Mohon tunggu...
Putri Uly
Putri Uly Mohon Tunggu... -

I'm simple and fun

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat Jalan Sahabat

21 Februari 2011   17:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:24 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat canda tawa yang khas darinya pada sore hari itu.Dimana di sore hari tepatnya jam 5 sore kami berduaasik membahas aneka makanan kesukaan kami masing masing- tentunya dengan semangatnya dia langsung bercerita panjang lebar tentang makanan kesukaanya yang tidak asing lagi sering kudengar, yap itu adalah mie ayam, sambil tertawa aku berkata”kak hikmah ayo dong kurusin badannya, katanya mau kurus..

Sebenarnya aku tidak enak hati mengatakannya namun sebagai teman yang sering berbagi aku cukup peduli dan prihatin dengan keadaan sahabatku ini, walau umur kami terbilang jauh berbeda, tapi ikatan dan kepedulian sebagai perempuan telah menyatukan kami layaknya seperti sahabat sebangku di sekolah, walau dia berumur 33 tahun namun sifat kekanakannya masih tetap tinggal dalam dirinya dan tentu saja itu membuat dia tampak seperti orang keterbelakangan mental, Namun dibalik kekurangannya itu di situ aku menemukan kebaikan berjuta kali lebih besar dari banyak orang normal yang ku temukan. Di balik keluguannya dan kata ceplas-ceplosnya yang terdengar kasar, sebenarnya dia hanya bertindak layaknya seperti anak TK, di mataku dia adalah seorang sahabat yang sering ku panggil kakak, namun di hati ku dia adalah sahabat yang ku anggap adik.

Sebulan lebih aku mengenalnya tentu banyak kenangan yang tidak bisa kulupakan dari kenangan manis, konyol, dan kenangan yang pastinya menguras air mata ku, sebulan lebih aku tinggal bersamanya, berbagi kamar, berbagi cerita, berbagi canda semua itu masih jelas teringat di benakku dimana disitu aku merasakan layaknya seperti anak Tk yang menjalani hari tanpa adanya beban, saat itu aku ingat dengan jelas di mana dia meniru suara artis American idol. Dengan menyanyi sungguh lucu mendengar suaranya, Jujur saat itu aku ingin sekali tertawa karna mendengar suaranya yang sumbang, tapi karna takut dia marah aku cuman bisa menahan tawa dalam hati, melihat dia berbicara, bernyanyi, mengajarkan aku banyak hal tentang percintaan sungguh sangat ajaib bagiku, di balik keluguannya dia menghiburku yang dikala itu aku sedang mengalamidepresi karna banyak berbagai masalah keluarga yang kualami. Aku masih ingat kata moto yang dia berikan padaku “ putri nanti kalau sudah sukses, pilih dan jalani hidup mu dengan apa yang menurut mu baik,

Sekilas dari tampangnya yangseperti itu, aku sempat di bikin kagum dengan apa yang dikatakannya, walau tumbuh dengan kekuranganyang ada tapi, di balik itu semua dia tumbuh dengan prinsip layaknya seorang pemimpin. Belajar banyak hal darinya bahkan seringn berinteraksi dengannya menyadarkakn ku banyak hal, untuk tidak pernah merendahkan orang lain, bahkan orang bodoh sekalipun!!

Hampir 3 tahun aku tidak pernah bertemu dengannya, walau begitu kami tetap berkomunikasi melalui handphone, namun entah kenapa seolah-olah jarak jauh dan waktu lama membuat ku menjadi orang yang lebih mempriotaskan duniawi, sehingga sms yang sering dia kirim buatku membuat ku merasa terganggu karna banyaknya tugas kuliah yang harus kuselesaikan aku sering kali menganggap sms darinya adalah beban yang dapat menyita waktuku. Jujur saat itu aku tampak orang Jahat sejagat,  di mana saat dia membutuhkan ku aku tidak bisa datang layaknya seperti seorang sahabat, seperti halnya yang pernah dari lakukan padaku,Ketidak pedulian ku yang sering ku berikan padanya ternyata di tanggap positif dengannya mengetahui aku sibuk bekerja dan kuliah dia mau mengerti dan memahami ku, cara pola pikir dari orang yang kuanggap kurang, namun bisa lebih berprilaku lebih baik dari pada aku yang normal namun egois.Menyadari keegoisanku, aku mencoba untuk menebus kesalahanku, dengan berjanji akan memberikan kado buku Diary kepadanya pada hari Ultahnya, sungguh mudah bagiku untuk memenuhinya saat itu, namuntetap saja ternyata aku hanyalah sahabat yang tidak bisa  berbuat lebih dari teman, ternyata tetap saja aku lebih memproritaskan kuliah dan pekerjaan dibandingkan Ultah sahabatku sendiri, walau dia sendiri yang membatalkannya dengan alasan dia akan pergi keluar kota, jujur saat itu aku merasa lega karna tidak jadi membolos kuliah karna tidak jadi ke acara ultahnya.

Seminggu akhirnya aku mendengar kabar yang membuatku kaget, tidak kusangka sahabatku sudah meninggal karna sakit liver, dan lebih parahnya aku baru mengetahuinya setelah 2 minggu pemakamannya, sungguh sedih hatiku

Shock, sedih, marah bercampur aduk dalam hatiku, diantara percaya tidak percaya kalo kak hikmah telah meninggal dan aku belum sempat memberikan kado Ultah untuknya, membuat ku terpukul, hati ku hancur berkeping -keping membayangkan kepergiannya yang tidak bisa ku temani layaknya sahabat yang pernah dia lakukan padaku,diamana dia selalu memberikan canda, tawa, uluran tangan dan berbagi kamar untukku yang dikala aku menghadapi banyak masalah, namun aku tidak bisa membalas apapun padanya, perasaan bersalah ku tak bisa kututupi ditambah aku tidak datang ke pemakamannya,

Untuk kak hikmah sungguh aku sangat sedih akan kepergianmu, pernah kau ingat saat sore itu aku pernah berkata pada diriku dan pada langit dan pada dirimu bahwa kelak aku Menjadi orang Sukes aku akan membangun Rumah makan dan akan mentraktir mu sepuas yang kau inginkan!! dan akupun bercita cita menjadi mentri luar negri dengan harapan Melihat Keindahan Dunia Luar yangbelum pernah kulihat. Mung kin saat itu aku seperti orang bodoh yang terlalu banyak bermimpi, tapi tahukah kau saat itu merasa sepertigadis kecil yang bebas bermimpi, entahkapan aku akan pernah merasakan perasaan seperti itu, seumur hidupku saat bersamamu aku merasa layaknya gadis kecil yang hidup tanpa beban di pundakku, dan aku teringat kau menutup impian ku dengan seuntai kata, yang masih jelas aku ingat kau berkata ” Sesedih apapun masa lalumu, lihatlah sekelilingmu.  Sadari bahwa kamu sekarang berada diantara mereka yang menyayangimu.” Saat itu aku begitu Terharu seakan kekecewaan yang begitu sesak kurasa tiba- tiba menguap begitu saja, mungkin waktu itu kau tidak tahu akan apa yang kau katakan, tapi tahukah kausaat itu kau sedang memberi semangat padaku dan sampai saat ini aku masih menyimpannya dalam hati, dan untuk semua hal yang kau ajarkan padaku,Terima kasih untuk nasehatmu yang begitu menginspirasiku, dan kini kusadar walau harus berdiri sendiri aku akan tetap bangkit walau harus jatuh berkali kali, aku akan tetap bangkit tidak peduli berapa luka dan cacian yang kudapat selama aku masih mampu bersyukur aku percaya Tidak ada yang hilang dalam hidupku karena aku percaya Pecundang yang tidak pernah menyerah suatu waktu bisa menjadi Pemenang!!!

Untuk Kak Hikmah, semoga kakak tenang di alam sana, semoga kakak bisa beristirahat dengan tenang

Kak, aku berdoa untuk amal dan ibadahkak hikmahsemoga di terima oleh Tuhan YME.

Selamat jalan sahabatku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun