Dan yang terakhir Diffusion-weighted Imaging (DWI). Menunjukkan pergerakan molekul air dan membantu dalam karakterisasi lesi. DWI, ketika digunakan bersama dengan Dynamic Contrast-Enhanced MRI (DCE-MRI), meningkatkan spesifisitas dalam deteksi kanker. Namun, standarisasi metode akuisisi dan interpretasi DWI masih diperlukan untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas dalam deteksi kanker. Prosedur ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan memerlukan ketenangan pasien untuk menghindari artefak gerakan yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
MRI Breast: Metode Diagnostik Aman Tanpa Radiasi
MRI Breast merupakan metode diagnostik yang tidak melibatkan radiasi, diakui sebagai alat yang aman untuk mendeteksi kanker payudara. Teknologi ini memanfaatkan medan magnet yang kuat dan tidak menimbulkan bahaya bagi pasien, meskipun perlu diwaspadai potensi kerusakan pada perangkat medis yang diimplan atau distorsi pada gambar yang dihasilkan.
Sebagai alat pelengkap skrining payudara, MRI direkomendasikan untuk wanita dengan risiko tinggi terkena kanker payudara, termasuk mereka yang memiliki riwayat keluarga atau mutasi genetik yang berkaitan dengan penyakit ini. MRI payudara memiliki peran penting dalam mengevaluasi tingkat kanker sebelum operasi, memantau respons terhadap terapi, serta mendeteksi kekambuhan atau sisa tumor pasca-lumpektomi.
Dengan keamanannya yang terjamin, MRI payudara menjadi pilihan utama bagi pasien berisiko tinggi dan berperan vital dalam pengelolaan kanker payudara, mulai dari diagnosis hingga pemantauan pasca-pengobatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H