Mohon tunggu...
Putri KhusnulAmriani
Putri KhusnulAmriani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Canva dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

15 Desember 2022   10:28 Diperbarui: 15 Desember 2022   10:47 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Canva Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X IPS di SMA Negeri 18 Makassar

Oleh

Putri Khusnul Amriani, S.Pd

KATA PENGANTAR

                 Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan penelitian tindakan kelas dengan judul "Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Canva Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X IPS di SMA Negeri 18 Makassar", penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:

Yth. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan

Yth. Kepala Cabang Dinas Pendidikan

Yth. Kepala Sekolah SMA Negeri 18 Makassar

Yth. Rekan-rekan Guru SMA Negeri 18 Makassar

Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.                                                                                          

                                                                                               

Penulis

 

 

ABSTRAK

Makassar, 10 September 2021. Penerapan Model Pembelajaran Project Based

Learning Berbantuan Media Canva Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta

Didik Kelas X IPS di SMA Negeri 18 Makassar 

Kata kunci: motivasi belajar, project based learning, media Canva

Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam perisiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam dalam penelitian tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran project based learning berbantuan media canva dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas x ips di sma negeri 18 makassar, (b) Ingin mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran project based learning berbantuan media canva dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas x ips di sma negeri 18 makassar.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas X IPS. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (64,29%), siklus II (78,57%), siklus III (90,47%).

Simpulan dari penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Canva Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar peserta didik.

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.

Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga pendidik/guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.

Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung (Combs, 1984: 11-13). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan profesional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.

Proses pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan belajar mengajar mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teaching is primarily and always the stimulation of learner (Wetherington, 1986: 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif.

Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evalusi dengan berbagai faktor yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya ditinjau kembali.

Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam perisiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.

Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya.

Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran yang menyenangkan dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.

Khususnya dalam pembelajaran Sosiologi, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka guru akan menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan dengan berbantuan media yang mudah diakses oleh siswa,  guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa melalui LKPD.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengambil judul "Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Berbantuan Media Canva Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X IPS di SMA Negeri 18 Makassar". 

B.   Perumusan Masalah

Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah penerapan model pembelajaran project based learning berbantuan media canva dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas x ips di sma negeri 18 makassar ?
  2. Bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran project based learning berbantuan media canva dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas x ips di sma negeri 18 makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:

  1. Ingin mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran project based learning berbantuan media canva dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas x ips di sma negeri 18 makassar
  2. Ingin mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran project based learning berbantuan media canva dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas x ips di sma negeri 18 makassar

D. Manfaat Penelitian

1.   Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penerapan model pembelajaran project based learning berbantuan media canva dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

2.   Guru dapat menjadikan referensi dalam memanfaatkan model pembelajaran project based learning berbantuan media canva untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam hal kualitas proses maupun kualitas hasil.

3.   Memberikan tanggung jawab dan rasa keadilan bagi guru dalam hal proses pembelajaran dengan tetap berpegang pada suatu pengertian bahwa siswa memerlukan perhatian guru.

E.   Definisi Operasional Variabel Penelitian 

1.   Motivasi belajar adalah:

Sejatinya, motivasi adalah suatu perkara yang dibutuhkan dalam diri seseorang. Motivasi belajar sama bermanfaatnya bagi siswa yang memiliki progres belajar yang baik maupun siswa yang kurang mampu mengimbangi materi yang diajarkan.

2.   Project Based Learning adalah:

Project based learning adalah model pembelajaran berupa tugas nyata seperti kerja proyek, berkelompok, dan mendalam untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

3.   Media Canva adalah:

Sebagai aplikasi berbasis teknologi, Canva menyediakan ruang belajar untuk setiap guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran dengan mengandalkan media pembelajaran salah satunya berupa aplikasi Canva. Media yang menyediakan lebih banyak template menarik untuk menarik minat peserta didik dalam proses pembelajaran.

F.   Batasan Masalah 

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:

  1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas X IPS
  2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.

Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Individu, Kelompok dan Hubungan Sosial.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Motivasi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993: 120).

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

Dalam Psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata Motif dalam bahasa Inggris adalah motive berasal dari kata "motion" yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Motif juga diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.13

Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas -- aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).14

Berawal dari kata motif, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat -- saat tertentu.15 motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.

Mc Donald mengatakan bahwa, motivation is energy change within the person characterized by affective araousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.

WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati.18 Menurut Vroom, motivasi mngacu kepada proses mempengaruhi pilihan -- pilihan individu terhadap bermacam -- macam bentuk kegiatan yang dikeendaki. Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :

Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.

Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.21 Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch merumuskan learning is change is performance as a result of practice.

Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan.

B.   Model Pembelajaran Project Based Learning 

1.   Pengertian

Para ahli boleh saja memiliki penafsiran arti yang berbeda-beda, namun inti dasarnya tetap sama. Project based learning adalah model pembelajaran berupa tugas nyata seperti kerja proyek, berkelompok, dan mendalam untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

Adapun pengertian project based learning menurut para ahli adalah sebagai berikut.

Menurut Goodman dan Stivers, yaitu pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.

Menurut Made Wena, yaitu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.

Menurut Grant, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.

Menurut Afriana, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik.

Menurut Fathurrohman, yaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

  1. Tujuan Model Pembelajaran Project Based Learning

Model pembelajaran tentu mengandung tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan project based learning adalah sebagai berikut.

Melatih sikap proaktif peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.

Mengasah kemampuan peserta didik dalam menguraikan suatu permasalahan di kelas.

Meningkatkan keaktifan peserta didik di kelas dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks sampai diperoleh hasil nyata.

Mengasah keterampilan peserta didik dalam memanfaatkan alat dan bahan di kelas guna menunjang aktivitas belajarnya.

Melatih sifat kolaboratif peserta didik.

  1. Sintak Tujuan Model Pembelajaran Project Based Learning

Sintak pembelajaran merupakan tahapan atau fase yang harus dikerjakan pada pembelajaran. Dengan adanya sintak, alur kegiatan pembelajaran menjadi jelas dan terstruktur. Adapun sintak model pembelajaran project based learning adalah sebagai berikut.

Menentukan pertanyaan mendasar Sebelum masuk ke materi, guru harus memberikan pertanyaan mendasar terkait materi yang akan dipelajari. Pertanyaan tersebut bisa dikemas dalam studi kasus di dunia nyata dilanjutkan dengan penelusuran lebih mendalam.

Menyusun desain perencanaan proyek

Penyusunan desain proyek bersifat kolaboratif. Artinya, kerja sama antara guru dan peserta didik. Pada desain ini memuat sejumlah poin, misalnya aturan main, aktivitas, dan presentasi.

Membuat jadwal aktivitas

Setelah guru dan peserta didik menyusun desain perencanaan proyek dilanjutkan dengan membuat jadwal aktivitas. Adapun contoh jadwal aktivitasnya adalah sebagai berikut.

Menentukan timeline pengerjaan

Menentukan deadline pengerjaan

Menentukan perencanaan baru untuk menyelesaikan proyek

Memberikan bimbingan bagi peserta didik yang menggunakan cara di luar proyek.

 Melakukan monitor pada perkembangan kinerja peserta didik

Selama peserta didik mengerjakan proyek yang ditugaskan, guru harus aktif memonitor kegiatan mereka. Hal itu bertujuan untuk menjaga agar suasana belajar tetap kondusif. Kegiatan monitor bisa dilakukan menggunakan alat perekam atau rubrik.

Menguji hasil kinerja peserta didik

Tingkat pencapaian peserta didik dalam menyelesaikan proyek yang ditugasnya akan diuji dan dinilai oleh guru. Penilaian ini diharapkan bisa memberikan umpan balik bagi pemahaman peserta didik. Hasil kinerja juga bisa digunakan oleh guru untuk menyusun strategi pada pembelajaran selanjutnya.

Mengevaluasi pengalaman

Evaluasi pengalaman berupa refleksi dari kegiatan yang sudah dijalankan. Pada tahap ini guru bisa melakukan diskusi ringan dengan peserta didik terkait pengalaman selama mengerjakan proyek.

Media Aplikasi Canva

Canva mempunyai salah satu layanan atau program khusus yang dirancang untuk pendidikan, yakni Canva for Education. Layanan ini didesain untuk pendidik dan peserta didik agar tetap mendapatkan pengalaman pembelajaran yang kreatif, inovatif, kolaboratif dan menyenangkan.

Pendidik membutuhkan media pembelajaran yang beragam dan inovatif. Salah satu dari banyaknya aplikasi yang telah hadir dalam dunia pendidikan ialah aplikasi canva. Pelangi dalam Mudinillah (2021:75) mengemukakan bahwa canva adalah program desain online yang menyediakan bermacam peralatan seperti presentasi, resume, poster, pamflet, brosur, grafis, infografis, spanduk, penanda buku, bulletin, dan lain sebagainya yang disediakan dalam aplikasi canva. Adapun jenis-jenis presentasi yang tersedia pada canva seperti presentasi kreatif, pendidikan, bisnis, periklanan, teknologi, dan lain sebagainya. Sehingga aplikasi canva dapat dimanfaatkan dalam ranah pendidikan. Desain presentasi inilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Cara penggunaannya sangatlah mudah bahkan oleh pemula sekalipun dan mudah untuk digunakan secara online. Canva tidak membutuhkan instalasi dikomputer, karena aplikasi canva berbasis web/cloud dan tersedia aplikasi mobile untuk android maupun iPhone sehingga tetap bisa membuat desain ketika jauh dari komputer

Tidak hanya pendidik yang dapat menggunakan aplikasi canva karena canva merupakan salah satu aplikasi yang gratis dan terbuka untuk umum. Dengan canva dapat membantu kita membuat desain yang kita inginkan tanpa harus mendesain dari awal. pendidik juga dapat menggunakan template, animasi, dengan warna yang menarik dan font untuk mempercantik presentasi yang ditampilkan. Hasil desain juga otomatis tersimpan pada web canva dan dapat dibagi di sosial media. Pembuatan media pembelajaran melalui aplikasi canva ini, pesan pendidik ke peserta didik akan tersampaikan dengan efektif dengan memberikan kemudahan penyampaian materi yang mudah difahami dan lebih menarik, yang sesuai dengan taraf berfikir peserta didik membuat peserta didik dapat memahami materi secara cepat, dan dapat diulang ketika mereka berada di rumah, sehingga mereka termotivasi untuk belajar. Namun karena aplikasi ini berbasis cloud/web, tentu saja tidak dapat diakses jika tidak ada koneksi internet, selain itu juga desain yang disajikan dalam aplikasi canva ada beberapa template yang berbayar, tetapi hal ini tidak menjadi masalah dikarenakan banyak template yang bagus dan gratis saat dipakai. Dengan aplikasi canva tidak hanya dapat membuat media pembelajaran interaktif tetapi juga dapat digunakan dalam pembuatan logo, poster, banner iklan, konten sosial media, desain kemasan produk, intro YouTube, desain editor majalah atau buku dan masih banyak lagi. Aplikasi canva ini dapat digunakan dimanapun pada waktu kapanpun.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi social eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1.   Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 18 Makassar

2.   Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil 2021/2022.

3.   Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas X IPS pada pokok bahasan Individu, Kelompok dan Hubungan Sosial.

B.   Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam  melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart  (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Penjelasan alur di atas adalah:

  1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
  2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran  model gabungan ceramah dan kerja kelompok.
  3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
  4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

            Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1.   Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2.   Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil kegiatan pemberian tugas.

4.   Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPS pada pokok bahasan dampak globalisasi. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal yang telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisi butir soal adalah sebagai berikut:

Validitas Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:           

 (Suharsimi Arikunto, 2001: 72)

Dengan:    rxy         : Koefisien korelasi product moment

N         : Jumlah peserta tes

Y       : Jumlah skor total

X       : Jumlah skor butir soal

X2      : Jumlah kuadrat skor butir soal

XY    : jumlah hasil kali skor butir soal

Reliabilitas

Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:

 (Suharsimi Arikunto, 2001: 93)

Dengan:    r11        : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

r1/21/2    : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.

Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf kesukaran adalah:

     (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)

Dengan:    P          : Indeks kesukaran

B         : banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

Js         : Jumlah seluruh siswa peserta tes

       Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:

Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar

Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang

Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah

Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:

               (Suharsimi Arikunto, 2001: 211)

Dimana:    

D   : Indeks diskriminasi

BA  : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB        : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar aktif, dan tes formatif.

E.   Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

  1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

     

Dengan            :      = Nilai rata-rata

                          X     = Jumlah semua nilai siswa

                                      N    = Jumlah siswa

2.   Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari

atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

    

  1. Untuk lembar observasi

Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model Gabungan Metode Ceramah dengan Metode Kerja Kelompok.

      Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model Gabungan Metode Ceramah dengan Metode Kerja Kelompok digunakan rumus sebagai berikut : 

      X =  

      Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2

Lembar observasi aktifitas guru dan siswa

      Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut :

      % = x 100 % dengan

      X =  = 

      Dimana :    %         = Presentase pengamatan

                        X         = Rata-rata

                        x      = Jumlah rata-rata

                        P1        = Pengamat 1

                                    P2        = Pengamat 2

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan gabungan metode ceramah dengan metode kerja kelompok, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.

            Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

            Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan gabungan metode ceramah dengan metode kerja kelompok.

Analisis Item Butir Soal

Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:

  1. Validitas

Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai Instrumen dalam penelitian ini. Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini 

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa

Soal Valid

Soal Tidak Valid

4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 40,  41, 42, 43, 44, 46

1, 2, 3, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 31, 32, 33, 34, 35, 45

  1. Reliabilitas

Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 732. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 42 dengan r (95%) = 0,304. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.

  1. Taraf Kesukaran (P)

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:

21 soal mudah

15 soal sedang

10 soal sukar

  1. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek sebanyak 15 soal, berkriteria cukup 22 soal, berkriteria baik 8 soal, dan yang berkriteria tidak baik 1 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

Analisis Data Penelitian Persiklus

1.   Siklus I

a.    Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolaan gabungan metode ceramah dengan metode kerja kelompok.

b.    Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 September 2021 di Kelas X IPSA dengan jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 1 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No

Aspek yang diamati

Penilaian

Rata-rata

P1

P2

I

Pengamatan KBM

Pendahuluan 

Memotivasi siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya  

Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar

2

2

2

2

2

2

Kegiatan inti

Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif

Membimbing siswa melakukan kegiatan

Melatih keterampilan kooperatif

Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran

Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

Penutup

Membimbing siswa membuat rangkuman

Memberikan evaluasi

3

3

3

3

3

3

II

Pengelolaan Waktu

2

2

2

III

Antusiasme Kelas

  1. Siswa antusias
  2. Guru antisias

2

3

2

3

2

3

Jumlah

32

32

32

                        Keterangan           :          Nilai            : Kriteria 

: Tidak Baik

: Kurang Baik

: Cukup Baik

: Baik 

       Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa,  menyampaikan tujuan pembelajran,  pengelolaan waktu,  dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

 Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No

Aktivitas Guru yang diamati

Presentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Menyampaikan tujuan

Memotivasi siswa

Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya

Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi

Menjelaskan materi yang sulit

Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep

Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan

Memberikan umpan balik

Membimbing siswa merangkum pelajaran

5,0

8,3

8,3

6,7

13,3

21,7

10,0

18,3

8,3

No

Aktivitas siswa yang diamati

Presentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru

Membaca buku

Bekerja dengan sesama anggota kelompok

Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru

Menyajikan hasil pembelajaran

Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide

Menulis yang relevan dengan KBM

Merangkum pembelajaran

Mengerjakan tes evaluasi

22,5

11,5

18,7

14,4

2,9

5,2

8,9

6,9

8,9

        Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar 13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %.

       Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran project based learning berbantuan media aplikasi Canva sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan, karena media Canva tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.

Table 4.2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

No. Urut

Skor

Keterangan

No. Urut

Skor

Keterangan

T

TT

T

TT

1

100

22

60

2

60

23

70

3

80

24

70

4

60

25

70

5

60

26

80

6

80

27

70

7

70

28

80

8

60

29

70

9

90

30

60

10

80

31

60

11

80

32

60

12

60

33

100

13

70

34

60

14

70

35

80

15

70

36

60

16

80

37

60

17

70

38

80

18

80

39

70

19

70

40

60

20

60

41

90

21

60

42

80

Jumlah

1510

14

7

Jumlah

1490

13

8

Jumlah Skor Tercapai  3000

Jumlah Skor Maksimal Ideal 4200

Rata-Rata Skor Tercapai 71,42

Keterangan:     T                                                          : Tuntas

TT                                                        : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas                    : 27

Jumlah siswa yang belum tuntas         : 15

Klasikal                                               : Belum tuntas               

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

No

Uraian

Hasil Siklus I

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

71,42

27

64,29

 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan gabungan metode ceramah dengan kerja kelompok diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 71,42 dan ketuntasan belajar mencapai 64,29% atau ada 27 siswa  dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 64,29% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan gabungan metode ceramah dengan kerja kelompok.        

c.    Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d.   Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

2.   Siklus II                                                         

a.    Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

      Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 September 2021 di Kelas X IPS  dengan jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

No

Aspek yang diamati

Penilaian

Rata-rata

P1

P2

I

Pengamatan KBM

Pendahuluan 

Memotivasi siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya  

Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar

3

3

3

4

3

3,5

Kegiatan inti

Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif

Membimbing siswa melakukan kegiatan

Melatih keterampilan kooperatif

Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran

Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan

3

4

4

4

3

4

4

4

4

3

3,5

4

4

4

3

Penutup

Membimbing siswa membuat rangkuman

Memberikan evaluasi

3

4

4

4

3,5

4

II

Pengelolaan Waktu

3

3

2

III

Antusiasme Kelas

Siswa antusias

Guru antisias

4

4

3

4

3,5

4

Jumlah

41

43

42

                        Keterangan           :        

Nilai                        : Kriteria 

: Tidak Baik

: Kurang Baik

: Cukup Baik

: Baik 

      Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru dengan menerapkan metode pembelajarn kooperatif model Gabungan Metode Ceramah dengan Metode Kerja Kelompok mendapatkan penilaian yang cukup baik  dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

       Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan metode pembelajarn kooperatif model pembelajaran Project Based Learning dengan berbantuan media aplikasi Canva diharapkan siswa

dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa :

Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II

No

Aktivitas Guru yang diamati

Presentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Menyampaikan tujuan

Memotivasi siswa

Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya

Menyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategi

Menjelaskan materi yang sulit

Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep

Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan

Memberikan umpan balik

Membimbing siswa merangkum pelajaran

6,7

6,7

6,7

11,7

11,7

25,0

8,2

16,6

6,7

No

Aktivitas siswa yang diamati

Presentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru

Membaca buku

Bekerja dengan sesama anggota kelompok

Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru

Menyajikan hasil pembelajaran

Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide

Menulis yang relevan dengan KBM

Merangkum pembelajaran

Mengerjakan tes evaluasi

17,9

12,1

21,0

13,8

4,6

5,4

7,7

6,7

10,8

     Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/ Tanya jawab (16,6%), mnjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (6,7%).

      Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan. Aktifitas siswa  yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan dengan KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktifitas siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (12,1%), menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%).

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 83,09 dan dari 36 siswa yang telah tuntas sebanyak 25 siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 90,47% (termasuk kategori tuntas).  Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaeruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan belajar aktif sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

c.    Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran dengan gabungan metode ceramah dengan kerja kelompok pada materi pelajaran. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.

Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. 

Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran dengan gabungan metode ceramah dengan kerja kelompok pada materi pelajaran dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran dengan gabungan metode ceramah dengan kerja kelompok pada materi pelajaran dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan

1.   Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan gabungan metode ceramah dengan kerja kelompok pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 64,29%, 78,57%, dan 90,47%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2.   Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan gabungan metode ceramah dengan kerja kelompok pada materi pelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3.   Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan pembelajaran dengan gabungan metode ceramah dengan kerja kelompok pada materi pelajaran yang paling dominan adalah bekerja dengan sesama siswa, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan gabungan metode ceramah dengan kerja kelompok pada materi pelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan         

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.   Pembelajaran dengan model Project Based Learning dengan berbantuan media aplikasi Canva pada materi pelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (64,29%), siklus II (78,57%), siklus III (90,47%).

  1. Penerapan pembelajaran dengan model Project Based Learning dengan berbantuan media aplikasi Canva pada materi pelajaran mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pembelajaran menggunakan aplikasi Canva dalam membuat project dengan kerja kelompok pada materi pelajaran sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
  2. Penerapan pembelajaran model Project Based Learning dengan berbantuan media aplikasi Canva pada materi pelajaran efektif untuk mengingatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi ujian akhir yang segera akan dilaksanakan.

B.   Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

  1. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan model Project Based Learning dengan berbantuan media aplikasi Canva pada materi pelajaran memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pembelajaran dengan model, metode dan media pembelajaran pada materi pelajaran proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
  2. Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang sederhana,  dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
  3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SMA Negeri 18 Makassar tahun pelajaran 2016/2017.

      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun