Tantangan yang Masih Ada
Hambatan budaya seperti norma tradisional yang membatasi peran gender, serta hambatan structural seperti ketidaksetaraan kesempatan di tempat kerja, masih menghalangi tercapainya kesetaraan gender. Norma yang membatasi  peran perempuan dan laki-laki serta kesenjangan kebijakan seperti gaji dan cuti orangtua menjadi tantangan besar dalam mewujudkan kesetaraan.
Contoh Kasus di Indonesia, banyak perempuan terbatas untuk berkembang di dunia keja karena stereotip gender, seperti di bidang teknologi yang didominasi laki-laki. Kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual juga menjadi masalah besar.
Langkah Menuju Dunia yang Setara
Pendidikan penting untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang kesetaraan gender. Dengan mengajarkan nilai-nilai kesetaraan sejak dini, kita bisa mengurangi stereotip dan membantu generasi muda memahami bahwa semua gender punya potensi yang sama, yang pada akhirnya mendorong masyarakat yang lebih setara.
Setiap orang bisa berkontribusi dalam menciptakan kesetaraan gender dengan mengubah sikap dan mendukung satu sama lain, misalnya dengan manghapus stereotip gender di lingkungan sekitar. Di tingkat komunitas, kita bisa menyebarkan kesadaran dan mendukung kebijakan yang inklusif. Dengan Langkah kecil ini, kita bisa menciptakan perubahan yang lebih besar.
Permasalahan kesetaraan gender sejalan dengan nilai Pancasila kedua, "kemanusiaan yang Adil dan Beradab," yang menuntut kita untuk menghargai hak dan martabat setiap individu tanpa diskriminasi gender, Ini mendorong terciptanya masyarakat yang lebih adil dan inklusif bagi semua.
Kesetaraan gender bukan hanya bertanggung jawab satu pihak, tapi perlu dukungan dari semua orang.
 Mari Bersama-sama menghapus stereotip dan diskriminasi gender di sekitar kita, mulai dari sikap sehari-hari hingga mendukung kebijakan yang adil. Dengan bergerak Bersama, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih setara, adil, dan harmonis untuk semua.
Penulis 1: Putri Aisyah Muhaymin