Dalam sebuah film yang berjudul "Hafalan Shalat Delisa" itu sudah menggambarkan ciri bahwa film ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Delisa. Ia tinggal di sebuah desa kecil dekat pantai Aceh. Ia hanya tinggal bersama sang Umi dan ketiga kakaknya dikarenakan sang Abi sedang bekerja jauh dari tempat tinggalnya. Tetapi ia mampu bersikap dewasa dan tidak pernah bersedih.
Sejak kecil Delisa sudah diperkenalkan tentang ilmu agama baik di sekolah maupun di rumah. Ketika ada suatu ujian praktek tentang shalat, Delisa dengan semangat dan terus belajar menghafal agar bacaannya lebih bagus dan lulus. Untuk memberi semangat kepada Delisa agar hafalan shalat nya bagus dan khu'su dalam ujian, Umi Delisa menghadiahkan sebuah kalung dengan bandul huruf D yang artinya Delisa. Hadiah itu akan diberikan ketika Delisa telah selesai menjalankan tugasnya dan mendapat kelulusan dalam praktek shalat nya.
Di pagi hari, dengan keadaan telah menyiapkan semuanya dan merasa bahagia karena akan mendapatkan sebuah hadiah yang diinginkannya, Delisa menyuruh Umi nya untuk membawa hadiah tersebut dengan segala paksaan. Sesampainya di sekolah, pada saat Delisa sedang melaksanakan Praktek shalat nya tiba-tiba gumpalan air laut datang dan menghampiri semua orang yang berada di sekitarnya. Banyak orang yang berteriak dan berlari menjauhi air laut tersebut namun tidak ada yang bisa menghindari semua tenggelam bersama derasan air yang mengalir.
Dengan kejadian tsunami tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa termasuk Umi dan kakaknya Delisa. Mereka telah pergi meninggalkan Delisa dengan begitu cepat. Setelah beberapa hari, Delisa baru saja di temukan oleh relawan yang selanjutnya membawa ke rumah sakit. Di samping itu, Abi Delisa yang baru mengetahui adanya tsunami di Aceh, beliau langsung mencari kabar tentang anaknya dan sampai akhirnya mereka bertemu.
Semenjak tsunami itu terjadi banyak yang hilang dari kehidupan Delisa termasuk kaki nya. Ia harus bertahan dengan kehilangan kaki nya, Umi nya, dan ketiga kakaknya. Meski begitu Delisa mempunyai banyak dorongan dari orang terdekat nya seperti suster yang telah merawat nya. Sampai akhirnya Delisa mempunyai semangat baru untuk memulai kembali hidupnya bersama abi tercinta.
Dalam film tersebut mengajarkan kita bahwa harus selalu sabar, ikhlas, dan tidak putus asa. Banyak diantara kita yang selalu menyerah atas setiap cobaan ataupun masalah yang di hadapi. Bukankah setiap ada masalah pasti ada jalan keluar bukan? Mengapa kita masih selalu saja mengeluh atas semuanya? Mulai dari sekarang tanamkan pada diri kita masing-masing bahwa kita harus semangat berjuang demi cita-cita yang telah kita impikan. Jadikanlah sebuah masalah itu sebagai hikmah yang harus patut kita syukur karena dengan diberinya masalah itu berarti Allah Swt. Sangat sayang kepada kita.
Dari untaian film "Hafalan shalat Delisa" ada sedikit kekurangan di dalamnya. Kekurangan tersebut berupa budaya Aceh nya itu sendiri, yang dimana bahasa dan adat di Aceh kurang diperlihatkan. Sehingga terasa belum komplit akan hadirnya cerita di dalamnya. Padahal film ini banyak sekali pesan yang dapat kita ambil dan dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H