Hal ini yang mendorong orang tua Hyunseob membuat dan menyebarkan petisi di media sosial, dan saat ini petisi tersebur telah ditandatangani oleh lebih dari 300 ribu orang. Dikabarkan kejadian ini bukanlah pertama kalinya di sekolah, sebelumnya ada banyak insiden lain yang serupa.
Akhirnya, penyebab situasi ini adalah kompleksitas hubungan manusia. Selain itu kelalaian sekolah dan ketidakmampuan untuk mengatasi situasi stres membuat masalah menjadi lebih buruk. (cr.@iris_hj_258)
Kasus Hyunseob mulai diinvestigasi segera setelah sekolah secara resmi menerima dan memproses kasus tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku. Saat ini polisi Yanggu, Korea Selatan, telah menggugat 4 siswa tersangka dengan tuduhan melanggar undang-undang kesejahteraan anak. karena polisi menganggap masalah ini merupakan masalah yang serius, maka kasus ini dipindah ke unit investigasi ‘Pemuda Wanita’ kantor polisi Gangwon untuk diselidiki.
Dari kejadian di atas kita jadi tahu bahwa bullying berdampak fatal pada mental seseorang yang menjadi korban bullying. Korban bullying akan merasakan emosi yang tidak stabil pada dirinya sendiri hingga depresi yang mengakibatkan keputusasaan. Keputusasaan ini yang mendorong korban bullying untuk melukai diri sendiri dan yang paling fatal yaitu mengakhiri hidupnya.Â
Maka dari itu mari kita lebih peka terhadap sekeliling kita dan bersama-sama menghentikan bullying. Mulai saat ini tunjukan dukunganmu pada sesama, selalu gunakan kata-kata yang baik, belajar bersikap empati, dan jangan takut untuk melaporkan tindakan bullying yang terjadi, sehingga kita dapat mencegah adanya bullying di sekitar kita.
Putri Ayu Sian Mega Utami
Rkyan Antari
Anandita Putri Nugraha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H