- 1 Tali Sayap
- 1 Salempong
- 1 SulingÂ
Musik gondang tunggu tunggu dua di Tapanuli memiliki hubungan yang erat dengan konsep Dalihan na Tolu dalam masyarakat Batak. Berikut adalah beberapa aspek hubungannya:
1. Representasi Nilai-nilai Dalihan na Tolu: Gondang tunggu tunggu dua dalam konteks Tapanuli tidak hanya menjadi ekspresi seni musik, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai yang terkait dengan konsep Dalihan na Tolu.Â
Musik ini mencerminkan kebersamaan, solidaritas, dan keharmonisan antara kelompok perempuan (boru), saudara laki-laki dari ibu (boru-bere), dan kelompok marga. Dalam penampilan musik gondang, kerjasama dan ketergantungan antara para pemain musik mencerminkan prinsip-prinsip Dalihan na Tolu.
2. Peran dalam Upacara Adat: Gondang tunggu tunggu dua sering dipentaskan dalam berbagai upacara adat di Tapanuli, seperti pernikahan adat, upacara kematian, atau pesta panen.Â
Dalam konteks Dalihan na Tolu, gondang tunggu tunggu dua mengiringi momen-momen penting dalam upacara tersebut dan menciptakan atmosfer yang meriah. Musik ini memberikan semangat, keceriaan, dan memperkuat ikatan keluarga serta komunitas yang merupakan aspek penting dalam Dalihan na Tolu.
3. Warisan Budaya dan Identitas: Musik gondang tunggu tunggu dua di Tapanuli merupakan bagian dari warisan budaya Batak yang diwariskan dari generasi ke generasi.Â
Dalam konteks Dalihan na Tolu, gondang tunggu tunggu dua menjadi salah satu elemen yang memperkaya identitas budaya masyarakat Batak. Penampilan musik ini juga menjadi wujud penghormatan terhadap tradisi nenek moyang dan melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam Dalihan na Tolu.
Dalihan na Tolu adalah sistem nilai dan tata keluarga yang menjadi landasan utama dalam kehidupan masyarakat Batak. "Dalihan na Tolu" secara harfiah berarti "tiga rumpun" atau "tiga batang pohon". Konsep ini mengacu pada tiga elemen penting yang membentuk struktur sosial dan nilai-nilai masyarakat Batak, yaitu kelompok perempuan (boru), saudara laki-laki dari ibu (boru-bere), dan kelompok marga.