Mohon tunggu...
putri alycia
putri alycia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Malang

Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Islam tentang Radikalisme

16 Desember 2022   14:37 Diperbarui: 16 Desember 2022   14:49 1755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
baliexpress.jawapos.com

Islam adalah agama Allah SWT yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia untuk menyempurnakan akhlak manusia, dimana salah satu artinya adalah agama islam dibawakan untuk menjaga sebuah keharmonisan antar sesama manusia. Keharmonisan terjadi ketika ada hubungan yang baik anatara dua pihak atau lebih, mereka menciptakan situasi sinergis antara satu pihak dengan pihak lain berdasarkan cinta kasih dan kemampuan hidup dalam keseimbangan yang sempurna (fisik, mental, emosional dan spiritual) baik dalam keluarga maupun dengan orang lain, menciptakan suasana aman, damai, dan sebagainya. Dimana hal tersebut dapat sepenuhnya memenuhi peran seseorang dengan sikap dewasa dan menjalani hidup dengan efesiensi dan kepuasan batin. Pada saat yang sama, pemahaman radikalisme menciptakan siklus lambat dari bahaya yang dirasakan bagi diri sendiri dan lingkungan yang menjadi masalah terorisme dimana-mana seperti yang sudah terjadi dulu dan sampai sekarang.

Radikalisme adalah ideologi atau kecenderungan yang mencari perubahan atau pembaharuan sosial dan politik melalui cara-cara kekerasan atau drastic. Esensi dari radikalisme adalah memahami sikap jiwa untuk membawa perubahan. Sedangkan menurut Wikipedia, radikalisme adalah ideologi yang dibenruk oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau reformasi sosial dan politik secara drastic melalui cara kekerasan. Dari segi agama, hal ini dapat diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu pada landasan agama yang sangat mendasar dengan tingkat fanatisme agama yang sangat tinggi, sehingga tidak jarang pengikutnya menggunakan kekerasan terhadap orang yang berbeda. Keyakinan sekte menerapkan pemahaman agama yang dianut dan diyakini diterima oleh kekuatan.

Adapun radikalisme yang kami maksud adalah Gerakan yang memiliki cara pandang kuno dan sering menggunakan kekerasan untuk mengajarkan keyakinan. Padahal Islam adalah agama damia. Islam tidak pernah membenarkan penggunaan kekerasan untuk menyebarkan agama, pemahaman agama dan pemahaman politik.

Pendidikan Islam adalah suatu proses yang mata pelajarannya membimbing dan mengajarkan kepada peserta didik untuk berkembang menjadi pribadi muslim yang sempurna dengan materi atau bahan yang di dasarkan pada konsep keislaman. Ajaran Allah SWT berupa petunjuk dan larangan yang harus ditransmisikan dari generasi ke generasi melalui proses Pendidikan. Setiap generasi bahkan individu akan diselamatkan di dunia dan di akhirat jika mereka di didik mengikuti petunjuk Allah SWT, meskipun banyak orang yang menyangkal hal ini. Kegagalan Pendidikan menyebabkan orang kehilangan status manusia dan menjadi manusia. Pada saat inilah manusia tidak bisa lagi menjadi manusia sejati dengan gelar tertinggi bahkan menjadi yang terendah. Sampai kemudian ada pemikiran dari sudut pandang ini yang tidak sesuai dengan esensi ajaran Islam. Hal ini berdampak besar pada keresahan sosial dan keagamaan.

Menurut Yusuf Qardhawi (2014) Radikalisme adalah sikap berebihan yang seseorang miliki dalam beragama, ketidak sesuaian antara akidah dengan prilaku, antara yang seharusnya dengan realitas, antara agama dengan politik, antara ucapan dengan tindakan, antara yang diangankan dengan yang dialaksanakan, serta antara hukum yang di syaratkan oleh Allah dengan produk hukum manusia itu sendiri.

Ada banyak kejadian yang meresahkan akhir-akhir ini, termasuk serangan bunuh diri oleh berbagai kelompok di berbagai berita tentang terorisme, radikalisme, dan lainnya. Kita sering mendengar dan melihat di berita bahwa fenomena ini di sebabkan oleh perombakan politik dan ketidak puasan beberapa kelompok terhadap kebijakan pemerintah yang berdampak pada berbagai sector yang tidak ada hubungannya dengan masalah ini.

Berbagai ledakan bom, terorisme dan sebagainya adalah akibat dari paham radikal yang telah tumbuh menjadi tindakan yang sangat merugikan banyak pihak bahkan menimpa banyak orang yang tidak bersalah. Jika dibiarkan, radikalisme memiliki dampak negative yang lebih besar, terutama terhadap kehidupan beragama. Bahwa untuk mengatasinya diperlukan beberapa proses dari seluruh aparatur negara yaitu deradikalisasi masyarakat, tokoh agama dan kepolisian. Bahwa pemahaman agama akan mengajarkan pemecahan masalah tanpa kekerasan, berpikir kritis, toleransi dan pemahaman agama integrative tidak akan menimbulkan prasangka.

Radikalisme agama tumbuh akibat politik global dunia Islam yang masih tunduk pada konfrontasi, penindasan dan kesewenang-wenangan. Palestina misalnya, selalu dilihat sebagai wajah Islam yang begitu tertutup oleh kapitalisme. Bahwa rasa solidaritas terhadap penderitaan umat Islam di berbagai belahan dunia melahirkan semangat berbagi. Pada tahap inilah lahir Gerakan-gerakan yang mengatasnamakan agama untuk menentang dunia barat.

Radikalisme tidak sesuai dengan ajaran Islam, sehingga tidak tepat merujuk pada agama Islam, karena sebenarnya tidak ada radikalisme dalam Islam. Dalam Al---Qur'an dan hadist sendiri, hal itu memberitahu orang untuk menghormati dan mencintai satu sama lain dan dengan lembut, bahkan jika mereka adalah pemeluk agama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun