Keberadaan yayasan merupakan sebagai upaya untuk menggoyahkan kepemimpinan kyai. Padahal, adanya keberadaan yayasan untuk meringankan suatu beban baik di akademik maupun moral. Kecenderungan hanyak membentuk yayasan diminati kepada pesantren yang tergolong modern, dan belum berhasil untuk diminati oleh pesantren tradisional. Kyai pesantren tradisional begitu cenderung dnegan otoriter terhadap kyai pesantren modern (Qomar: 2004, 45).
Yayasan memiliki peran yang besar dalam pembagian tugas, terkait dengan kelangsungan pendidikan di pesantren. Perubahan terhadap kepemimpinan individual menuju kepemimpinan yang kolektif akan membawa pengaruh terhadap hubungan pesantren dan masyarakat lainnya.
- Pola Kepemimpinan Yang Demokratis
Kepemimpinan kyai yang demokratis merupakan kepemimpinan di dasari oleh prinsip yang saling menghormati dan menghargai antar manusia. Maksudnya adalah pemilihan pemimpin dapat dikemukakan pad setiap orang, dan patut dihargai dan dihormati. Oleh karena itu, setiap orang berhak ikut serta dalam pemilihan pemimpin dengan mengemukakan pendapatnya dan kemudian di perundingkan. Dalam pemilihan tentunya harus sesuai dengan standar yang disepakati. Seorang pemimpin dalam sebuah lembaga dapat bertanggung jawab terhadap lembaga yang dipimpinnya serta memberikan sebuah motivasi kepada para anggotanya agar tugas yang dilakukan oleh masing-masing anggota menjadi terarah dan sesuai dengan tujuan yang dicapai (Ainun Jariah: 2019, 129).
Kepemimpinan dapat dikatakan berhasil apabila ia memenuhi kebutuhan lingkungan masyarakatnya yang dibutuhkan serta menerapkan gaya kepemimpinan yang baik. Sosok kepemimpinan demokratis harus memahami karakteristik terhadap kepribadian para anggotanya. Pemimpin demokratis adalah pemimpin yang mengikutsertakan para anggotanya dalam mengambil keputusan untuk mencapai tujuan lembaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H