalian berdua diam , coba Bella jelaskan sama ibu apa yang terjadi."
Bella tidak mau berbicara karena takut dan dia masih setia bersembunyi di belakang tubuhku, aku menggenggam tangan nya berusaha untuk meyakinnya dia dan mengangguk kepadanya seolah-olah aku mengisyaratkan bahwa ini akan baik-baik saja jika dia berkata yang sebenarnya.
"j-jadi bu aku tiba-tiba di t-tarik dari kantin ke ujung mushola dan saya tidak tau saya salah apa dan tiba-tiba saja saya di b-bully di sana" ucap nya terbata-bata karena takut.
"boong bu Bella boong." timpal Kristal tidak terima.
"ibu kalau ga percaya mending ibu cek CCTV deh bu." ucap ku.
Setelah hampir 1 jam lamanya dia berada di ruangan terkutuk itu akhirnya terbukti bahwa Kristal bersalah dan di beri hukuman yang setimpal dengan perbuatan nya. Memang benar kata ayahku kalau kita benar buat apa kita takut.
Bel pulang sekolah pun sudah berbunyi dan aku langsung mengambil tas ku dan adik ku dan tidak lupa memberi kabar kepada teman-temanku kalau aku akan menyusul ke rumah Yuta.
"ayo pulang."
"t-tapi." sambil menunduk dan suaranya terdengar ingin menangis.
"udah ayo pulang dan lupain semua kejadian tadi anggap saja itu kejadian buat mendewasakan kamu." ucap ku sambil tersenyum hangat.
"makasih kak." sambil memeluk ku.
Setelah aku pulang dan aku langsung siap-siap untuk pergi ke rumah Yuta. Hanya butuh 20 menit untuk sampai ke rumah Yuta di perjalanan langit mulai temaram menandakan hujan akan turun sebentar lagi dan sekarang aku sudah sampai di rumah Yuta, belum juga aku masuk ke rumah Yuta aku sudah di sambut di depan pintu dengan beranekaragam pertanyaan.
"nana kenapa tadi kamu ga masuk pelajaran."
"nana itu kenapa muka kamu luka."
"nana kamu abis berantem yah."
"nana kamu kenapa sih."
Begitulah pertanyaan nya.
"satu-satu napa kalau nanya." sambil melengos masuk ke dalam rumah Yuta.
"ya makanya cepet ceritain."
"sebentar minum dulu." ucapku sambil minum dengan sengaja aku lama-lamain.
"NANA!!" teriak mereka serempak dan aku hanya bisa tertawa melihatnya untung saja minuman yang sudah aku minum tidak muncrat ke muka mereka.
"oke.. oke sabar dong, jadi gini tadi Kristal ngebully adik ku dan aku emosi dan kita berantem dan kita ketauan sama bu Sarah dan akhirnya masuk BK."
" emang dasar yah tuh nenek lampir, emang ga ngotak tu anak atau jangan-jangan otaknya udah menciut gara-gara kebanyakan ngebully orang."
Jenni sudah tertawa terpingkal-pingkal mendengar perkataan Yuta.
"udah lah udah, orang kejadiannya juga udah lewat da aku juga meles nginget-nginget kejadian tadi, sekarang mari kita kerjain PR kimia." ajak ku.
Beberapa menit kemudian Jenni membuka obrolan.
"oh iya kita kan udah semester 2 nih kira-kira kalian mau ngelanjutin kemana nih."
"aku sih pengen nya kuliah di Bandung sih." balas Yuta.
"kalau kamu gimana na?"
"aku sebenar nya pengen banget bisa kuliah di luar negeri kaya kuliah di korea."
"wah bagus tuh na."
"iya tapi perekonomian keluargaku kaya gini mana mungkin aku bisa kuliah di sana."
"pasti bisa lah na, tidak ada yang mustahil di muka bumi in."
"oh iya aku lupa na tadi bu Risma nawarin beasiswa keluar negeri gitu di kelas tadi pas kamu ga masuk."
"eh iya na aku lupa ngasih tau jadi besok kamu coba aja daftar ke bu Risma."
Setelah sekian lama berbicang-bincang tidak terasa hari sudah malam dan kita semua memutuskan untuk pulang.  Malam ini jalanan tampak lengang tidak seperti biasanya.
"assalamualaikum."
"waalaikumsalam." jawab adik-adik ku yang sedang ribut hanya karena keripik pisang yang di buat oleh ibu.
"ibu mana?" tanyaku.
"lagi nganterin jahitan kak, ih Nata kamu udah banyak makan ini kakak baru dikit." jawab nya.
karena pusing melihat kelakuan mereka aku putuskan untuk langsung naik ke kamar dan beristirahat. Aku melihat keluar jendela dan sekarang adalah bulan purnama. Bulan itu seperti mengatakan kepadaku" ada jalan ada tujuan, bukan sebuah kebetulan maupun ketidaksengajaan. Tidak ada yang mustahil, jika pikiran dan kehendak kamu adalah mungkin dan begitu juga sebaliknya." bulan tersebut seakan-akan bisa membaca pikiranku. Dan ibuku pernah berkata"akhir dari sebuah pilihan adalah awal dari sebuah hasil." dan malam ini aku bertekad akan selalu semangat dalam meraih cita-cita tidak usah hiraukan orang lain, berhasil atau tidaknya itu urusan belakangan setidaknya aku sudah berusaha keras. SEMANGAT!!!
Keesokan harinya aku langsung menemui bu Risma dan untung nya masih tersisa untuk 1 orang lagi untung saja aku tepat waktu. Tes tersebut di adakan lusa makadari itu aku harus siap-siap daei sekarang bahkan dia libur kerja 2 hari demi bisa belajar untuk tes ini.
"gimana na udah daftar kan?" tanya Jenni.
"udah kok untung aku tepat waktu."
"oke mantap."
"kapan tes nya na?" giliran Yuki yang bertanya.
"lusa ta."
"kalau kamu ada materi yang susah atau ga paham kita siap bantu kamu." kata Yuta dengan semangat yang menggebu-gebu.
"oh ya katanya Kristal juga ikutan beasiswa ini."
"DEMI APA WOY." ucap Yuki ngegas.
"gausah ngegas juga kali." balas Jenni sewot sambil membekap mulut Yuki.
Aku hanya geleng-geleng kepala menghadapi mereka yang tiada henti nya mengoceh.
Di sisi lain.
"kamu yakin mau ikutan beasiswa ini?" tanya Lisa.
"aku yakin dan aku bakal bikin permainan yang lebih seru lagi, tunggu tanggal mainnya Nada." desis Kristal.
"kamu mau bikin rencana apa lagi?" tanya Clara.
"sini" sembari merangkul kedua teman nya dan menceritakan rencananya.
"oke" ucap mereka serentak.
2 hari kemudian dimana hari ini adalah tes beasiswa di laksanakan, aku benar-benar deg degan sekarang tapi di belakang ku ada keluaga serta Yuta dan Jenni yang setia mendukungku dan apalagi Yuta dan Jenni sudah di baut susah olehku karena membantuku untuk belajar dan kini tibalah saat nya aku untuk berjuang dan tidak membuat mereka semua kecewa tidak lupa aku kemarin berziarah ke makam ayahku untuk meminta restu agar di lancarkan saat tes nanti dan mendapatkan hasil memuaskan. Hari ini Yuta dan Jenni menjemputku dengan mobil Jenni katanya aku takut kenapa napa di jalan.
"Nanaaaa.." teriak Yuta.
Tapi yang keluar malah ibu nana dan nana menyusul di belakangnya.
"eh ada Yuta sama Jeni."
"eh iya bu." sambil menciumi tangan ibu nana.
"mau jemput nana bu, nana nya mana ya bu?" tanya Yuta sambil mengintip-ngintip di depan pintu mencari keberadaan nana.
"eh Yuta Jenni ayo berangkat." Ucapku.
"eh ayo na."
Sebelum pergi aku memeluk dan mencium tangan ibu sambil meminta restu agar semua di lancarkan."
"hati-hati ya nak, ibu doakan yang terbaik untuk kamu, SEMANGAT!! Kamu pasti bisa." ucap ibu yang membuat nana semangat.
"ayo na kita berangkat entar telat."
"ibu aku berangkat dulu." pamit ku sambil mencium tangan ibu.
20 menit berlalu dan kini aku tiba di sekolah dan Yuta dan Jenni mengantarku sampai ruangan tes.
"semangat na aku padamu." ucap Yuta dengan nada alaynya.
Ujian sudah di mulai dan aku sedikit kesusahan tapi masih bisa di atasi olehku. 2 jam sudah berlalu akhirnya waktu tes sudah habis dan alhamdulillah aku bisa menyelesaikan nya tepat waktu.
