Mohon tunggu...
putri alycia
putri alycia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Malang

Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjaga Kesehatan Mental Remaja sebagai Upaya Pencegahan Tindak Bullying

11 Desember 2022   16:19 Diperbarui: 11 Desember 2022   16:23 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebiasaan bullying yang saat ini sudah cukup menjamur dikalagan remaja membuat setiap orang merasa terganggu dan resah akan hal itu, salah satu bullying yang sering terjadi adalah bullying pada tingkatan Pendidikan yang banyak terjadi dalam bentuk verbal atau kekerasan fisik/mental. Permasalahan pada pertemanan yang mungkin menurut mereka (pelaku bullying) biasa saja ternyata memberikan dampak berat bagi para korban bullying. Karena sekecil apapun bentuk bullying akan memberikan dampak bagi pada korban, salah satunya adalah kesehatan mental mereka. Berbicara mengenai bullying dan kesehatan mental, beberapa orang tua terkadang tidak sadar bahwa ternyata anak mereka mungkin adalah korban bullying atau bahkan pelaku bullying, oleh karena itu orang tua haruslah mengerti beberapa hal terkait pembullyan tersebut. Orang tua harus mengidentifikasi sedini mungkin adakah perubahan perilaku, sikap, atau emosi pada anak mereka yang mungkin dapat menyebabkan si anak menjadi salah satu pelaku bullying. Karena pada kenyataannya salah satu faktor yang menyebabkan anak menjadi pelaku bullying adalah dari keluarganya, tidak sedikit seorang pelaku bullying berasal dari keluarga yang kurang harmonis, seringnya anak mendapatkan hukuman dan kekerasan fsik dari orang tuanya, atau adanya permusuhan antar pihak keluarga yang menyebabkan anak mengamati dan kemudian di implementasikan pada kehidupan sosialnya.

Sebagai orang tua kita perlu memperhatikan kesehatan mental anak- anak kita, karena banyak dari korban bullying yang kemudian mengalami gangguan mental dengan tingkat yang cukup parah. Memahami kesehatan mental pada remaja berarti memahami factor apa saja yang dapat menganggu kesehatan mental (faktor resiko) dan faktor apa saja yang dapat melindungi kesehatan jiwa anak (faktor pelindung). Faktor resiko meningkatkan kemungkinan kerentanan anak terhapad distress, sedangkan faktor pelindung meningkatkan kemungkinan kekuatan anak. Semakin banyak faktor resiko, semakin besar juga tekanan pada anak. Di sisi lain, semakin banyaj faktor protektif, semakin besar kemungkinan anak dapat menghindari gangguan. Faktor resiko adalah faktor yang menyebabkan kecemasan. Dengan kata lain, maladjustment dapat di sebabkan oleh keadaan yang penuh tekanan, seperti anak yang tumbuh dalam keluarga dengan status ekonomi yang buruk, tumbuh dalam lingkungan yang keras dan mengalami trauma (Schoon,2006).

Perlu kita ketahui bahwa bullying memiliki banyak bentuk, yang sering kita ketahui adalah bullying dalam bentuk kontak fisik langsung seperti tindakan memukul, mendorong, menendang, memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain serta tindakan fisik lainnya, selain itu ada juga kontak verbal langsung, non-verbal langsung, dan non verbal tidak langsung yang dimaksud verbal adalah tindakan seperti mengancam, mempermalukan, merendahkan, dan yang sering tidak kita sadari ternyata hal tersebut masuk kedalam kategori bullying verbal langsung adalah dengan menyerbakan gossip buruk kepada orang lain. Sedangkan perilaku non verbal langsung meliputi tindakan melihat seseorang dengan sinis, menampilkan ekspresi muka merendahkan menjulurkan lidah yang biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal. Sedangkan yang dimaksud perilaku non verbal tidak langsung adalah dengan mendiamkan seseorang, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, serta memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak. Ada lagi bullying yang sering kita temui di social media dinamakan dengan cyber bullying, dan pelecehan seksual.

Perilaku bullying berdampak pada semua pihak yang terlibat, bagi para korban bullying, pelaku bullying, yang menyaksikan bullying, para orang tua, dan intansi yang mewadahi terjadinya bullying tersebut. Yang mana dampak tersebut tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik anak, tetapi juga mempengaruhi kesehatan mental mereka. Bullying dengan kasus yang berat dapat memicu seseorang untuk melakukan tindakan fatal seperti bunuh diri atau melukai dirinya sendiri.

WHO selalu menanamkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. WHO Child and Adolescent Mental Health Atlas adalah salah satu dari upaya sistematis pertama untuk mengumpulkan informasi dan secara objektif mendokumentasikan layanan dan Pendidikan kesehatan mental anak dan remaja global di seluruh dunia (WHO, 2001 c). inisiatif ini berfokus pada tiga area utama yaitu awareness (kesadaran), pencegahan (prevention) dan pengobatan (treatment).

Setelah mengetahui bahaya dari bullying di harapkan orang tua mampu menjaga keharmonisan keluarga dan memberikan dukungan terhadap kesehatan mental anak- anaknya. Karena kualitas kesehatan mental seseorang di masa kanak- kanak mempengaruhi kesehatan mental mereka di masa dewasa. Mempromosikan kesehatan mental anak dan remaja berarti meningkatkan kesehatan mental seluruh masyarakat di masa depan, perencanaan untuk mendukung kesehatan mental juga harus di lakukan secara sistematis dn menurut berbagai pihak mulai dari orang tua (keluarga), guru atau sekolah, masyarakat, dan pemerintahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun