Mohon tunggu...
Putri LinggaSari
Putri LinggaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memaparkan pengetahuan mengenai pendidikan di era milenial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Macam Penerapan Pembelajaran dalam Meningkatkan berbagai Kemampuan Siswa dalam Pelajaran Matematika

19 September 2023   11:15 Diperbarui: 19 September 2023   11:17 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Macam penerapan pembelajaran dalam meningkatkan berbagai kemampuan siswa dalam pelajaran matematika

Dr. Edy Surya M.Si dan Putri Lingga Sari

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Pendidikan juga membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya yaitu pengembangan potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya kea rah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan matematika mempunyai peranan bagi setiap individu untuk melatih kemampuan berfikir logis, kritis, sistematis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Sehingga matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat penting di jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan hingga jenjang Perguruan Tinggi tidak terlepas dari matematika.

Matematika sebagai pembelajaran juga dapat melatih seseorang (siswa) bertanggungjawab, memiliki kepribadian baik dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika. Pembelajaran matematika suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol kemudian diterapkan pada situasi nyata. Keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran harus didukung dengan kegiatan khusu yang berpusat pada siswa sehingga mereka melakukan "melakukan matematika" untuk menemukan dan membangun matematika yang difasilitasi oleh guru.

Adapun beberapa alasan mengapa matematika harus diajarkan kepada siswa : 1). Selalu digunakan dalam semua aspek kehidupan, 2). Semua bidang studi membutuhkan keterampilan matematika yang sesuai, 3). Sarana komunikasi yang kuat, jelas dan ringkas, 4). Digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, 5). Meningkatkan kemampuan berfikir logis, akurasi dan kesadaran spasial, 6). Memberi kepuasan pada upaya memecahkan tantangan masalah. Dan sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika menurut kurikulum yaitu : 1). Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan tingkat tinggi siswa, 2). Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, 3). Memperoleh hasil belajar yang tinggi, 4). Melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah, 5). Mengembangkan karakter siswa.

Simmers (Surya, 2017) mengatakan bahwa matematika sering mengalami kesulitan. Novferma (2016) menyatakan bahwa faktor-faktor kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal matematika yaitu siswa merasa waktu yang diberikan tidak cukup, mudah menyerah, kurang teliti, sering lupa, merasa cemas dan siswa tergesa-gesa untuk mengerjakan soal. Selain itu salah satu faktor internal yang mempengaruhi pembelajaran adalah kecerdasan.

Salah satu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah adalah kecerdasan logis matematis. Kecerdasan logis matematis meliputi perhitungan matematis, berpikir logis, pemecahan masalah, penalaran induktif dan penalaran deduktif serta ketajaman dalam pola dan hubungan. Dengan adanya unsur pemecahan masalah pada kecerdasan logis matematis, tentunya akan berpengaruh pada prestasi belajar matematika siswa.

Kecerdasan logis matematis merupakan hal yang cukup penting bagi siswa dan guru. Dimana bagi siswa dapat mendorong semangat siswa berprestasi dalam belajar dan mengarahkan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan bagi guru, dengan memahami dan mengetahui kecerdasan logis siswa maka guru akan dapat membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk berhasil dalam belajar, mampu menyelesaikan strategi mengajarnya sesuai dengan kondisi siswa dan mampu mendudukkan posisinya dengan kegiatan pembelajaran.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan siswa beranggapan matematika sulit untuk dipelajari dua diantaranya adalah kurangnya kemampuan pemecahan masalah dalam matematika. Kemampuan pemecahan masalah atau yang sering disebut problem solving adalah salah satu

kemampuan dalam kurikulum 2013 yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Setiap masalah slalu berkenaan dengan suatu pertanyaan, namun tidak semua pertanyaan merupakan masalah. Menurut Minarni masalah muncul ketika seseorang memiliki tujuan tetapi tidak tahu bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Masalah hadir ketika terdapat gap (pemisah) antara yang seharusnya dengan kenyataan atau ketika sesuatu tidak berfungsi, tidak berjalan sebagaimana mestinya. sedangkan menurut Darmani & Renaldi (2018) masalah adalah sesuatu (entitas) yang belum diketahui, dan jika ditemukan akan memiliki nilai sosial, kultural atau intelektual. Dalam Juliarta dan Surya (2017), Ruseffendi mengemukakan bahwa kemampuan pemecahan masalah amat penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka yang dikemudian hari akan mendalami dan mempelajari matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari. Mengajarkan pemecahan masalah kepada peserta didik, memungkinkan peserta didik itu menjadi lebih analitis dalam mengambil keputusan didalam kehidupannya. Dengan arti lain, bahwa peserta didik dilatih memecahkan masalah, yang tentunya ia memiliki kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan inilah yang akan membantu peserta didik untuk terampil tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, bagaimana merencanakan penyelesaian, menganalisis informasi dan

merefleksi kemabli hasil yang telah diperolehnya.

Untuk memiliki kemampuan tersebut maka siswa harus memahami atau menguasai materi-materi yang ada dalam pelajaran matematika. Apabila kemampuan pengatahuan awal siswa tidak baik, maka untuk melanjutkan ke materi pokok akan sangat sulit. Pengetahuan awal yang belum dimiliki siswa nantinya akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi berikutnya. Polya mengemukakan bahwa dalam matematika terdapat dua macam masalah yaitu masalah untuk menemukan (problem to find) dan masalah untuk membuktikan.

Untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa, maka perlu adanya usaha perbaikan salah satunya dalam proses pembelajaran. Melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran membantu siswa untuk lebih baik lagi dalam penyelesaian masalah. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dan membuat belajar matematika menjadi lebih menyenangkan adalah model pembelajaran Numbered Head Together. Numbered Head Together merupakan rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pernyataan yang dilontarkan atau diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawab oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan guru dari

masing-masing kelompok.

Matematika sebagai ilmu pengetahuan dengan penalaran deduktif yang mengandalkan logika dan meyakinkan kebenaran dari suatu pernyataan. Salah satu materi matematika yang membahas persoalan mengenai ukuran, bentuk, kedudukan dan sifat yaitu geometri. Dalam menyelesaikan persoalan geometri, siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pemahaman konsep, serta dapat menginterpretasikan imajinasi ke dalam matematika. Sternberg (1996), suatu masalah disebut masalah matematika jika prosedur matematika seperti prosedur aritmatika dan aljabar dibutuhkan untuk memecahkannya. Jadi, masalah matematika adalah suatu masalah yang diterima untuk dianalisis dan mungkin dapat diselesaikan dengan metode-metode matematika. Hal ini berarti, suatu masalah disebut masalah matematika bilamana pemecahan masalah tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan metode atau prosedur matematika.

Dengan menyelesaikan persoalan matematika diperlukan strategi-strategi pembelajaran yang tepat. Ada banyak strategi pembelajaran matematika yang bisa meningkatkan pemahaman konsep selain Numbered Head Together adalah Problem Solving. Tak hanya itu kemampuan komunikasi matematis siswa dan pengembangan kreativitas siswa di kelas meningkat bisa dipengaruhi oleh desain dari Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS didesain menarik akan menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih senang. LKS yang dirancang dengan memberikan solusi pemecahan masalah dengan berbantuan Software Geogebra akan mempermudah siswa dalam pemecahan masalah. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan dilakukannya pengembangan LKS. Yang pertama adalah tujuan umum pembelajaran matematika yang telah disusun oleh pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan. Kedua, kurang baik kemampuan komunikasi siswa tentang situasi, ide atau gagasan ke dalam model atau bahasa matematika baik secara lisan atau tulisan yang merupakan indikator kemampuan komunikasi matematis. Pembelajaran banyak didominasi guru dan masih berlaku paradigma teacher center learning sehingga tidak membangun kreativitas siswa dalam belajar di kelas. Berdasarkan hal-hal tersebut ada beberapa faktor penyebab, diantaranya yaitu pembelajaran yang dilakukan kurang dapat mengakomodir kemampuan matematis siswa, soal-soal yang diberikan merupakan sosal-soal yang rutin dengan kata lain kurang memfasilitasi Order Mathematical Thhinking siswa dan Lembar Kerja Siswa (work sheet) kurang menarik. Kondisi tersebut diperkuat oleh jurotun (2015), Ekawati (2016) dan Hodiyanto (2017) bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan Software

Geogebra pada pembelajaran geometri hasilnya lebih tinggi dan dapat membangun daya kreatifitas dan daya kritis siswa. maka sudah seharusnya bagi para pendidik untuk mampu menyesuaikan model pembelajaran yang efektif, efesien dan membuat para siswa dapat berpikir kritis, memahami materi dan dapat terlibat aktif dalam proses kegiatan belajar-mengajar sehingga pembelajaran matematika yang awalnya bersifat terpusat pada guru, kini akan berubah berpusat kepada siswa dan juga menggunakan alat peraga yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. Banyak model pembelajaran yang kita ketahui telah diterapkan oleh para guru di Indonesia untuk melakukan pembelajaran di kelas. Guru di Indonesia berusaha memadukan model serta media yang mereka anggap dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbunya rasa senang pada siswa terhadap suatu pembelajaran, sehingga akan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun