Mohon tunggu...
Putriana Supriatin
Putriana Supriatin Mohon Tunggu... Guru - Guru Lintas Mata Pelajaran

saya menyukai tantangan dalam dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Takbir di Hati Eddy

30 Mei 2023   17:00 Diperbarui: 30 Mei 2023   16:57 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat hari lebaran semakin dekat, semakin banyak panggilan video dan panggilan suara yang di tolak olehnya. Khawatir akan melihat atau mendengat tangisan yang memintanya untuk pulang. Tapi dia selalu menjawab melalui kolom obrolan. Setelah beberapa kali mencari celah untuk mengambil waktu libur saat lebaran nanti, ternyata tetap tidak bisa. Akhirnya dia memberikan kabar bahwa dia tidak dapat pulang saat lebaran nanti.  

Hiingga saat ini, sudah hampir memasuki tahun pertamanya bekerja sebagai Building Control Staff, ia tela melewati beberapa momen penting bersama keluarganya. Namun, hal itu sama sakai tidak membebaninya selagi ia mengetahui bahwa orang tuanya dalam keadaan sehat.

Beberapa target yang sudah ia buat sudah ada yang berhasil dicapai. Pencapaian tersebut tentunya tidak membuatnya berbangga diri, karena ia takur terlena dalam euphoria sesaat.

Ini adalah ramadhan kedua yang ia jalani di perantauan. Untuk kali ini pergolakkan dan rindu semakin membuncah, anatara ia dan keluarga yang dicintainya. Beberapa kali panggilan video yang terpaksa diterima baik yang berasal dari ibunya atau para keponakan yang sudah sangat merindukan kehadirannya. Tak jarang panggilan-panggilan video itu di tolak atau sengaja dipantulkan gambar yang lain. Eddy berbicara dengan berusaha mengatur nafas dan nada bicaranya agar tetap stabil dan tidak tercekat karena ingin menangis atau ketahuan jika ia juga sebenarnya menangis menahan kerinduan. Tapi untuk kedua kalinya, ia tetap belum bisa pulang.

Kesibukan yang ia jalani telah banyak menyita waktu. Ibunya pun semakin asik dengan pesanan kue-kue dan lontong. Jadi intensitas antara ibu dan anak ini utuk bekomunikasi tidak sebanyak sebelumnya. Tapi didalam hati, tentu gelombang rindu itu semakin tinggi dan tinggal menunggu meluap saja.

Saat malam lebaran, ayah dan ibunya sibung mengurusi pesanan, dengan dibantu Mbak yang sudah seminggu berada dirumah karena anak-anak dan dirinya sudah libur sekolah. Perempuan yang bekerja sebagai guru memiliki waktu yang lebih ketika libur tiba, karena mengikuti jadwal murid.

"Amak dak tau lah kalo dak ada mbak dirumah, muangkin kacau semuanya, karena Amak sudah sibuk didapur. Ini kalau ada Mas, pasti dia tanya, mau dimasakin apa, rindu Amak dengan nasi gorengnya.” Curhatan sang ibu kepada anak perempuannya.   

Mbak hanya dapat menyunggingkan senyuman, namun ketika ia bersitatap dengan ibunya maka keduanya tak sanggup menahan air mata karena menahan rindu untuk bertemu dengan Eddy.

Eddy pulang ke kosanya yang sederhana itu. Dia selalu disambut oleh kucing-kucing peliharaannya yang sudah menanti untuk diberi makan. Takbir bergema dari setiap corong masjid. Takbir itupun bergema dan terngiang di telinga Eddy. Teringat semua suasana malam lebaran dirumahnya, yang selalu dipenuhi asap rebusan lontong pesanan lebaran. Biasanya ia yang selalu menemani ibunya begadang sampai dini hari.

Hari yang dinanti pun tiba, semua berharap untuk kembali pada fitrahnya. Tak berbeda dengan anak rantau ini, dia juga menjalankan ibadah sunnah yang dinantikan oleh setiap umat Islam tersebut.

Usai sholat, Eddy dan temannya yang sesama perantau mencari tempat untuk menepi dan menelepon kluarganya masing-masing. Tangis dan haru tak dapat dihindari ketika melakukan prosesi sungkeman melalui media dalam jaringan. Satu persatu anggota keluarga saling bermaaf-maafan secara bergantian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun