Mohon tunggu...
Putri Amalia Kirana
Putri Amalia Kirana Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Melaut di Laut Cirebon

5 Maret 2016   20:48 Diperbarui: 5 Maret 2016   21:00 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="05.30 WIB "][/caption]

Liburan? Liburan identik dengan bersenang senang tidak melakukan tugas dan berpikir relaks sejenak. Namun sudah lama saya sendiri tidak merasakan liburan, selama ini saya berlibur dengan cara mencuri curi waktu saja dari kegiatan fieldtrip yang saya ikuti dari jurusan saya, saya Putri Amalia Kirana berkuliah di salah satu universitas di Indonesi dan mengambil jurusan yang juga berhubungan dengan keadaan alam khusunya daerah perairan, Ilmu Kelautan. Jurusan ini membuat saya lebih mempunyai nyali untuk melihat alam yang ada disekitar saya. 

Filedtrip sekaligus liburan yang berkesan bagi saya adalah saat saya ke Cirebon. Kebetulan fieldtrip kali ini diadakan karena mata kuliah MPI atau bisa dikatakan Metode Penangkapan Ikna. Dimana pada fieldtrip ini kita harus ikut bersama nelayan untuk melihat bagaimana mereka melaut juga merasakan sensasi melaut bersama nelayan. Kami sampai di tempat tujuan sekitar pukul 15.00 WIB. Kami akan melaut pukul 00.00 WIB. Saat yang dinanti sudah tiba, kami sudah dipanggil oleh nelayan yang akan membawa kami melaut bersama mereka. Excited? Sure.  Ini kali pertama saya pribadi ada ditengah lautan yang sangat luas bermalam bersama para nelayan. 

Mungkin akan sangat berbeda dengan penyebrangan yang biasanya. Baiklah disini waktunya petualangan dimulai. Kami harus bersabar dengan waktu dan menikmati apa yang laut sediakan untuk kami. Kami awalnya bertanya dimana biasanya para nelayan ini mencari fishing ground dan bagaimana metodenya untuk bisa mendapatkan tangkapan. Terkejut dengan jawabannya mereka tidak menggunakan cara mencari fishing ground  cukup menggunakan insting dan tanda tanda saja. Belum sampai 1 jam perjalanan rupanya kami dihadapkan dengan turunnya hujan dan kami semua panik kecuali para nelayan tersebut. Mereka mempunyai kotak penyimpana yang digunakan untuk menaruh barang barang. Beruntung hujan yang turun tidak begitu deras dan sebentar. 

Kami kemudian melanjutkan mencari tempat dan tanda tanda tempat yang bisa menjadi daerah tangkapan. Setelah kurang lebih 30 menit mencari akhirnya nelayan mematikan mesin dan mulai menebar jarring dan tidak lupa mereka memberi bendera sebagai penanda. Salah satu dari kami termasuk saya meraskan mual karena gelombang pada malam hari sangat kencang dan kebetulan pada malam itu terjadi hujan yang mengakibatkan angina yang bertiup juga cukup kencang. Nelayan menyuruh kami bertiga untuk beristirahat sampai dengan pukul 04.00 WIB dan menunggu matahari naik untuk kemudian mengambil kembali jaring yang sudah ditebar. Namun saya yang berada di atas kapal tersebut tidak bisa tidur.

 Waktu demi waktu kami lewati dan akhirnya perlahan matahari naik. Indah. Hanya kata itu yang saya bisa ucapkan, berada ditengah laut dan tidak terbatas pandangan saya saat berada di kapal. Keindahan ini membuat mata saya tidak akan pernah mengedip. Diawali dengan langit yang berwarna merah keunguan matahari masih malu malu untuk menampakan dirinya dan mungkin ia terbiasa dengan keberadaan kami dan ia naik sampai akhirnya saya bisa melihat bentangan laut yang luas dan tidak ada batasnya. Amat kecil rasanya raga ini, desiran suara ombak yang terdengar dan sesekali gelombang terpecah karena keberadaan kapal kami. 

Angin yang sangat sejuk, ini yang saya nanti. Semuanya sangat tenang dan damai. Sekali lagi kami melakukan wawancara dengan nelayan, bagaimana caranya beliau tahu musim yang sedang dialami sekarang dan bagaimana beliau tahu disini adalah area tangkapan yang baik? Beliau menjawab bahwa mereka belajar dari alam dan insting. Hanya dengan melihat arah gelombang yang dibawa oleh angin juga membawa arus nelayan tersebut bisa mengetahui apakah ini musim barat atau timur. Kali ini saya benar benar takjub dan merasa bahwa ilmu yang saya dapat belum sehebat para nelayan ini. 

Walaupun mereka tidak mengalami masa perkuliahan seperti kami namun ilmu alam yang  beliau punya sangat menarik. Nelayan memutarkan kapal yang ke daerah dimana mereka tadi menebar jaring. Jaring yang ditebar semalam cukup panjang jadi kami juga harus bersabar sedikit berada di laut yang udaranya makin terik dan panas ini. Satu persatu jaring diangkat dan beberapa kali mendapatkan ikan ikan kecil juga ada kerang yang tersangkut di jaring tersebut.

 Ada yang membuat kami terkejut karena ada ular laut yang tersangkut di jaring. Ini salah satu hal yang menurut saya cukup mengerikan sekaligus langka bagi diri saya karena saya belum pernah melihat langsung ular laut dan pada perjalanan kali ini saya bisa melihat secara langsung, berkali kali saya berusaha untuk berdiri diatas kapal namun rasanya sulit karena kondisi kapal yang terus bergerak. Sesekali juga saya mengambil gambar para bapak nelayan dan tangkapan tangkapannya juga tidak lupa mengambil gambar pemandangan langit. 

Waktu menunjukan pukul 09.00 WIB dan belum para nelayan belum selesai menarik jaring yang beliau tebar. Disini kami juga belajar bagaimana cara bersabar dan belajar memposisikan diri kami seperti mereka. Waktu menunjukan pukul 12.00 WIB dan akhirnya pengalaman melaut dengan orang orang luar biasa ini berakhir. Kami kembali ke pesisir dan kembali ke rumah nelayan untuk bersiap pulang. Sungguh ini menjadi pengalaman teman teman dan khusunya saya sebagai mahasiswi Ilmu Kelautan, disini saya bisa belajar kesabaran, kesederhanaan dan lebih menghargai alam karena alam merupakan tempat dimana saya bisa melepaskan rasa penat yang ada di dalam kepala saya. Jagalah alam ini agar kau masih bisa berbagi rasa penatmu dengannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun