Mohon tunggu...
Putri Ariza
Putri Ariza Mohon Tunggu... karyawan swasta -

a savvy flashpacker, detailed observant, and a Sigur Ros-fetish

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum Louvre untuk First-Timers

19 September 2014   05:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:16 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Louvre. Museum yang paling dikunjungi di seluruh dunia ini terletak di jantung kota Paris, membuatnya menjadi atraksi turis top selain Eiffel Tower. Museum yang dibuka pada tahun 1793 ini adalah salah satu museum terbesar di dunia, dengan 380.000 item seni yang dipamerkan dan menerima lebih dari 9.7 juta orang per tahun. Sejarah panjang meliputi museum ini, dimulai ketika Louvre berperan sebagai benteng kerajaan Prancis pada abad pertengahan sampai masa modern ketika piramida kaca ditambahkan. Louvre terletak di 1st arrondisement, untuk mencapai ke sana, kita harus turun di stasiun metro Line M1 Palais Royal-Musee du Louvre. Louvre adalah salah satu “dream came true” saya karena terobsesi sewaktu dulu baca The Da Vinci Code dan siapa sih yang gak mau melihat Mona Lisa langsung? Makanya ketika berhasil masuk ke piramida fenomenal karya I.M. Pei itu, saya gak berhenti senyum-senyum sendiri karena seneng. Museum ini buka setiap hari kecuali Selasa, dan dibuka pukul 9 pagi. Pada tanggal 1 Januari, 1 Mei, dan 25 Desember, museum ditutup. Jangan lupa, kalau kebetulan berkunjung di bulan Oktober sampai Maret, setiap hari Minggu pertama di bulan berjalan, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk alias gratis. Tiket masuk museum ini adalah 12 euro untuk pengunjung berumur 18 tahun ke atas, di bawah itu gratis. Saya sarankan, untuk menghindari antrian panjang, datanglah pukul 9 pagi. Terik matahari Paris ketika summer sama sekali tidak nyaman. Untuk memperkaya pengetahuan, sewalah Nintendo 3DS Audio Guide seharga 5 euro di konter tiket supaya ngerti tentang karya yang dipamerkan karena tidak semua papan display item seni menjelaskan dalam bahasa Inggris. Karena backpacker miskin, jadilah saya hanya ditemani peta gratis, sambil menebak-nebak apa inti papan display yang rata-rata dalam bahasa Prancis itu sambil sesekali nguping guide yang pakai bahasa Inggris dan ngomong kenceng-kenceng. Kalau punya uang lebih, sewalah audio guide! Kepake banget kok. Museum ini adalah museum seni yang menyimpan karya-karya dari berbagai masa. Terdapat 8 departemen seni di museum ini: Near Eastern Antiquities, Egyptian Antiquities, Greek, Etruscan and Roman Antiquities, Islamic Art, Sculptures, Decorative Arts, Paintings, and Prints and Drawings. Semuanya memiliki fansnya masing-masing. Memang kalau mau ke sini, kamu harus bisa menentukan “Apa yang ingin saya lihat?”. Setiap orang punya minat yang berbeda-beda.

Idealnya, diperlukan berkali-kali kunjungan supaya bisa melihat semua koleksi Louvre (kalau kamu bener-bener pencinta seni), tapi rata-rata pengunjung yang baru pertama kali ke sini pasti pengen melihat “semua yang penting-penting dalam waktu singkat”. One and quick shot. Pilihan logis kok soalnya jarang orang yang bisa ke Paris dan mendedikasikan 1 hari penuh di museum ini. Well, Louvre itu sangat luas dan besar, kadang antar 1 item seni dengan lainnya bisa jauh sekali. Tapi bukan tidak mungkin kita bisa melihat yang penting-penting dalam kunjungan singkat. Ada 3 karya masterpiece yang biasa dicari first-timers di Louvre: Mona Lisa, Venus de Milo, dan Winged Victory of Samothrace. 1. Mona Lisa. Lukisan karya Leonardo da Vinci ini dinobatkan sebagai karya seni yang paling dikunjungi (6 juta orang per tahun!), paling dikenal, dan paling banyak ditulis. Tak heran, kita harus berebut dengan ratusan orang lainnya kalau ingin melihatnya di Louvre. Lukisan cat minyak ini surprisingly small, hanya 77 x 53 cm gak sebanding dengan lukisan-lukisan lain di Salle des Etats. Lukisan ini pula yang sampai dilindungi kaca tebal anti peluru yang mampu mengontrol suhu  di dalamnya. Siap-siap mengantri dengan selfie-hunter lainnya di depan lukisan berumur hampir 500 tahun ini!

image
image
2. Venus de Milo atau Aphrodite de Milo. Patung mahakarya yang ditemukan di Pulau Milo Yunani oleh Yorgos Kentrotas ini diperkirakan dibuat 100 tahun sebelum masehi oleh pematung Alexandros of Antioch. Diciptakan untuk menghormati dewi cinta dan kecantikan, Aphrodite, patung setinggi 2 meter ini menjadi terkenal karena kedua tangannya hilang. Menurut pendapat saya, patung topless ini memang cantik, lekuk tubuhnya sempurna dan sirat wajahnya anggun. Francois, teman Parisien saya hanya bergumam “So beautiful… so beautiful…” ketika saya tanya bagaimana pendapatnya.

image
image
3. Winged Victory of Samothrace. Sayangnya, kunjungan terakhir saya ke Louvre melewatkan patung setinggi 2.4 meter ini dan nyesel banget rasanya. Patung megah ini disebut-sebut sebagai “masterpiece terhebat dari semua patung-patung Yunani”. Patung diciptakan sekitar 200 tahun sebelum masehi oleh Pythokritos dan dipajang di Louvre sejak 1882 atas inisiatif Charles Champoiseau. Kalau kita perhatikan baik-baik, postur patung ini seakan diterpa angin kencang dan dia berdiri agar tetap tegak berjuang melawan angin. Postur ini diyakini adalah simbol perjuangan dan takdir, makanya diciptakan untuk menghormati dewa kemenangan, Nike. Selain 3 “cewek” di atas, para first-timers biasanya mengincar ini juga, silakan dipilih sesuai minat dan kemampuan jalan kaki, hehehe: 4. The Dying Slaves. Patung marmer Italia karya Michelangelo ini salah satu item Renaisans yang paling diincar penggila seni patung. Dibuat untuk menggambarkan perbudakan di Italia pada masa itu.

image
image
5. Louvre Medieval. Pada awal pembangunan, Louvre memang dimaksudkan untuk menjadi benteng dari serangan Inggris. Nah, bagian ini sengaja disisakan agar pengunjung bisa melihat fondasi gedung museum yang dulunya adalah benteng.

image
image
6. Patung Great Sphinx of Tanis di Egyptian Antiquities. Patung granite yang diciptakan sekitar 4500 tahun yang lalu ini disebut-sebut sebagai sphinx terbesar yang berada di luar Mesir.

image
image
7. The Coronation of Napoleon. Napoleon sendiri yang menyuruh sang seniman Jacques-Louis David untuk membuat lukisan dengan panjang hampir 10 meter ini. Lukisan ini memang lukisan cat minyak raksasa, senimannya membutuhkan waktu 3 tahun untuk menyelesaikannya. Setelah selesai pengerjaan, lukisan sempat disimpan di Chateau de Versailles sebelum dipajang di Salle Mollien Louvre. Kalau kita iseng menghitung jumlah gambar manusia di dalamnya, kita akan mendapati ada 200 manusia, termasuk Josephine istri Napoleon, Paus Pius VII, bahkan sang seniman sendiri!

image
image
8. Napoleon’s Apartment. Sebelum Chateau de Versailles menjadi istana kerajaan, raja dan ratu Prancis berdomisili di Louvre, termasuk Napoleon III. Napoleon memiliki ruangan pribadi sendiri dan mendekornya sesuai seleranya. Ketika Louvre menjadi museum, apartemen Napoleon ini dibiarkan seperti rupa awalnya dan akhirnya kita bisa menyaksikan betapa “berat” selera dekor sang raja. Apartemen ini terdiri atas ruang makan, ruang tidur, dan beberapa ruang tamu. Jangan tertukar dengan Napoleon I yah, ruang ini milik Napoleon III, keponakan dari Napoleon I.

image
image

image
image
9. Cour Puget dan Cour Marly. Kedua bagian ini sebenarnya dua teras dan halaman luas untuk melengkapi Napoleon’s Apartment. Patung-patung Prancis dari abad 17 sampai 19 menghiasi halaman ini. Pada tahun 1993, I.M. Pei perancang piramida Louvre juga menambahkan kubah kaca raksasa untuk menutup halaman ini. Saya sendiri enjoy sekali duduk-duduk di sini, selain patung-patung besarnya indah, terdapat juga kursi-kursi untuk istirahat sejenak setelah capek jalan kaki.

image
image

image
image
Saya mengunjungi semuanya kecuali Winged Victory of Samothrace dan harus berjalan kaki jauh dari satu ke yang lain selama 3 jam saja. Tapi, totally worth it. Menjadi saksi karya-karya terbesar sepanjang sejarah adalah suatu kepuasan tersendiri. Lebih baik buka website Louvre sebelum mengunjunginya dan pelajari “Visitor Trails” yang ada supaya kamu bisa menentukan mau lihat apa di sana. Minat orang kan beda-beda. Tapi sebagai pengunjung pertama kali, bolehlah ikut saran saya di atas. Saya sendiri kalau dikasih kesempatan ke sana lagi (amiiiin!) mau mampir ke Islamic, Near Eastern dan berlama-lama di Egyptian Antiquities. More about Europe budget travel: travelitarius.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun