Grobogan (14/08) – Pandemi COVID-19 tengah menjadi fokus utama saat ini. Segala bentuk kegiatan disesuaikan hingga bahkan diberhentikan demi mencegah penyebaran COVID-19 lebih lanjut. Namun hal ini tidak menghalangi keberlangsungan kegiatan KKN Universitas Diponegoro tahun ini dan mahasiswa juga tetap semangat untuk mengabdi kepada masyarakat.
Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah seperti memberikan berbagai himbauan hingga melakukan pembatasan ataupun penutupan tempat-tempat umum. dalam upaya mecegah penyebaran COVID-19, namun pada realitanya angka kasus COVID-19 masih terus meningkat kian harinya. Meskipun sudah terdapat berbagai upaya dalam rangka menanggulangi COVID-19 di Indonesia, namun upaya tersebut tidak dapat berjalan dengan maksimal jika tidak diimbangi dengan tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai COVID-19.
Sebenarnya, pencegahan COVID-19 sudah banyak digembor-gemborkan dah sudah banyak pula media yang memberikan himbauan pencegahannya. Pencegahan utama COVID-19 seperti yang di rilis oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) adalah mencuci tangan dengan benar secara rutin, tidak menyentuh area mata, hidung dan mulut, menjaga jarak dan mengonsumsi makanan bergizi. Tindakan pencegahan COVID-19 sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dilakukan, namun tidak akan menjadi efektif bila tidak menjadi kebiasaan karena tingkat kesadaran yang rendah.
Berdasarkan observasi, meskipun sudah disediakan sarana untuk mencegah COVID-19, masyarakat belum melakukan dan menggunakannya dengan baik dan benar. Contoh yang paling mudah terlihat adalah tindakan cuci tangan yang dilakukan. Sebagian besar dari masyarakat belum mencuci tangan dengan benar (6 langkah cuci tangan) meskipun berbagai media telah memuat mengenai langkah-langkah cuci tangan yang disarankan. Oleh sebab itu, mahasiswi UNDIP membuat program mengenai edukasi cuci tangan yang benar kepada masyarakat sekitar.
Selin dengan mencuci tangan yang benar, gizi yang tercukupi juga merupakan kunci untuk mencegah COVID-19, mengingat COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, sehingga proses penyembuhannya memerlukan sistem imun yang kuat. Hal ini juga diperhatikan oleh mahasiswa UNDIP dalam kegiatan KKN, serta mendukung program pemerintah pusat dan daerah setempat yaitu mengenai stunting.
Stunting adalah keadaan dimana anak mengalami hambatan pertumbuhan dikarenakan kekurangan gizi yang lama. Stunting tidak hanya sekadar tinggi badan anak yang pendek, namun juga mempengaruhi perkembangan otak anak, dikarenakan perkembangan otak paling pesat terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Melihat bahwa masih tingginya kasus stunting, mahasiswa UNDIP memutuskan untuk meberikan pula sosialisasi dan edukasi mengenai stunting kepada masyarakat sekitar. Sosialisasi dan edukasi yang diberikan mencakup pengertian stunting, bagaimana stunting dapat terjadi, tanda-tanda stunting, dampak stunting bagi anak kedepannya, serta pencegahan stunting. Sosialisasi dan edukasi juga mencakup rekomendasi menu bagi anak sehingga terjadi gizi anak tercukupi.
Respon warga saat diberikan edukasi sangan positif dan mendukung, serta sebagian besar menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari saat dilakukannya evaluasi, terbukti dengan adanya kemajuan langkah cuci tangan yang dicontohkan saat evaluasi. Masyarakat sekitar pun meminta agar poster edukasi yang digunakan untuk ditempel di papan pengumuman sekitar agar warga dapat melihat kembali sewaktu-waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H