Mohon tunggu...
Putri Dwiyanti
Putri Dwiyanti Mohon Tunggu... -

saya seorang mahasiswa dari jurusan hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu

16 Januari 2011   14:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengenangmu ibu bagai samudra lautan

Mengenangmu ibu bagai padang pasir yang terhampar

Mengenangmu ibu bagai langit diangkasa

Mengenangmuibu bagai setitik embun pagi

Ibu takkan pernah ku lupakan

Denyut nadimu selalu tercurahkan

Pengorbananmu seluas angkasa

Jasamu takkan pernah ku lupakan

Wahai ibu, kau adalah sugarku

Kau denyut nadiku

Kau adalah pujaan ku

Sampai kapanpun kau adalah darahku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun