***
Bel berbunyi menandakan sebuah pembelajaran akan segera dimulai kembali.
Setelah banyak perdebatan yang terjadi, aku memikirkan apa yang harus aku tulis mengenai puisi ini. Apakah aku harus menulis tentang sebuah motivasi? Aku pun bertanya kepada teman seperjuangan ku :"Ayu, By The Way kamu mau menulis tentang apa? Aku bingung nih, help me!" Sambil mengangkat sebuah alis satu. "Bukankah tadi kamu semangat banget ya, kok jadi bertanya ke aku?" jawab Ayu. "Iya sih tapi aneh kok jadi bingung gini." Kata Aku. "Ikuti sesuai hati kamu saja." Ketus Ayu. Setelah banyak pertimbangan akhirnya aku memilih tema tentang rindu, merindukan sosok seorang ayah dan ibu yang selama ini tak pernah kunjung datang.
Aku memulai menuangkan sebuah kata cinta dan kasih sayang, sampai akhirnya karya sastra aku pun berhasil di buat dan ini hasilnya.
Rindu
Rintihan tangis di setiap malam ku
Mendambakan seseorang yang hadir dalam hidupku
Memberikan seluruh cinta dan kasih sayang
Apakah aku bisa mendapatkannya?
Ayah... Ibu... Engkau dimana?
Aku menginginkan sosok yang akan menghidangkan sebuah masakan untukku
Aku menginginkan sosok yang akan memberikan sebuah hadiah untukku
Layaknya seorang anak kecil yang membutuhkan perhatian dan kasih sayangnya
Ayah... Ibu... Engkau dimana?
Apakah aku bisa menjadi mereka
Mereka yang begitu bahagia bersama keluarganya
Mendapatkan seluruh cinta dan kasih sayang
Dalam setiap baris bait, aku menangis. Seakan aku merasakan pahit yang luar biasa, aku benar-benar merindukan sosok ayah dan ibu. Aku tak pernah tahu bagaimana wajah ayah dan ibu ku, apakah sekarang mereka sedang memikirkan ku? Atau mereka hanya bersenang-senang memikirkan kehidupan masing-masing. Keluarga begitu sangat berharga bagi setiap orang, cinta dan kasih sayang kedua orang tua sangat berarti bagi setiap anak. Meski aku tahu masih ada orang yang memberikan seluruh cinta dan kasih sayang nya untukku, tetapi apakah aku tidak bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang dari kalian (ayah dan ibu).
***
Semenjak kejadian itu, aku selalu tekun dalam belajar. Melatih secara terus menerus demi mewujudkan sebuah cita-cita yaitu sebagai penulis puisi terkenal, seperti sastrawan yang aku dambakan. Sastrawan itu adalah orang yang memotivasi aku untuk terus berkarya, serta dukungan nenek yang selalu hadir. Sampai akhirnya aku menemukan titik terang dalam hidupku, kebahagiaan dalam keluarga yang sederhana.