Mohon tunggu...
Putri Arimbi
Putri Arimbi Mohon Tunggu... -

Cake Lover | Enterpreneur | Freelancer | MC | Duta Bahasa Prov. Aceh 2011 | Benang Merah Production | @Ms_Arimbi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banda Aceh Car Free Day

20 November 2012   06:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:01 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini pengalaman seorang warga Kota Banda Aceh yang agak sedikit kolokan. Ya, setelah beberapa bulan kegiatan car free day diberlakukan setiap minggunya di beberapa ruas jalan protokol Kota Banda Aceh, baru hari ini aku ikut serta. Payah..payah (-_-") Kegiatan car free day ini merupakan agenda dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh yang menjadi salah satu daya tarik untuk menggencarkan program Visit Banda Aceh. Menarik sih, mungkin untuk kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung kegiatan ini sudah lama dijalankan. Tapi untuk Aceh kegiatan ini cukup baru dan menarik perhatian banyak warga. Selain itu arena car free day juga menjadi salah satu ajangngeceng muda-mudi. Ya, siapapun, dari kalangan manapun, dan gaya apapun bisa ditemui disini, hehehehe...itu sih pendapatku :D Aku cukup beruntung karena car free day hari ini bertepatan dengan acara Hari Toleransi Internasional dan Kampanye Keberagaman dan Perdamaian. Jadi acara-acara dan atraksi yang ditampilkan jauh lebih meriah dan menarik dibanding minggu-minggu sebelumnya. Ada penampilan dari Gram Audio Family, Funky Naughty Aceh, Barongsai yang berkolaborasi dengan Seudati, tak ketinggalan aksi paling hits dan paling diminati saat ini, Gangnam Style Dance. Seru dan meriah walau harus bersusah payah mendapat posisi strategis untuk menonton dan kucing-kucingan dengan cahaya matahari yang cukup menyengat. Selepas beberapa kegiatan dari arena car free day, acara Peringatan Hari Toleransi dan Kampanye Keberagaman dan Perdamaian dilanjutkan dengan karnaval budaya. Ada beberapa komunitas yang turut ambil bagian dalam karnaval budaya ini. Diantaranya adalah ABC (Aceh Bicycle Community), Sanggar Nurul Alam, Darah Untuk Aceh, ikatan warga Pasundan, ikatan warga Minang, Papua, Batak, Melayu dan beberapa suku lain. Yang tak kalah menarik perhatian adalah pertunjukan barongsai yang berkolaborasi dengan tari seudati. Juga gadis-gadis Tionghoa dengan cheongsam mereka, cantik. Rute karnaval dimulai dari arena car free day dan berakhir di Museum tsunami Aceh.

1353391765874633634
1353391765874633634
Ternyata Aceh juga merupakan daerah multikultural dan multietnis. Walaupun minoritas, tapi mereka adalah bagian dari Aceh. Menghargai dan toleransi itu penting untuk menjaga perdamaian. Sudah semestinya kita sebagai makhluk Tuhan menghargai sekecil apapun perbedaan itu. Karena beda itu adalah anugerah jika kita bisa menghargainya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun