Mohon tunggu...
Putri NurUtami
Putri NurUtami Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya guru pengampu mata pelajaran bahasa Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practices Model Pembelajaran Project Based Learning, Meningkatkan Keterampilan Menulis dan Berbicara

12 April 2023   08:40 Diperbarui: 12 April 2023   08:42 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bahasa Jepang merupakan bahasa asing yang mendapat hati di masyarakat Indonesia, hal tersebut karena Jepang merupakan negara maju yang patut untuk diteladani, baik dari segi pendidikan, teknologi, bahkan budaya. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, bahasa Jepang merupakan mata pelajaran bahasa asing pilihan yang diharapkan mampu membuat peserta didik terbuka dengan dunia internasional. Penguasaan bahasa Jepang dapat digunakan dalam berinteraksi dan menyerap berbagai perkembangan teknologi. Selain itu, dengan mempelajarai bahasa Jepang peserta didik diharapkan dapat mempelajari budaya seperti adat istiadat, kebiasaan, norma, dan cara berkomunikasi. 

Dalam proses pembelajaran tentunya banyak kendala dan masalah yang dialami. Dalam hal ini penulis akan menekankan masalah pada elemen berbicara dan menulis (membuat kalimat sederhana). Beberapa hal yang menjadi kendala dalam mempelajari bahasa Jepang,yaitu :

  • Minat dan motivasi belajar peserta didik rendah
  • Peserta didik kesulitan memahami pola kalimat bshasa Jepang
  • Guru belum menggunakan model, metode, dan media pembelajaran yang inovatif.

Peserta didik kesulitan dalam mengahafal kosa kata dan memahami pola kalimat bahasa Jepang. Dalam membuat kalimat dan berbicara bahasa Jepang dua hal tersebut sangatlah penting. Siswa tidak akan bisa membuat kalimat jika dua komponen di atas tidak difahami. Selanjutnya guru harus mengkaji kembali metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan kosa kata dan pemahaman terhadap fungsi partikel. Setelah memiliki perbendaharaan kata yang baik dan memahami pola kalimat siswa mampu membuat kalimat sederhana dan lebih percaya diri untuk berbicara dalam bahasa Jepang.

Pemahaman peserta didik merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar karena hal tersebut merupakan hasil akhir dari proses belajar mengajar. Hasil akhir tersebut juga disertai dengan suatu yang tidak kalah pentingnya yaitu adanya suatu strategi dalam proses belajar mengajar yang inovatif yang menciptakan pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini pemanfaatan media juga dibutuhkan dalam pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif dengan menggunakan strategi pembelajaran serta pemanfaatan media sangat penting untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi.

Beberapa tantangan yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model PJBL adalah

  • Guru harus berinovasi untuk memunculkan pembelajaran yang tidak monoton. Beberapa hal yang harus disiapkan, diantaranya adalah mencari video terkait materi Jikan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengeksplorasi materi pembelajaran.
  • Dengan pembelajaran berdiferensiasi produk, guru harus menyiapkan instrumen penilaian yang lebih beragam sesuai produk dan tujuan pembelajaran.
  • Membutuhkan waktu yang lebih lama sebab siswa harus merencanakan, membuat, dan menyelesaikan produk serta menguji hasil pada pertemuan pembelajaran ke 2.

Melalui Model Pembelajaran Project Base Learning (PJBL) Peserta didik dapat menginformasikan Waktu tempuh dan alat transportasi yang mereka gunakan ketika pergi ke sekolah. Indikator dalam pembelajaran ini, yaitu :

  • Siswa dapat berbicara dalam Bahasa Jepang pada tema jikan dengan membuat video vlog.
  • Siswa dapat membuat kalimat Bahasa Jepang pada tema jikan dalam bentuk poster melalui media canva.

Yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran tersebut adalah:

  • 23 Siswa kelas XII BKP (2 Siswa membantu proses pengambilan gambar & 21 siswa mengikuti pembelajaran)
  • Guru

Peran dan tanggung jawab guru dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :

  • Eksplorasi (Pertanyaan Mendasar)
  • Mendesain perencanaan produk
  • Menyusun jadwal
  • Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
  • Penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek
  • Mengevaluasi pengalaman

Dampak dari langkah langkah yang dilakukan adalah :

  • Peserta didik  merasa senang dan tertantang karena pembelajarannya menarik serta produk sesuai kemampuan dan karakter Peserta didik. Hal ini berdasarkan Instrumen Refleksi yang dikumpulkan oleh Peserta didik.
  • Kemampuan Peserta didik dalam berbicara ataupun menulis teks bahasa Jepang lebih meningkat.
  • Siswa lebih percaya diri berbicara ataupun menulis menggunakan bahasa Jepang. Hal ini terlihat saat Peserta didik mengunggah hasil produknya di media sosial yang dimiliki.

Berdasarkan paparan di atas dapat disebutkan bahwa :

  • Metode ini sangat efektif dan inovatif.
  • Faktor keberhasilannya yaitu Peserta didik aktif dalam kegiatan karena metode tersebut bersifat menantang selain itu produk yang dibuat sesuai kemampuan serta karakter Peserta didik.
  • Produk yang dihasilkan bervariasi.

Pembelajaran dari hal ini adalah guru harus memberikan metode pembelajaran yang inovatif dan menarik sehingga siswanya merasa tertantang dan termotivasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun