Society 5.0 atau sering disebut masyarakat 5.0 yang mana tidak hanya terkhsuus untuk factor dari manufaktur namun memecahkan dari masalah sosial dengan bantuan itegrasi ruang fisik dan virtual.konsep ini mempunyai konsep teknologi yang big data yang telah dikumpulkan Internet of Intelogence menjadi hal kehidupan menjadi lebih baik. Hal ini sangatlah berdampak diberbagai aspek kehidupan mulai dari Kesehatan, tranportasi, pertanian, inndustri serta Pendidikan sekalipun.
Â
Kita ketahui semua bahwa pada masa pandemi sejatinya konsep pembelajaran harus menggunakan online yang mana hal ini tidak dapat ditolak oleh siapapun. Hal ini terjadi sebab suatu situasi yang berbeda di tengah bahaya ataupun ancaman ini, oleh karena membuat terjadi suatu pergerakan pola dalam hal ini pola belajar. Dimana awalnya mengacu kepada pembelajaran secara offline atau secara langsung pada kelas. Secara cepat beralihlah kepada pembelajaran secara daring atau online yang menggunakan teknologi.
Â
Maka untuk para mahasiswa dalam hal pola kegiatan ataupun pembelajaran pada keadaaan seperti ini berubah menggunakan media online yang seringlah disebut e-learning. Spesifiknya untuk seluruh kegiatan apapun itu dalam kasus ini adalah sekolah ataupun perguruan tinggi wajib tidak melakukan atau menggunakan kegiatan tatap muka untuk melakukan pembelajaran, maka haruslah menggantinya dengan media jarak jauh. Hal ini dilakukan sesuai dengan instrumen peraturan yang ada yakni Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Corona Virus Desease (Covid-19). Penggunakan berbagai macam aplikasi pun mulai didebarkan seperti schoology, google classroom, google meet, zoom dan lain sebagainya.Â
Sehingga hidup mahasiswa yang awalnya selalu di dalam kampus perkuliahan membuatnya lebih fleksibel dikarenakan ia memiliki banyak sekali waktu luang. Selanjutnya mahasiswa selama ini memiliki bekal dan diasah pada bagian intelektualnya, ini terjadi dengan tidak lupa memberikan upaya edukasi tentang protocol Kesehatan untuk Masyarakat itu sendiri seperti hal nya gambar, video maupun bentuk tulisan-tulisan. Ketika ditelusuri secara jauh, sangatlah tepat saat memberikan kesempatan mahasiswa dengan fenomena Â
seperti ini. Boleh dibibilang jika kehadiran mahasiwa sangat diinginkan oleh kaum lain melalui gerakannya secara online.
Â
Namun setiap hal pasti selalu diringi oleh sisi positif dan sisi negative, dalam hal ini sisi negative yang ditimbulkan adalah adanya pembelajaran secara daring seperti halnya mahasiwa cenderung terlalu konsumtif dengan adanya akses di internet. Oleh karena dapat ditakutkan jika akan terjadi masalah yang baru karena modal dan interaksi ataupun juga komunikasi antara mahasiswanya kurang sering. Terlebih lagi system perkuliahan atau pembelajaran online dirasa belum terimplementasi secara maksimal oleh sebab beberapa kendala yang telah terjadi. Selanjutnya tentang sejauh mana mahasiswa dapat menyerap ilmunya selama masa ini.
Â
Eksistensi mahasiswa menjadi sangat dikhawatirkan dan mengancam terbentuk generasi intelektual yang sama sekali tidak berkualitas. Karena segala pola pembelajaran menjadi baru. Hal ini bisa menjadi masalah yang komplkes tentang kenyataan di luar yang telah terjadi. Hakikatnya mahasiswa ialah mahluk sosial yang tidak seharusnya untuk sepelekan kehadiranya. Namun juga tidak boleh menganggap sebagai hal yang lumrah oleh pemerintah. Jangan sampai terjadi suatu kejadian karena suatu kesepelehan.
Â
Seperti yang telah dibicarakan di atas bahwasanya setiap hal pasti ada positif dan negative nya. Sejatinya seorang mahasiswa dalam keadaan apapun, mau melakukan pembelajaran di secara daring atau offline, mahasiswa harus terus aktif dan berkarya tiada batas. Karena suatu kekurangan dalam keadaaan tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak berubah menjadi maju dan lebih baik lagi. Sehingga menuju masa 5.0 diharapkan mahasiswa terus bisa aktif dan terus bisa berkontribusi.
DAFTAR PUSTAKA
Nama : putri hardiyanti binsyarif
Nim : 202310230311020
Farah, Bilqis, and Robby Nasution. "Analisis Perubahan Orientasi Pola Hidup Mahasiswa Pasca Berakhirnya Masa Pandemi Covid-19." Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial 5 (June 27, 2020): 23.
Lukita, Chandra, Stefanny Christina, Sudadi Pranata, and Agung Supriyadi. "PENINGKATAN KAPASITAS MAHASISWA DALAM MENGHADAPI PELUANG DAN TANTANGAN DI ERA TRANSFORMASI DIGITAL SOCIETY 5.0." Jurnal Abdi Insani 9, no. 3 (September 18, 2022): 955--962.
Nastiti, Faulinda Ely, and Aghni Rizqi Nimal Abdu. "Kesiapan Pendidikan Indonesia Menghadapi Era Society 5.0." Edcomtech: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan 5, no. 1 (April 1, 2020): 61--66.
Pratiwi, E.W. "DAMPAK COVID-19 Â TERHADAP Â KEGIATAN PEMBELAJARAN Â ONLINE Â DI SEBUAH Â PERGURUAN Â TINGGI KRISTEN DI INDONESIA." Jurnal Pendidikan (2020).
Setiawan, Dimas, and Mei Lenawati. "Peran Dan Strategi Perguruan Tinggi Dalam Menghadapi Era Society 5.0." RESEARCH: Journal of Computer, Information System & Technology Management 3, no. 1 (April 8, 2020): 1--7.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI