Setelah mendapatkan kemerdekaannya Indonesia terus membangun negaranya, dengan melakukan berbagai pembaharuan didalam bidang politik dan pendidikan contohnya. Pembangunan negara membutuhkan sumber daya manusia yang cerdas, untuk mendapatkan sumber daya manusia yang cerdas ini dapat diperoleh dari pendidikan.
Pada masa Demokrasi Terpimpin pendidikan dijalankan dengan konsep sosialisme. Dalam Keputusan Presiden Nomor 145 tahun 1965 merumuskan tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan Manipol-Usdek, yaitu "Tujuan pendidikan nasional, baik yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta, dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan tingkat tinggi supaya melahirkan  warga negara sosialis Indonesia yang susila, yang bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia, adil dan makmur spiritual maupun material, dan berjiwa Pancasila".
Sejak tahun 1959 dibawah Menteri P dan K Prof. Dr. Prijono menyusun suatu rencana pengajaran yang disebut Sapta Usaha Tama, yaitu:
1. Penertiban aparatur dan usaha-usaha Departemen P dan K.
2. Meningkatkan seni dan olahraga.
3. Mengharuskan usaha halaman.
4. Mengaharuskan penabungan.
5. Mewajibkan usaha-usaha koperasi.
6. Mengadakan kelas rakyat.
7. Membentuk regu kerja dikalangan SLTP/SLTA dan universitas
Lalu atas instruksi Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan No. 2 tanggal 17 Agustus 1961 ada rincian lanjut tentang penyesuaian kebijakan pendidikan dengan Manipol yang diinstruksian sebagai berikut :
a. Menegaskan Pancasila dan Manipol sebagai pelengkapnya asas pendidikan nasional.
b. Menetapkan Pancawardhana sebagai sistem pendidikan yang berisikan prinsip-prinsip :
    1) Perkembangan cinta bangsa dan tanah air, moral nasional/internasional/keagamaan
    2) Perkembangan inteligensi
    3) Perkembangan nasional-artistikÂ
    4) Perkembangan kerajinan tangan
    5) Perkembangan jasmani
c. Menyelenggarakan "Hari Krida" atau hari untuk kegiatan-kegiatan lapangan kebudayaan, kesenian, olahraga, dan permainan pada   setiap hari sabtu.
Di tahun 1962 untuk SMP ditambahkannya dua mata pelajaran yaitu ilmu administrasi dan kesejahteraan keluarga. Lalu untuk SMA tidak ada pembagian kelas di kelas I, pembagian dilakukan di kelas II yang digolongan dalam budaya, sosial, ilmu pasti dan alam. Untuk perguruan tinggi di awal Demokrasi Terpimpim, diberikan tugas melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi mencakup: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kurikulum Dalam Era Orde Lama
1. Rentang Tahun 1945-1968
  Dikenal dengan sebutan "Rencana Pelajaran 1947"  dilaksanakan tahun 1950. Orientasi kurikulum ini mengutamakan pendidikan     watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat. Aspek afektif dan psikomotorik ditekan dengan diadakannya pelajaran seni dan     pendidikan jasmani.
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
  Kurikulum ini memiliki silabus yang jelas, masing-masing pelajaran dipegang oleh satu guru, dan mempunyai satuan pelajaran       yang lebih terperinci. Mata pelajaran dikelompokan menjadi 5 bagian, yaitu : moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan,    dan jasmani.
  Dalam kurikulum ini mempunyai keinginan agar rakyat mendapatkan pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD      sehingga fokus pada program Pancawardhana. Diharapkan siswa dapat berperan aktif, kreatif, dan produktif. cara belajar dalan         kurikulum ini disebut metode gotong royong terpimpin.
Pendidikan Islam Era Orde Lama
Madrasah Ibtidayah merupakan pendidikan dasar formal selama enam tahun yang dikenalkan Departemen Agama. 1959 ada Madrasah Tsanawiyah lama pendidikannya selama tiga tahun, 1966 dibuka pendidikan khusus untuk perempuan dengan model pendidkan Mualimalat dengan lama pendidikan enam tahun. 1953 Departemen Agama memasukan pelajaran umum di Madrasah, sebanyak 60% pelajaran agama dan 40% pelajaran umum. 1956 dibentuk Madrasah Menengah Pertama dan Madrasah Menengah Atas tahun 1959.
Pekembangan pendidikan ini terus dilakukan sampai sekarang. Karena kebutuhan lingkungan, cara hidup bermasyarakat, dan zaman terus berkembang. Maka dari itu pendidikan pun harus ikut berkembang menyesuaikan perubahan zaman. Apalagi pendidikan itu penting untuk bekal anak-anak saat dewasa nanti.
Sumber :
Poesponegoro, M.D dan Notosusanto Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: PN Balai Pustaka
Syahruddin dan Susanto Heri. 2019. Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra Kolonialisme Nusantara Sampai Reformasi). Banjarmasin. Universitas Lambung Mangkurat: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H