Masalah yang saya hadapi pada tahap PPL Aksi 2 ini adalah kemampuan berbicara siswa. Speaking adalah kemampuan pertama yang ada pada empat kemampuan dasar dalam mempelajari bahasa Inggris. Urutan empat kemampuan tersebut adalah Speaking, Listening, Reading, and Writing. Dalam hal ini pembelajaran saya adalah bahasa asing yang menjadi bahasa internasional yaitu Bahasa Inggris. Dari sekian banyak masalah berbicara yang muncul saya lalu memilih yang paling dominan untuk masalah keterampilan berbicara percakapan sederhana dalam kehidupan sehari-hari yaitu mengenai keterampilan berbicara peserta didik terhadap ungkapan, dalam hal ini Expression of opinion and thought.
Masalah yang saya tentukan adalah rendahnya keterampilan berbicara peserta didik dalam melakukan praktik dialog menggunakan  Expression of opinion and thought. Disini saya fokus pada keterampilan berbicara percakapan sederhana dalam konteks kehidupan sehari-hari. Peserta didik perlu untuk memahami bagaimana percakapan ini terbentuk dan apa saja bagian-bagian yang terdapat dalam percakapan. Jika peserta didik sudah memahami konsep yang ada dalam suatu percakapan/dialog akan mudah bagi mereka untuk nantinya mengembangkan ide untuk membuat percakapan mereka sendiri. Namun, jika pemahaman akan konsepnya masih belum jelas saya rasa sulit bagi mereka untuk mereancang sendiri Expression of opinion and thought yang sesuai dengan fungsi sosial, struktur teks sera unsur kebahasaan ungkapan tersebut.
Praktik baik ini perlu saya bagikan dengan tujuan utama yaitu untuk berbagi pengalaman terhadap apa yang sudah pernah saya alakukan dikelas, diharapkan ini dapat menjadi solusi ketika rekan sejawat saya memiliki masalah yang sama. Saya pun sering menanyakan pada rekan sejawat tentang solusi apa yang harus saya lakukan jika dihadapkan dengan masalah yang sifatnya akademis. Beberapa solusi yang saya dapatkan untuk mengataasi masalah saya juga berasal dari hasil wawancara rekan sejawat. Jadi, itu lah mengapa perlu sekali bagi saya untuk membagikan praktik baik ini. Semoga apa yang saya lakukan dapat memberikan inspirasi bagi teman-teman guru Bahasa Inggris lainnya.
Sebagai guru, saya membuat rancangan perangkat pembelajaran yang terdiri dari  RPP, bahan media ajar yang ditayangkan berupa slideshow power point, LKPD yang dibuat dengan aplikasi Canva, evaluasi/ tes sumatif dengan menggunakan platform digital berupa aplikasi Quizzis, dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan perangkat yang sudah dibuat dan dirancang dengan baik.
Saya memilih model Project-Based Learning dengan mengintegrasikan metode Group Discussion. Hasil dari kolaborasi model dan metode ini akan dituangkan dalam media digital Reels Instagram. Hasil yang diharapkan dari kolaborasi antara media dan metode ini adalah nantinya peserta didik dapat mengerjakan LKPD berupa video percakapan singkat dengan menyenangkan karena mereka tidak lagi menuliskan hasil analisis di buku catatannya melainkan menuangkannya ke dalam platform digital yang saat ini dekat dengan dunia mereka, mengingat peserta didik yang kita ajarkan saat ini adalah digital native yaitu generasi yang lahir dan tumbuh pada era informasi digital. Evaluasi berupa tes sumatif yang akan dilakukan juga menggunakan media digital yaitu melalui aplikasi Quizzis.
- Tantangan yang saya hadapi berasal dari berbagai aspek diantaranya adalah:
- Sarana dan prasaran sekolah yang kurang memadai. Keterbatasan sarana dan prasarana sering sekali menjadi hambatan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya guru yang ingin menerapkan TPACK di dalam pembelajarannya. Pembelajaran yang mengintergrasikan TPACK dalam syntax model pembelajaran akan memiliki banyak syarat misalnya membutuhkan perangkat seperti projector, screen projector, speaker, microphone, camera, internet connection, jaringan listirk dan masih banyak lagi perangkat penunjang lainnya. Hal ini harus seimbang dengan ketersediaan perangkat yang dibutuhkan tersebut disekolah. Jika semua sudah tersedia maka akan mudah bagi guru untuk melaksanakan aksi pembelajarannya dikelas. Jika sekolah belum memiliki perangkat seperti yang diharapkan, maka guru harus memiliki cara lain agar rencana aksinya tetap berjalan dengan baik. Misalnya saja jika sekolah belum memliki listrik guru harus terlebih dahulu mengisi daya perangkatnya dari rumah dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan perangkat mereka sendiri slideshow  power point dapat dibagikan melalui google class room atau pesan whatsapp.
- Peserta didik yang belum terbiasa.
- Masalah peserta didik yang belum terbiasa saya kira untuk pemahaman tentang model dan metode yang digunakan akan dijelaskan dibagian pendahuluan  termasuk penjelasan mengenai teknologi apa yang akan diintegrasikan dalam pembelajaran. Jika guru memelih teknologi yang sekiranya sudah familiar dikalangan peserta didik maka hal ini tidak akan menjadi kendala yang berarti. Terlebih peserta didik saat ini memiliki kemampuan untuk memahami teknologi yang lebih banyak dari gurunya. Justru terkadang guru yang akan banyak belajar dari peserta didik.
- Pengalaman guru yang terbatas.
Kendala yang paling dikhawatirkan terjadi dalam penerapan model pembelajaran yang terintegrasi TPACK didalamnya justru bersumber utama dari pengalaman guru itu sendiri. Guru yang belum melek teknologi biasanya akan memiliki model dan cara mengajar yang terkesan monoton. Hal ini lah yang menjadi fokus pada saat saya mengerjakan Lembar Kerja identifikasi masalah, ternyata masalah yang terjadi pada para peserta didik berimbas dari kemampuan guru untuk menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik masa kini. Guru masa kini atau yang biasa di sebut guru abad 21 dituntut untuk memeiliki kemampuan dibidan informasi dan teknologi. Tujuannya agar guru dapat mengimbangi kemajuan peserta didiknya. Jadi pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tapi lebih ke pembelajaran yang berpihak pada murid. Peserta didik adalah aktor utama dalam kegiatan pembelajaran. Mengkaji dari masalah ini maka sangat penting bagi guru untuk bersemangat belajar IT demi mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan diharapkan jika pembelajaran menyenangkan maka akan mudah bagi peserta didik untuk menjalankan syntax sesuai dengan apa yang sudah dirancang sedmikian rupa oleh guru. Semangat belajar sepanjang hayat adalah motivasi bagi guru dan peserta didik agar  dapat terus bergerak menuju masa depan pendidikan yang maju. Guru yang profesional  adalah guru yang mampu beradaptasi dengan mengembangkan kemampuan untuk berinovasi mengikuti perkembangan zaman.
Berikut ini adalah pihak-pihak yang terlibat selama proses praktik baik yang saya lakukan:
- Kepala Sekolah
- Kepala sekolah berperan penting dalam proses praktik baik yang saya lakukan. Saya melakukan diskusi dari mulai pembuatan rencana aksi, model dan metode yang digunakan untuk rencana aksi, proses perekaman video dikelas, hingga proses evaluasi. Kepala sekolah juga memiliki peran aktif untuk membantu keterlibatan pihak lainnya, beliau dapat menjadi motor penggerak sehingga semua pihak dapat melaksanakan peran masing-masing dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
- Kepala Tata Usaha dan Staf T.U.
- Kepala tata usaha dan staf T.U. berperan dalam bidang administrasi yang saya butuhkan. Tidak hanya kebutuhan yang sifatnya administratif saja tetapi juga pengadaan alat tulis dan perangkat keras/ hard wear berupa Projector dan kebel sambungan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dikelas.
- Teman-teman sesama peserta PPG Dalam Jabatan disekolah
- Teman-teman sesama peserta PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Gelombang 2 yang ada disekolah berperan sebagai sarana informasi untuk saya ketika harus memastikan keseragaman persepsi untuk tiap langkah kerja di program ini.
- Rekan sejawat guru disekolah
- Rekan sejawat guru berperan untuk memberikan saran dan kritik yang membangun demi hasil rencana aksi yang baik.
- Tenaga kependidikan
- Tenaga kependidikan saya butuhkan untuk membantu proses perekaman video pembelajaran yang saya lakukan dikelas.
- Peserta didik
Peserta didik adalah aktor utama dalam kegiatan praktik baik yang saya lakukan. Dikarenakan program ini adalah program profesi guru. Jadi kompetensi yang dimiliki oleh guru nantinya akan berimbas kepada peserta didik. Mereka yang akan merasakan perubahan dari pola pembelajaran yang diselenggarakan dikelas.
Berikut ini adalah Langkah-langkah yang digunakan untuk menghadapi tantangan:
- Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah.
- Melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru senior sesama pengampu mata pelajaran Bahsasa Inggris dan Ketua MGMP Mata Pelajaran Bahasa Inggris.
- Melakukan kajian literatur melalui buku, jurnal online atau artikel online.
- Melihat Kondisi Sekolah
- Merumuskan solusi yang tepat
Strategi yang digunakan:
- Model Project Based-Learning (PjBL)
- Metode Group Discussion (Diskusi Kelompok)
- Media video editor/ video converterÂ
- LKPD Reels Instagram
- Penilaian dengan melakukan penilaian proses/ observasi kelompok, komponen penilaian speaking dan tes sumatif menggunakan aplikasi Quizzis
Proses melakukan Aksi 2:
- Langkah-langkah pembelajaran
- Menggunakan Model Project Based-Learning (PjBL) dan metode Group Discussion dan media Power point (penyajian materi), aplikasi canva (mengerjakan LKPD), dan Reels Instagram untuk mengunggah video percakapan.
- Berikut ini syntax PjBL:
- Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
- Mendesain Perencanaan Proyek (Design    a Plan for the Project)
- Menyusun    Jadwal (Create a Schedule)
- Memonitor                peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and       the  Progress           of     the Project)
- Menguji      Hasil (Assess  the Outcome)
- Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)