Mohon tunggu...
Putri Amatul Noor
Putri Amatul Noor Mohon Tunggu... Lainnya - copywriter sekaligus junior SEO

suka menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Fenomenda Mendaki Gunung dan Tantangan Lingkungan

17 Oktober 2024   15:28 Diperbarui: 17 Oktober 2024   23:58 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat ini, mendaki gunung telah berkembang menjadi fenomena yang sangat populer, khususnya di kalangan generasi muda. Aktivitas ini menawarkan kesempatan untuk menjelajahi keindahan alam sekaligus menjadi sarana pelarian dari kesibukan kehidupan perkotaan yang penuh tekanan. Banyak orang kini mencari kedamaian dan ketenangan di alam, menjadikan mendaki gunung sebagai cara yang diidamkan untuk bersantai dan merefleksikan diri.

Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Minat Mendaki

Di era digital yang didominasi oleh media sosial, platform seperti Instagram dan TikTok berperan besar dalam meningkatkan minat masyarakat terhadap kegiatan mendaki. Foto-foto indah yang menampilkan panorama gunung dan pengalaman mendaki yang seru sering dibagikan oleh pendaki sehingga menarik perhatian banyak orang untuk mengeksplorasi jalur pendakian yang menantang.

 Selain itu, mereka juga aktif membagikan tips mendaki gunung sehingga seolah menjadi kegiatan yang mudah dilakukan oleh siapapun.

Tantangan Lingkungan Akibat Peningkatan Jumlah Pendaki

Melalui berbagai macam hal yang membuat meningkatkan fenomena mendaki gunung, banyak orang kian berbondong-bonding untuk mencoba kegiatan ini. Tidak sedikit pula banyak pendaki fomo yang justru meningkatkan tantangan tersendiri bagi lingkungan di sana. Dalam hal ini, popularitas pendakian gunung juga membawa tantangan, terutama terkait dampak lingkungan. 

Peningkatan jumlah pendaki sering kali menyebabkan masalah limbah di jalur pendakian, dengan sampah dan limbah yang ditinggalkan di alam. Keresahan ini semakin mengemuka di kalangan pendaki yang lebih lama terjun ke alam, seperti Nirmala---seorang pendaki dan pecinta alam---yang mendapati Gunung Rinjani tercemar sampah pada tahun 2010. 

Kekecewaannya mendorongnya untuk menyuarakan berbagai kampanye kesadaran bagi para pendaki sejak tahun 2012 hingga saat ini.

Jangan biarkan gunung-gunung Indah di Indonesia tercemar sampah (Source by Julie Farrugia on Envanto)
Jangan biarkan gunung-gunung Indah di Indonesia tercemar sampah (Source by Julie Farrugia on Envanto)

Salah satu kampanye yang dia gerakkan adalah Zero Waste Adventure. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan pecinta alam dan pendaki gunung mengenai pentingnya mencintai alam tanpa meninggalkan jejak sampah. 

Dalam sebuah wawancara pada 18 September 2024, Nirmala menyatakan bahwa komunitas yang dipimpinnya, Pita, telah berkolaborasi dengan lebih dari 100 komunitas untuk menerapkan gaya hidup zero waste. 

Melalui upaya ini, Nirmala berharap bahwa seiring meningkatnya peminat pendakian gunung, kesadaran akan pentingnya menerapkan prinsip zero waste saat mendaki juga semakin meluas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun