Mohon tunggu...
Putri Indah Ciptadi
Putri Indah Ciptadi Mohon Tunggu... Guru - Guru Ekonomi SMA Negeri 2 Magelang

Never stop learning

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Problem-Based Learning untuk Menjawab Tantangan Abad 21

9 Desember 2022   16:50 Diperbarui: 9 Desember 2022   16:54 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, yang meliputi guru mengajak siswa untuk mengamati artikel yang diberikan, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada LKPD secara berkelompok, dan guru membimbing peserta didik dalam melakukan klarifikasi tentang permasalahan dalam LKPD.

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, yang meliputi peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan studi literasi digital dan diskusi berkelompok dan membuat skenario role playing biaya peluang, peserta didik memanfaatkan media yang ada seperti: buku, bahan ajar, atau internet sebagai bahan referensi, peserta didik bertukar informasi dalam kelompok berkaitan dengan permasalahan yang diangkat sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi, dengan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik pada lembar kerja yang disediakan, dan guru mengamati jalannya diskusi dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, yang meliputi peserta didik mengolah informasi yang telah diperoleh berdasarkan hasil diskusi, peserta didik diminta menuliskan jawaban dari pertanyaan yang muncul pada lembar LKPD, guru mempersilahkan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, dan peserta didik menanggapi hasil diskusi yang disajikan kelompok lain.

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, yang meliputi guru dan peserta didik melakukan penguatan dan menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari hari ini tentang biaya peluang, kelompok lain memberikan tanggapan dan masukan terhadap presentasi untuk melengkapi informasi dan memperkuat penanaman konsep, dan memanfaatkan aplikasi pembelajaran seperti quizizz, mentimeter dan video motivasi untuk menarik perhatian peserta didik dan lebih antusias saat mengikuti pembelajaran

Evaluasi, dilakukan di akhir pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi bisa dilakukan pada peserta didik guna mengetahui sejauh mana keterampilan berpikir kritis siswa. Evaluasi bisa dilakukan menggunakan tes untuk mengukur dimensi pengetahuan serta lembar penilaian observasi diri dan antar teman untuk mengetahui pelaksanaan problem-based learning. Evaluasi juga dilakukan oleh guru sendiri untuk menilai apakah pembelajaran sudah sesuai rencana yang dilakukan. Evaluasi jalannya pelaksanaan pembelajaran juga bisa dilakukan oleh observer teman sejawat.

Penerapan desain pembelajaran ini perlu kolaborasi dengan berbagai pihak, antara lain kepala sekolah, guru mata pelajaran, rekan sejawat dan peserta didik kelas X-7 SMAN 2 Magelang. Dosen pembimbing dan guru pamong yang memberikan saran serta masukan mengenai model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan pemenuhan keterampilan abad 21. Kepala sekolah memberikan izin, dukungan dan motivasi kepada guru untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PPG. Teman sejawat memberikan masukan atas desain pembelajaran guru buat. Peserta didik berperan aktif dalam pelaksanaan praktik pembelajaran.

Refleksi mengenai hasil dan dampak pembelajaran perlu dilakukan untuk mengetahui tindak lanjut. Dampak dari langkah-langkah yang sudah dilakukan menggunakan Problem-based learning dengan Group Investigation, antara lain: peserta didik mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan teman-temannya melalui kegiatan diskusi dan presentasi, peserta didik dapat mengeksplorasi berbagai sumber pembelajaran selama kegiatan diskusi, peserta didik mampu membuat proyek analisis digital yang original hasil dari proses kemampuan  berpikir kritis, dan peserta didik mampu memecahkan masalah dalam kelompok saat proses pembuatan media presentasi.

Berdasarkan refleksi tersebut, Problem-based learning efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik sesuai dengan tuntutan keterampilan abad ke-21. Hal ini juga bisa dilihat pada respon peserta didik. Respon peserta didik terhadap pembelajaran ini positif. Peserta didik merasa senang apabila diberikan tugas secara kelompok karena mereka dapat memecahkan masalah bersama dengan bertukar pikiran dan dapat saling melengkapi. Selain itu peserta didik lebih luas mengeksplorasi kemampuannya melalui kegiatan diskusi dan presentasi. Faktor keberhasilan strategi ini antara lain upaya dari guru dan peserta didik yang sama-sama berjuang untuk mewujudkan proses pembelajaran yang lebih bermakna tentunya didukung dengan fasilitas serta pemanfaatan TIK secara optimal. Evaluasi, dukungan dan respon berbagai pihak sangat diperlukan untuk memotivasi agar pembelajaran dapat dilakukan lebih baik lagi.

Rencana tindak lanjut berdasarkan penerapan Problem-based learning dengan Group Investigation penting untuk menentukan langkah selanjutnya. Setelah menyelesaikan kegiatan pendalaman materi, pengembangan perangkat pembelajaran dan PPL, saya memiliki keinginan, yaitu memperbaiki rencana pembelajaran mulai dari modul ajar, pelaksanaan pembelajaran hingga instrumen penilaian yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik, meningkatkan ketrampilan serta mencari inovasi-inovasi baru dengan mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri dan menambah kajian literatur, dan mulai menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi dan peserta didik. Walaupun Problem-based learning memiliki kelebihan tetapi dalam pelaksanaannya terjadi kekurangan yang menjadi pelajaran berharga bagi guru dan siswa untuk bersama-sama berkolaborasi untuk mewujudkan Pendidikan yang berkualitas. Hal ini guna menyongsong abad 21 dan mewujudkan pendidikan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun