Mohon tunggu...
Esa Asmi Putri
Esa Asmi Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Quantitative Easing: Pedang Bermata Dua bagi Ekonomi Amerika dan Pasar Global

30 Maret 2024   09:20 Diperbarui: 30 Maret 2024   09:33 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Federal Reserve, CNBC

Namun, ketika kebijakan QE berakhir atau dikurangi, terjadi penarikan modal yang cepat dari negara-negara berkembang. Hal ini dapat menyebabkan gejolak keuangan dan bahkan resesi ekonomi di negara-negara tersebut. Penarikan modal yang cepat dapat melemahkan mata uang negara berkembang, menimbulkan ketidakstabilan pasar keuangan, dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara negatif.

Selain itu, dampak QE juga dapat dirasakan dalam hubungan antar-negara. Kebijakan moneter yang diadopsi oleh Amerika Serikat dapat memicu respons dari bank sentral negara-negara lain, yang kemudian mempengaruhi kebijakan ekonomi global secara keseluruhan. Pergerakan mata uang dan fluktuasi harga aset di pasar global menjadi lebih sensitif terhadap langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh bank sentral utama seperti The Fed. Oleh karena itu, meskipun QE mungkin memberikan manfaat sementara bagi negara-negara berkembang, mereka juga rentan terhadap dampak negatif yang timbul ketika kebijakan tersebut dicabut atau dikurangi.

QE mendapat kritik dari berbagai pihak atas beberapa alasan. Salah satu kritiknya adalah bahwa QE memperkuat ketidaksetaraan ekonomi. Meskipun kebijakan ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan mendukung pasar keuangan, manfaatnya cenderung mengalir ke sektor keuangan dan bisnis besar. Hal ini terjadi karena pembelian aset-aset keuangan oleh bank sentral dalam skala besar memicu kenaikan harga aset, seperti saham dan properti, yang lebih menguntungkan bagi mereka yang memiliki akses ke pasar keuangan. Di sisi lain, keuntungan bagi pekerja dan rumah tangga biasa relatif terbatas, karena QE cenderung kurang efektif dalam meningkatkan pendapatan dan daya beli mereka. Selain itu, QE juga dianggap sebagai bentuk intervensi pasar yang berlebihan, yang bertentangan dengan prinsip pasar bebas. Kritikus mengkhawatirkan bahwa campur tangan yang terlalu agresif dari pemerintah dalam kebijakan moneter dapat merusak keseimbangan pasar dan memunculkan risiko yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sementara QE dapat memberikan stimulus sementara bagi pertumbuhan ekonomi, kritik terhadap kebijakan ini menyoroti dampak negatifnya terhadap ketidaksetaraan ekonomi dan prinsip-prinsip pasar bebas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun