Alkisah, pada musim gugur tahun 2005 di Joe T. Robinson High School, guru sejarah Martha Cothren mengawali minggu pertama mengajarnya dengan menyingkirkan semua meja di kelasnya, hingga kelasnya nyaris kosong melompong (mejanya jenis yang menjadi satu dengan kursi). Semua itu dengan ijin kepala sekolah dan pengawas gedung. Alhasil, ketika murid-muridnya datang untuk belajar, mereka terheran-heran lantaran tidak menemukan meja-meja mereka seperti biasa.
"Ma'am, dimana meja-meja kita ?" Tanya seorang murid.
"Akan kukembalikan meja-meja itu, jika kalian bisa memberitahu saya bagaimana kalian memerolehnya."
Para murid terdiam, berusaha mencerna maksud pertanyaan gurunya, hingga salah satu dari mereka berkata dengan ragu, "karena nilai-nilai kita di semester lalu ?"
Ms. Cothren menggeleng. "Bukan."
"Karena itu hak kita ?"
"Bukan."
"Jadi apa ?"
Ms. Cothren hanya tersenyum dan mengajak mereka semua untuk memulai pelajaran sambil duduk di lantai. Sepuluh menit. Dua puluh. Jeda istirahat. Tetap tak ada tanda-tanda bahwa meja mereka akan kembali. Hingga pelajaran hampir berakhir, tetap tak ada meja. Tingkah guru ini bahkan mengundang perhatian kru televisi lokal, dan mereka berkumpul di sekolah untuk membuat liputan tentang guru gila yang menyingkirkan semua meja di kelasnya tanpa alasan jelas.
Akhirnya, di akhir hari sekolah, Ms. Cothren mengumpulkan murid-muridnya di kelas yang masih kosong, lantas menyuruh mereka untuk duduk di sisi kelas hingga menyisakan ruang di bagian tengah kelas.
"Masih ingatkah kalian akan pertanyaanku di awal pelajaran ? Tentang bagaimana kalian bisa memeroleh meja-meja itu ? Apakah kalian ingin tahu jawabannya ?"
