Mohon tunggu...
Putri agustia indriani
Putri agustia indriani Mohon Tunggu... Guru - Prodi PGMID2 Mahasiswi IAIN Jember

Jadilah insan yang bisa memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Perenialisme Beserta Pemikiran Tokoh-tokohnya

12 Mei 2020   21:23 Diperbarui: 13 Mei 2020   04:20 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum wr.wb.

     Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai filsafat pendidikan perenialisme. sebelumnya apakah kalian tahu apa itu perenialisme ?

     Perenialisme ialah sebuah aliran filsafat pendidikan. perenialisme berasal dari kata 'parenial' yang berarti kekal, abadi dan tanpa akhir. sedangkan secara umum, perenialisme berpandangan bahwa tradisi dipandang sebagai prinsip-prinsip yang abadi yang terus mengalir sepanjang sejarah manusia dan merupakan hakikat insaniyah manusia.

     Dalam pendidikan perenialisme berpandangan bahwa dengan adanya pendidikan ialah sebagai jalan kembali, atau bisa disebut sebagai proses pengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam masa lampau, yang dianggap sebagai keadaan ideal.

     Dalam aliran ini peran pendidikan ialah memberikan nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang biasa disebut dengan keadaaan ideal.

Pemikiran Tokoh-tokoh Aliran Perenialisme :

1) Robert Maynard Hutchins (1899-1977)

     Ia merupakan seoarang tokoh filsafat pendidikan yang perasal dari Amerika. Hutchins berbandangan bahwa tujuan pendidikan ialah harus mengembangkan pikiran dan menggambarkan bahwa pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang mengembangkan daya intelektual.

2) Ortimer Adler (1902-2001)

     Adler merupakan seorang tokoh filsafat dari Amerika Serikat. ia berpandangan bahwa manusia ialah makhluk rasional, yang hakikatnya akan seperti itu dalam sepanjang sejarah. dengan demikian manusia mempunyai gambaran yang tetap pula dalam program pendidikan dan tidak mengikuti peradaban masa tertentu. ia mengungkapkan bahwa manusia adalah makhluk rasional yang memiliki kemampuan intelektual yang tampak dalam kapasitasnya sebagai subjek yang aktif dan dapat melakukan tindakan-tindakan sendiri seperti membaca, mendengan, menulis, berbicara serta berfikir.

semoga bermanfaat :)

wassalamu'alaikum wr.wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun