Selain itu, jatuh cinta juga membuat kita merasa dihargai dan diterima oleh orang lain. Ketika kita jatuh cinta, kita merasa dicintai dan diinginkan oleh seseorang.Â
Perasaan ini memberi kita rasa percaya diri dan meningkatkan harga diri kita. Ketika kita merasa dihargai dan diterima, kita cenderung merasa lebih bahagia dan euforia.Â
Namun, seperti halnya keadaan euforia lainnya, euforia jatuh cinta juga dapat memberikan pengalaman yang intens dan tidak stabil.
Otak juga berperan penting dalam mengatur perasaan euforia. Area limbik, yang terkait dengan emosi dan memori, menjadi aktif ketika seseorang jatuh cinta.Â
Sistem limbik ini mempengaruhi perilaku dan emosi, sehingga menjelaskan mengapa kenangan yang terkait dengan cinta yang baru begitu kuat.
Kita bisa merasakan perasaan takut kehilangan orang yang kita cintai, kecemasan yang berlebihan, dan ketidakpastian tentang masa depan hubungan kita. Namun, meskipun ada tantangan dan ketidakpastian, euforia jatuh cinta tetap menjadi pengalaman yang luar biasa.
Euforia jatuh cinta juga dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita. Ini dapat memotivasi kita untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri, mendorong kita untuk mengambil risiko, dan mengubah persepsi kita tentang dunia.
Euforia ini juga dapat menginspirasi karya seni yang indah, puisi yang mendalam, dan lagu-lagu yang memukau.
Namun, terkadang jatuh cinta dapat membuat seseorang melakukan hal-hal bodoh. Hal ini disebabkan oleh tidak aktifnya bagian korteks frontal otak, yang berfungsi membuat keputusan dan menilai suatu hal. Ketika bagian ini tidak aktif, seseorang akan sulit menilai aksi yang ia lakukan saat jatuh cinta, sehingga dapat berbuat bodoh.
Euforia jatuh cinta adalah perasaan yang kompleks dan terjadi karena interaksi antara tubuh, otak, dan emosi. Perasaan ini disebabkan oleh pelepasan hormon dan zat kimia yang memicu perasaan euforia dan kepuasan.Â
Respons tubuh dan otak yang terkait dengan euforia dapat menyebabkan kecanduan dan pengaruh lainnya pada perilaku seseorang.