Yuta dan Jenni sudah menungguku di depan ruangan tes dengan Jenni yang membawakanku sekotak susu cokelat.
"gimana? Gimana? Kamu bisa kan ngisinya."
"alhadulillah bisa" mendengar ucapan nana seperti itu mereka berdua menjadi lega karena perjuangan mereka tidak sia-sia.
"hasilnya kapan keluar na?"
"hmm katanya sih 2 mingguan gitu."
Mereka hanya ber oh ria mendengan perkataan nana.
2 minggu kemudian dan tibalah saatnya pengumuman hasil tes beasiswa, pengumuman akan di tempel di mading sekolah nanti pas istirahat.
"Yuta Jenni aku deg degan banget ini gimana dong gimana kalau aku ga lolos, gimana dong gimana." tanya ku yang sudah parno duluan.
"tenang kamu pasti lolos kok, kita jamin." menenangkan nana.
"iya na seenggak nya kamu sudah berusaha na."
Kringggg...kringggg...
Bel istirahat pun berbunyi perasaan aku benar-benar sudah tidak karuan dan sebagian orang sudah berlarian ke mading untuk melihat hasil pengumuman tes beasiswa.
" na.. na.. ayok kita liat hasilnya."
"sebelum itu kita doa dulu."
Selesai berdoa kita pergi ke mading yang sudah di kerubuni banyak siswa dengan santai nya Yuki menerobos kerumunan. Di lihat nya daftar nama dengan baik-baik tetapi nama ku tidak ada dan sekali lagi aku lihat baik-baik tapi hasilnya tetap saja nihil tidak ada namaku. Yuta dan Jenni pun sudah berusaha mencari tapi tetap tidak ada nama ku.
"na kok nama kamu ga ada sih na padahal aku udah cari berkali-kali tapi tetap tidak ada."
"kita tanya ke bu Risma aja." ajak Jenni tanpa aba-aba langsung menarik keduanya ke ruang guru.
Sesampainya di ruang guru.
"ibu maaf mau nanya apa iya nana ga lolos bu?" tanya Yuta.
"seperti data yang ibu lihat dan kalian lihat nama Nada tidak ada." balas bu Risma.
"masa sih bu dan kenapa nama Kristal malah ada di data sana."
"pasti ada yang tidak beres bu." timpal Yuta.
Aku pulang dengan rasa sedih yang amat mendalam karena apa yang dia lakukan telah sia-sia.
"assalamualaikum."
"waalaikumsalam nak gimana hasilnya?" tanya ibu antusias dan melihat ibu seantusias ini aku jadi tidak tega memberi tau ibu bahwa aku tidak lolos dan terpaksa aku harus bohong lagi.
"b-belum keluar bu hasilnya katanya di undur." jawabku kaku.
"oh gitu yah nak yaudah sekarang kamu makan dulu" perintah ibu sambil membelai rambutku lembut
Hari ini mood ku sudah hancur parah aku merasa malu kepada teman-teman ku dan kecewa kepada diriku karena hasilnya tidak memuaskan, tanpa sadar aku sudah masuk ke alam mimpi.
"nana" panggil ayah.
"ayah?" jawab nana kaget "ayah ada di sini?"
"iya na ayah di sini, gimana hasil nya tes kamu?"
"maaf yah aku belum bisa kasih yang terbaik buat ayah sama ibu."
"kamu harus ingat na dan selalu percaya bahwa kamu bisa dan kamu harus berusaha untuk yakin apa yang kamu inginkan akan tercapai."
"aku udah ga bisa lagi gapai cita-cita ku lagi yah aku udah gagal."
"kamu bisa na." sambil memeluk ku dan tanpa sadar itu hanya mimpi dan sekarang fajar telah menyapaku.
Semenjak kejadian kemarin aku jadi malas untuk sekolah, setibanya di sekolah aku langsung menuju ke taman belakang sekolah dan tiba-tiba Kristal dan geng nya menghampiri ku.
"kasian banget sih yang ga lolos tes." Kristal memulai pembicaraan.
"gajadi deh kuliah di luar negeri."
"makanya jangan banyak halu kamu." ucap Lisa sambil meremehkan.
"udah yuk kita pergi aja ga guna juga lama-lama di sini." ucap Kristal sembari melangkah pergi menjauh dari ku.
Aku memang sudah emosi mendengar perkataan nya tapi aku harus sabar jika aku meladeni nya lantas apa bedanya aku sama dia.
Hari ini waktu berjalan sangat lambat menurutku, aku sengaja tidak langsung pulang aku ingin ke taman belakang sekolah, setelah beberapa menit kemudian ada anak cewe kelas 11 yang menghampiri ku dan aku heran ngapain dia menghampiri ku.
"hai kak" sapa anak itu.
Anak itu bernama Agnes dari dari kelas 11 IPS 1.
"iya dek ada apa" jawabku bingung.
"ada hal yang mau aku kasih tau ke kakak sebenarnya pengen kasih tau kakak dari kemarin-kemarin tapi aku takut bilang nya ke kakak."
Aku menyernyit karena benar-benar bingung dengan maksud dan tujuan anak ini.
"apa itu dek cerita aja ke kakak jangan takut."
"jadi waktu itu....
Flashback mode on by Agnes.
Jam 7 malam aku baru ingat kalau ada barang ku yang tertinggal di sekolah dan itu sangat penting sekali jadi mau tidak mau aku harus mengambil nya ke loker sekolah oh iya sekolah ku selalu di buka hanya kelas-kelas saja yang di kunci selebihnya tidak.
Aku sudah minta izin satpam sekolah untuk masuk mengambil barang ku yang tertinggal, selama aku menuju loker ku suasana sekolah damai-damai aja dan aku mengambil barangku dengan cepat karena aku sedikit takut dan lampu-lampu sekolah yang sebagian mati. Setelah mengambil barangku aku melihat seperti ada 3 orang yang sedang mengendap-ngendap masuk ke ruang guru. Awalnya aku tersentak kaget melihat mereka aku pikir itu hantu tapi aku lihat kaki nya ternyata kakinya masih berpijak ke tanah.
Karena aku penasaran aku mengikuti mereka sekaligus penasaran dengan apa yang mereka lakukan, setelah sampai di ruang guru ternyata mereka sedang sibuk mencari berkas-berkas gitu dan aku gatau berkas apa yang mereka cari. Setelah mendapatkan apa yang mereka cari mereka langsung menghapus dan mencoret-coret kertas berikut dan aku hanya bisa memperhatikannya dari jauh, beberapa menit kemudian mereka keluar dari ruang guru dan aku langsung bersembunyi di balik pohon.
Karena aku penasaran aku langsung masuk ke ruang guru dan melihat apa yang sudah mereka buat dan ternyata mereka menukar hasil tes milik Nada Alexandria Gautama menjadi milk Kristal Analia Witama.
Flashback mode off
"APPAA!!" teriakku.
Mendengar cerita tersebut aku makin geram dengan kelakuan Kristal dan kawan-kawan nya. Setelah mendengar itu aku langsung pulang dan tidak lupa berterima kasih kepada Agnes, semalam aku sudah menceritakan semuanya kepada Yuta dan Jenni. Keesokan hari nya kita bertiga sudah siap untuk melaporkan ulah Kristal kepada bu Risma, sesampainya di sekolah kita langsung pergi ke ruang guru kebetulan sekali kepala sekolah ada di situ.
"ada apa Nada Yuta Jenni pagi-pagi udah kemari." tanya bu Risma.
"ibu hasil tes kemarin ada yang sabotase bu." ucap ku mendahului Yuta.
"sabotase gimana na?"
Mendengar perbincangan kami kepala sekolah pun mendengar nya.
"siapa yang menyabotase nya Nada?" tanya pak kepala sekolah.
"Kristal dan teman-teman nya" ucapku tegas dan pasti.
Mendengar itu bu Sarah langsung memanggil Kristal dan kawan-kawan nya menuju ruang BK. Kristal hanya pasrah dan nurut ketika bu Sarah memanggilnya, ketika sampai di ruang BK tanpa basa-basi langsung di lontarkan pertanyaan dan di sana masih ada kami bertiga.
"apa benar kamu sabotase tes waktu itu." bukan bu Sarah yang bertanya melainkan bu Risma langsung.
Kristal dan kawan-kawannya hanya diam.
"apa iya kalian yang sabotase tes kamaren." bukan tanya bu Risma melaikan pertanyaan langsung dari kepala sekolah.
"en-eng-engga bu." jawab Kristal kaku dan aku yakin detak jantung nya sudah berhenti seketika.
"jangan bohong kamu, lantas ini siapa?" tanya bu Siska dengan meperlihatkan laptop nya yang berisi rekaman CCTV.
Kristal makin ketakutan dan aku semakin yakin aliran darah nya sudah tidak mengalir.
"berani-berani nya kamu berbuat seperti itu, kelakuan kamu udah kelewat batas." ucap kepala sekolah.
"udah pak keluarin aja dia dari sekolah pak." ucap Yuta mengompori kepala sekolah.
Saat itu juga aku langsung membekap mulut Yuta yang akhirnya dia di pelototi oleh bu Sarah.
Hampir setengah jam Kristal dan kawan-kawannya di marahi habis-habisan oleh kepala sekolah dan guru-guru lain akhirnya mereka di beri hukuman yaitu di skors selama 3 bulan dan hukuman itu sudah di ringankan yang asalnya mereka mau di keluarkan dari sekolah ini tapi mereka memohon-mohon kepadaku dan juga kepala sekolah dan alhasil mereka mendapat hukuman di skors.
Akhirnya aku lolos di tes beasiswa kali ini ke korea dan aku di biayai full dari sekolah. Dan akhirnya aku membuat bangga keluargaku dan teman-teman ku yang sudah setia mendukung dan membantu ku.
Tidak terasa yah hari kelulusan pun tiba dimana kita akan melepas masa-masa indah kita si SMA dan kita semua akan menempuh ke jenjang yang lebih tinggi, berat rasanya berpisah dengan teman-teman ku selama ini tapi mau gimana lagi kita harus menggapai cita-cita kita masing-masing. Kita tidak menyia-nyiakan moment kelulusan ini makadari itu kita berfoto sebanyak-banyaknya buat jadi kenangan.
Oh iya hari keberangkatan ku tinggal 2 hari lagi jadi aku menghabiskan waktu dengan teman-teman ku dan keluargaku sebelum aku tinggal pergi ke korea.
Hari keberangkatan pun tiba dan aku di di antar oleh Yuta, Jenni, Ibu, Bella, dan Nata.
"kamu hati-hati yah di sana." ucap Yuta sambil memelukku.
"kamu kalau udah pulang ke indonesia langsung kabarin kita yah." ucap Jenni sambil memeluk ku juga.
"ih udah dong kok malah pada nangis sih, malu tuh di liatin orang." ucapku tersenyum meledek.
Sekarang giliran ibu dan adik-adik ku yang memeluk ku.
"kak pasti nanti rumah sepi ga ada yang ngejailin kita lagi." ucap Nata.
"please deh nat, kakak Cuma pergi mukan mati." Ucapku meledeknya.
"kakak baik-baik di sana jaga kesehatan ya kak."
"kamu hati-hati ya di sana belajar yang bener dan jangan kecewain ibu." ucap ibu sambil mencium kening ku.
Suasana di sini sangat mengharukan aku tidak sanggup dan akhirnya air mata aku pun jatuh tanpa izin. 10 menit lagi pesawat akan berangkat jadi aku harus buru-buru.
"aku pamit ya bu, Bella, Nata, Yuta,Jenni nanti kita ketemu lagi." aku memeluk semuanya lalu langsung naik ke pesawat.
Di perjalanan aku sangat bersyukur sekali karena di kasih kesempatan untuk kuliah di luar negeri. "ayah aku berhasil, terima kasih atas nasehat yang selalu ayah berikan ketika ayah masih hidup" lirih ku pelan.
Setelah beberapa bulan di korea, kuliahku berjalan dengan lancar dan aku kuliah sambil kerja karena suara ku yang menurut di sini bagus jadi aku bekerja sebagai penyanyi dan gajinya lumayan besar dari pada di cafe dulu dan uang itu selalu aku kirimkan kepada ibuku setiap bulannya itung-itung menambah biaya sekolah adik-adikku.
Kini cita-citaku benar-benar sudah tercapai dan semua itu hasil kerja keras ku. Ini bukan sekedar tentang sepintar apa dirimu, setinggi apa kemampuan mu, juga sebanyak apa hartamu tetapi ini juga tentang bagaimana usahamu untuk mencapai dan mempertahan kan maupun meningkatkan apa yang kamu inginkan.
Orang yang hebat adalah orang yang mampu berfikir tentang masa depan yaitu orang yang mampu melakukan sesuatu untuk perubahan dan ingat!! Sukses di lakukan dengan persiapan,usaha,dan doa. Sukses di lakukan oleh orang yang bisa berfikir dan bertindak dan melakukan sesuatu tanpa di tunda.
GOOD LUCK    -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun