Akhir-akhir ini, selain 'bau ketek,' fenomena 'ketek basah' juga kian muncul ke permukaan dan menjadi topik pembicaraan di media sosial. Â Tetapi, kali ini, tulisan ini tidak akan menguaraikan bagaimana cara mencegah agar ketek tidak basah atau memberikan tips-tips semacamnya. Tips-tips itu sendiri sudah diuraikan dalam tulisan sebelumnya dan kamu bisa mengunjunginya di sini. Lebih daripada itu, tulisan ini akan melihat dan menguraikan apakah kita pernah benar-benar memikirkan dampak dari "ketek basah" terhadap lingkungan sosial?Â
Seperti yang sudah kita ketahui, ketek basah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang ketika mengalami keringat berlebih di area ketiak. Keringat yang berlebihan itu akan membuat pakaian di daerah ketiak tampak basah dan menimbulka bau tidak sedap. Meskipun tampak sepele, tetapi kondisi ini bisa memengaruhi lingkungan sosial seseorang dengan cara yang mungkin tidak terduga.
Stigma Sosial dan Persepsi Negatif
Seseorang yang sering mengalami ketek basah memiliki peluang besar untuk menghadapi stigma sosial. Dalam pergaulan, bau badan yang menyengat atau noda basah pada pakaian bisa memunculkan persepsi negatif dari orang lain. Tanpa disadari, hal ini bisa membuat individu tersebut dihindari atau dijauhi, meski tidak ada alasan yang kuat selain masalah estetika atau bau. Bahkan, hal ini sudah menjadi fenomena sosial yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.Â
Sekalipun seseorang itu tidak dijauhi, tidak sedikit desas desus akan keresahan yang dialami oleh teman-temannya terjadi di belakang. Fakta sosial ini bahkan bermunculan di media sosial, bagaimana orang-orang merasa resah ketika berteman dengan seseorang yang keteknya basah dan menimbulkan bau tidak sedap.Â
Pengaruh terhadap Kepercayaan Diri
Bayangkan saja jika kamu mengalami bau badan dan ketek basah, lalu mendengar atau membaca temanmu berkomentar seperti warganet di atas. Tentu saja, kamu akan merasa tidak enak dan sakit hati. Mereka yang mengalami masalah ini tentu akan merasa kurang percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.
Hal ini akan menimbulkan kecemasan sosial yang membuatnya lebih waspada. Selain trauma digosipkan, mereka juga akan takut jika tidak diterima oleh lingkungan sehingga memilih untuk menarik diri bahkan mengurangi partisipasi dalam kegiatan sosial. Oleh karena itu, dampak psikologis dari 'ketek basah' memang tidak bisa dianggap remeh.
Interaksi Hubungan Personal dan Kelompok
Memang tidak bisa dipungkiri, ketek basah yang menimbulkan bau akan mengganggu orang-orang yang menciumnya bahkan membuat orang tidak tahan untuk bernafas. Akibatnya, dalam lingkungan kerja atau pertemanan, ketek basah dapat memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan penderitanya. Mereka akan merasa tidak nyaman dan memilih untuk menciptakan jarak emosional. Alih-alih memberitahu dengan baik, mereka akan merasa tidak enak sehingga berjarak seolah menjadi pilihan yang tepat. Dalam beberapa kasus, hal ini bisa menyebabkan penderita merasa terisolasi dalam lingkungannya.Â