Mohon tunggu...
Putri Alin Tanjiyah
Putri Alin Tanjiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

saya hobi membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

MEREKA YANG SUDAH MULAI MELUPAKAN AKAN KEHADIRANNYA

27 Februari 2024   09:23 Diperbarui: 27 Februari 2024   21:32 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       

                    MEREKA YANG SUDAH MULAI MELUPAKAN AKAN KEHADIRANNYA

                         Putri Alin Tanjiyah

                       12 IPS 1, SMAN 3 KABUPATEN TANGERANG

         Nusa Tenggara Barat wilayah di Indonesia dan pastinya menggambarkan keindahan didalamnya. Salah satunya yaitu Suku Sasak merupakan suku asli dari pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Menurut catatan sejarah, penduduk Sasak telah menghuni Lombok selama berabad-abad, tepatnya 4.000 tahun sebelum Masehi. Secara etimologi "Sasak" diambil dari kata "Sak-Sak" atau utama. Hal tersebut erat hubungannya dengan Kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca, di mana terdapat catatan mengenai kekuasaan Majapahit pada abad ke-14 M, dan terdapat ungkapan tentang "Lombok Sasak Mirah Adi" yang artinya "Kejujuran merupakan permata utama". Jumlah populasi etnis Sasak cukup banyak, yaitu sekitar 3 juta jiwa. Sebanyak 2,5 juta jiwa terkonsentrasi di Pulau Lombok. Sedangkan sekitar 500 ribu jiwa lainnya tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

         Suku Sasak salah satu etnis yang mewarnai keberagaman yang terdapat di negara Indonesia, kehidupan yang masih tradisional serta banyak sekali tradisi dan kearifan lokal yang ada di kehidupannya. Salah satunya yaitu Gendang Beleq merupakan kesenian musik dari Suku Sasak. Gendang Beleq banyak digunakan ketika ada ritual nyongkolan (silaturahmi pengantin laki-laki ke rumah pengantin perempuan) yang dilakukan dengan sebuah arak arakan.

         Awal kehadiran Gendang Beleq berfungsi sebagai media pengiring perang para Ksatria kerajaan Lombok. Tetapi pada perkembangannya digunakan sebagai pengiring rangkaian upacara khitanan, kurisan (memotong rambut bayi dan perkawinan atau nyongkolan (Suwadi: 1991). Namun sayangnya, seiring dengan perubahan zaman serta arus modernisasi yang begitu deras saat ini, pemandangan kesenian musik Gendang Baleq ini sudah sedikit bahkan langka ditemukan terutama di daerah pedesaan.

Masyarakat Yang Terlalu Membuka Diri

      Pada saat ini, masa dimana modernisasi yang sangat pesat terjadi pada masyarakat membuat kesenian Gendang Beleq sudah banyak sekali mengalami perubahan. Hal ini awalnya masyarakat Sasak sendiri bahwasannya terlalu membuka diri untuk suatu penawaran dari luar yang mereka tidak ketahui dengan jelas, sehingga menciptakan Gendang Beleq yang kehilangan identitasnya. Kejadian tersebut kini membuat jika kita mendengarkan Gendang Beleq tanpa disadari akan ada penambahan gending dalam mengatakannnya, gending yang dimaksud merupakan gending Bali.

       Penyebab kemiripan gending Sasak dan Bali memiliki banyak sekali faktor yang saling berkaitan salah satunya yaitu internet, gadget, dan komunikasi tanpa batas. Awalnya masyarakat Sasak yang seakan dibutakan oleh teknologi membuat menjadi buta musik Sasak itu sendiri. Bahkan dapat dikatakan tidak adanya sebuah tutorial maupun referensi di dunia maya mengenai musik Sasak tersebut. Sehingga pada akhirnya masyarakat memilih untuk mempelajari referensi mengenai musik Bali di internet. Selain hal tersebut banyak sekali mentor-mentor dari Bali (salah satunya ISI Denpasar) yang mentransfer ilmu karawitan Bali kepada masyarakat Sasak yang menjadikan gending Lombok semakin mirip Bali. Tidak berakhir dari hal tersebut, fenomena terjadi pada masyarakat Sasak yaitu menimba ilmu karawitan Bali di ISI Denpasar dan mentransfernya di kampung halaman mereka.

Identitas Yang Semakin Hilang

        Identitas Gendang Beleg Sasak yang semakin hari semakin memudar bahkan bisa dikatakan hal tersebut akan hilang. Banyak sekali perubahan yang terjadi salah satunya yaitu mengenai tempo yang awalnya medium, kini menjadi cepat, teknik interloking yang khas, kini mulai mengikuti Bali, serta rasa musikal tuning lokal kini mengikuti tuning Bali. Perubahan seperti ini bukan hal yang harus kita biarkan begitu saja, karena jika hal tersebut tetap dibiarkan akan terjadinya krisis identitas pada kearifan lokal.

       Dampak negatif yang akan dialami jika hal tersebut tetap dipertahankan yaitu akan adanya penurunan keragaman budaya serta penurunan pengetahuan tradisional. Dimulai dari penurunan keragaman budaya, hal ini akan berdampak yaitu mengenai hilangnya suatu keunikan atau ciri khas dari daerah tersebut, dimana ciri khas pada suatu daerah itu merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan hal tersebut sebagai identitas pengenal untuk khalayak banyak serta akibat selanjutnya yaitu mengenai penurunan pengetahuan tradisional dimana akan berakibatkan dengan generasi yang akan mendatang nantinya, mereka tidak akan tahu mengenai suatu budaya dari daerah mereka tersebut, hal ini akan berpengaruh pada budaya yang akan hilang begitu saja.

      Selain adanya kemiripan antara Gendang Beleq Sasak dan Bali, penyebab lain dari perkembangan IPTEK yang terjadi saat ini yaitu Gendang Beleq yang sudah mulai tergantikan dengan musik berbau modern yaitu dengan sebuah grup band tetapi ditata seperti drum band/marching band dengan menggunakan sound system standar konser. Hal ini sangat amat disayangkan, bahkan dari grup tersebut juga memamerkan seorang penari erotis dan sexy yang tidak layak dipertontonkan. Hal tersebut sangat amat bukan menggambarkan identitas yang dimiliki oleh budaya Indonesia.

      Upaya yang sebaiknya kita lakukan agar identitas dari suatu kearifan lokal tetap ada, yaitu janganlah terlalu membuka diri pada suatu hal terutama pada perkembangan suatu IPTEK, kita boleh saja mengikuti perkembangan IPTEK, tetapi bukan berarti kita menerima semua hal yang didapatkan, sikap yang seharusnya kita lakukan yaitu memilah mana yang baik dan mana yang buruk, sikap tersebut harus kita miliki.

      Jika identitas kebudayaan sudah semakin memudar bahkan bisa dikatakan hilang, sebaiknya kita dapat melakukan dengan dimulai dari masyarakat daerah tersebut. Mulai kenalkan kembali kepada masyarakat mengenai budaya yang dimiliki terkhususnya kepada generasi yang mendatang, lalu kembalikan budaya yang memang sesuai dengan nilai-nilai yang memang menggambarkan bangsa Indonesia, jangan biarkan kebudayaan barat menguasai bahkan mengubah kearifan lokal yang kita miliki.

      Gendang Beleq merupakan kesenian musik yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, yang sudah mengalami krisis identitas akibat derasnya modernisasi yang terjadi pada saat ini. Perubahan yang amat sangat drasis terjadi pada Gendang Beleq amat sangat menyedihkan jika kita liat pada saat ini. Kesadaran masyarakat yang minim akan budaya yang mereka miliki, membuat mereka lupa untuk senantiasa menjaga serta melestarikan mengenai kearifan lokal yang mereka miliki saat ini. Salah satu kunci untuk tetap dapat melestarikan kearifan lokal suatu budaya yang kita miliki yaitu dengan mempelajari budaya lokal tersebut, budaya yang dipelajari dapat dari berbagai sumber seperti, buku, surat kabar maupun internet. Perkembangan IPTEK jangan hanya digunakan sebagai hal untuk memperoleh dampak negatif tetapi gunakan untuk memperoleh hal positif. Serta hal yang dapat dilakukan yaitu dengan mengajarkan budaya tersebut, hal ini dikarenakan jika mengajarkan budaya kepada orang lain dapat membuat budaya tersebut dapat dikenal oleh orang banyak dan pastinya akan selalu terjaga tradisi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun