Mohon tunggu...
Putri Amatul Noor
Putri Amatul Noor Mohon Tunggu... Lainnya - copywriter sekaligus junior SEO

suka menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bagaimana Remote Working Memengaruhi Keseimbangan Hidup dan Kerja?

31 Oktober 2024   11:35 Diperbarui: 31 Oktober 2024   11:53 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, remote working atau kerja jarak jauh telah menjadi pilihan populer di berbagai industri. Model kerja ini memungkinkan karyawan untuk bekerja dari rumah atau lokasi lain di luar kantor, tanpa perlu berkomuter setiap hari. 

Tren ini muncul dan semakin berkembang pesat sejak terjadinya pandemi COVID-19. Pada saat itu, semua orang diisolasi dan dilarang melakukan interaksi jarak dekat sehingga banyak perusahaan terpaksa mengalihfungsikan sistem kerja melalui digital agar bisa dijangkau dari jarak jauh.

Meskipun demikian, remote working itu sendiri sudah diperkenalkan Jack Nilles sejak tahun 1970 dengan istilah pertama "Telecommuting" sebagai jenis pekerjaan yang bisa dilakukan dari lokasi terdekat tanpa perlu melakukan perjalanan panjang menuju kantor dengan dukungan utama jaringan internet, komputer, dan telepon (Sadida & Febriani, 2016; dalam Journal of Bussiness Management Review). 

Akan tetapi, walaupun pekerjaan ini menawarkan fleksibilitas yang bisa dilakukan di mana saja, remote working juga memiliki tantangan, khususnya dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan.

 Tantangan itu cukup beragam dan sebaiknya kita perlu memahami betapa pentingnya memahami ini agar waktu yang kita punya tidak seluruhnya digunakan untuk bekerja. 

Tantangan dalam Membatasi Jam Kerja

Fleksibilitas waktu dalam remote working sering kali membuat batas antara jam kerja dan waktu pribadi menjadi kabur. Banyak pekerja jarak jauh merasa sulit untuk benar-benar "menutup" pekerjaan mereka saat jam kerja berakhir, terutama jika notifikasi email dan pesan pekerjaan terus berdatangan. Ini berpotensi menyebabkan kelelahan atau bahkan burnout, karena karyawan merasa harus selalu tersedia untuk pekerjaan, bahkan di luar jam kerja.

Peningkatan Produktivitas atau Sebaliknya?

Studi menunjukkan bahwa beberapa pekerja remote cenderung lebih produktif karena mereka dapat bekerja di lingkungan yang nyaman dan minim gangguan. Namun, ini tidak berlaku untuk semua orang. 

Beberapa pekerja justru kesulitan untuk fokus dan mengelola waktu mereka secara efisien di rumah karena adanya distraksi dari keluarga atau kebutuhan rumah tangga lainnya. Produktivitas yang optimal dapat dicapai jika pekerja dapat menetapkan ruang kerja khusus di rumah dan disiplin dalam menjalankan jadwal.

Dukungan Kesehatan Mental dan Fisik

Bagi sebagian orang, remote working dapat mengurangi stres yang berkaitan dengan perjalanan ke kantor dan interaksi sosial yang tidak diinginkan. Namun, kurangnya interaksi sosial secara langsung juga dapat memicu perasaan kesepian dan isolasi. 

Kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan mental, terutama bagi mereka yang terbiasa berinteraksi dengan banyak orang di tempat kerja. Untuk mengatasi masalah ini, banyak perusahaan menyediakan program dukungan kesehatan mental dan kegiatan virtual, seperti sesi check-in mingguan atau pertemuan tim secara online.

Menjaga Batasan Antara Kehidupan Pribadi dan Kerja

Salah satu kunci utama untuk menjaga keseimbangan hidup dan kerja dalam remote working adalah kemampuan untuk menetapkan batasan yang jelas. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan menetapkan jam kerja yang konsisten, membuat ruang kerja yang terpisah dari area istirahat, serta menghindari pengecekan email atau pesan pekerjaan di luar jam kerja.

 Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi stres dan memungkinkan karyawan untuk benar-benar memanfaatkan waktu mereka di luar pekerjaan.

Efek Jangka Panjang pada Karier dan Kesejahteraan

Dengan adanya remote working, banyak karyawan merasa lebih puas karena bisa mengelola waktu mereka sendiri dan memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga. Namun, mereka yang bekerja jarak jauh juga mungkin menghadapi tantangan dalam membangun hubungan dengan rekan kerja dan atasan, yang bisa mempengaruhi peluang pengembangan karier. 

Oleh karena itu, penting untuk tetap aktif dalam berkomunikasi dan terlibat dalam proyek-proyek yang dapat menunjang kemajuan karier.

Dalam hal ini, remote working memang memberikan peluang yang luar biasa untuk meningkatkan keseimbangan hidup dan kerja jika dikelola dengan baik. Fleksibilitas yang ditawarkan memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kebutuhan pribadi mereka. Namun, tantangan seperti batasan waktu yang kabur dan kurangnya interaksi sosial perlu diatasi agar manfaatnya bisa dirasakan secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun