Mohon tunggu...
Putri Asmara Dirgantari
Putri Asmara Dirgantari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa psikologi

psikologi pendidikan anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Mengetahui Kepribadian, Sikap, dan Psikologi Kognitif pada Pembelajaran Anak Usia Dini

13 Juni 2023   00:49 Diperbarui: 13 Juni 2023   01:39 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Usia dini meliputi anak yang berusia 0-6 tahun. Yang termasuk kedalam kelompok anak usia dini adalah baru lahir, masa bayi, kelompok bermain, taman kanak-kanak, dan dilanjutkan pada sekolah dasar pada kelas rendah.

Bidang pengembangan anak dalam pendidikan anak usia dini ada enam, keenam bidang ini harus dikembangkan untuk mengasah kemampuan anak sebagai modal dasar bagi kehidupan mereka nanti yaitu diantaranya: nilai agama dan moral, fisik motorik, sosial emosional, kognitif, bahasa dan seni. Salah satu bidang yang perlu ditonjolkan kepada anak usia dini adalah kognitif, karena pada bidang pengembangan kognitif meliputi kemampuan berpikir kritis dan penyelesaian masalah. Anak usia dini juga memiliki motif yang kuat ke arah pembentukan sendiri dalam jiwanya, dengan dorongan ini seorang anak usia dini secara spontan berupaya mengembangkan dalam membentuk dirinya melalui pemahaman terhadap lingkungan anak. Anak dapat menguasai sejumlah pengetahuan, keterampilan dasar dan kreativitas sesuai dengan kebutuhan.

pada pembahasan diatas, orang tua dan guru memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan anak dalam segala bidang. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tua untuk mengembangkan kemampuan anak?

Orang tua dan guru perlu mengetahui terlebih dahulu seperti apa kepribadian dari anak, karena semua manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Perbedaan tersebutlah yang membuat masing-masing anak memerlukan perlakuan yang berbeda dari masing masing-masing perbedaan tersebut. terdapat 5 faktor yang dapat digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang:

1. Neuroticism (Neurotisme) 

menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan. 

2. Extraversion (Ekstraversi) 

merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Menurut penelitian,seseorang yang memiliki faktor extraversion yang tinggi, akan mengingat semua interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan seseorang dengan tingkat extraversion yang rendah 

3. Openness (Keterbukaan) 

merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan, karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru. 

4. Agreeableness (Keramahan) 

dapat disebut juga social adaptability atau likability yang mengindikasikan seseorang yang ramah,memiliki kepribadian yang selalu mengalah,menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. seseorang yang memiliki skor agreeableness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki value suka membantu, forgiving, dan penyayang. 

5. Conscientiousness (Kesadaran) 

dapat disebut juga dependability, impulse control, dan will to achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan self discipline seseorang. Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang well organized, tepat waktu, dan ambisius.

Orang tua dan guru juga perlu memperhatikan pengembangansikap untuk membentuk karakter pada anak. pengembangan sikap bukan hanya sebagai dampak dari pengembangan pengetahuan dan keterampilan saja loh! Tetapi, juga untuk membentuk kebiasaan lebih lanjut agar anak memiliki perilaku yang akhirnya menjadi sikap dan karakter yang baik. Pengembangan sikap mencakup seluruh aspek perkembangan, yang mana memiliki arti bahwa sikap berada di aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial-emosional, bahasa dan seni.

Cara atau strategi menanamkan sikap kepada anak dalam pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini yaitu diantaranya:

  1. Anak dikenalkan dengan perilaku dan nilai yang baik dan seharusnya (knowing the good).

  2. Anak diajak membahas untuk memikirkan dan mengerti mengapa ini baik dan itu tidak baik (thinking the good).

  3. Anak diajak merasakan manfaat bila perilaku baik itu diterapkan (feeling the good).

  4. Anak diajak melakukan perilaku yang baik (acting the good).

  5. Anak dibiasakan untuk menerapkan sikap baik dalam setiap kesempatan (habituating the good).

Hal terakhir yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan guru adalah pengembangan kognitif pada anak. Sebagian besar psikolog yang beraliran kognitif yang berkeyakinan bahwa perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak baru lahir. Proses perkembangan kognitif berkaitan dengan tingkat serta kecerdasan intelegensi yang menunjukan berbagai minat terutama sekali ditunjukan pada ide, gagasan, minat belajar. Stimulasi kemudian diperlukan untuk pengamatan aspek kognitif tersebut. Pemahaman metode pengembangan berkaitan dengan hal itu sangat diperlukan terutama dalam belajar. Perkembangan kognitif anak usia dini meliputi :

  1. Belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan untuk memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari hari hari dengan fleksibel serta diterima sosial dan menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru.

  2. Berpikir secara logis dengan berbagai perbedaan, klasifikasi, pola berinisiatif, berencana, serta mengenal sebab dan akibat.

  3. Berpikir simbolik, kemampuan mengenal, menyebutkan, serta menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf, dan merepresentasikan benda serta imajinasi dalam bentuk gambar.

Referensi:

Rozi, F., Hidasari, F. P., & Haetami, M. (2019). Hubungan Kepribadian Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Di Sma Negeri 9 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 9(2).

Hasibuan, R., & Suryana, D. (2022). Pengaruh Metode Eksperimen Sains Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3), 1169-1179.

SE, F. H., & Psi, S. PSIKOLOGI KOGNITIF UNTUK ANAK USIA DINI. In PROSIDING  SEMINAR NASIONAL TAHUNAN II PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (p.39).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun