Menurut bapak Sobari, untuk memperoleh manfaat ilmu diperlukan ketaatan terhadap semua perintah Allah S.W.T sesuai dengan sunnah Nabi. Bagi Jamaah Tabligh ilmu sangat mereka perhatikan dan hargai terutama tentang hukum-hukum, fiqih serta ilmu tauhid, ia adalah harta yang kekal bagi manusia. (Sobari, 2021)
Berkaitan dengan ilmu, Jamaah Tabligh tidak menyeimbangkan antara ilmu agama dan ilmu non agama, mereka menyukai ilmu agama dan mengsampingkan ilmu non agama, sekolah-sekolah mereka semata mata belajar agama, terutama al-Qur'an dan Hadis menurut kurikulum mereke sendiri sehingga tidak dapat dievaluasi dengan ukuran sekolah yang diakui oleh pemerintah.
4. Menghormati dan memuliakan setiap orang muslim
Setiap muslim harus memperlakukan sesama umat muslim dengan penuh penghormatan. Gagasan memuliakan setiap muslim tidak hanya menjadi kewajiban keagamanan, tapi juga menjadi prasyarat dasar bagi kerja dakwah yang efektif. Dalam prinsip ini terdapat kewajiaban mengakui dan menghargai hak-hak orang lain; hak orang yang lebih tua untuk diperlakukan dengan hormat, hak orang muda untuk diperlakukan dengan kasih saying, hak orang miskin untuk dibantu dalam memenuhi kebutuhannya, dan hak orang yang berbeda dengan Jamaah Tabligh itu sendiri.
5. Ikhlas
Yang maknanya untuk membentuk kehidupan seseorang dan setiap aktivitas yang dilakukan hanya ditunjukkan hanya untuk Allah SWT, bukan untuk tujuan duniawi.
6. Khuruj di jalan Allah
Khuruj atau keluar untuk berdakwah bagi Jamaah Tabligh bukan hanya bermaksud untuk memperbaiki kondisi umat tapi juga memperbaiki keyakinan dan amal diri sendiri. Hal tersebut terjadi karena ketika mereka berhasil mengajak masyarakat datang ke masjid, di sanalah mereka bersama belajar ilmu agama, jadi mereka tidak hanya menggurui tapi mereka juga berguru.
REFERENSI
Paula Dina Setyawati, Studi Kritis Pemahaman Jama'ah Tabligh, (Jakarta: Tnp., 2005), hlm. 60
Sarwan, dkk. SEJARAH PEMIKIRAN DAN GERAKAN DAKWAH JAMAAH TABLIGH. (Padang: Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, 2021), hlm. 30