Tipologi belajar siswa adalah cara bagaimana yang paling cepat dan mudah bagi seorang siswa menyerap, memahami dan mengolah informasi yang diberikan kepadanya. Tipologi belajar dibagi menjadi 3 yaitu, tipologi belajar visual, tipologi belajar auditori, dan tipologi belajar kinestik.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia melakukan sebuah observasi mengenai tipologi belajar siswa SMP. Mahasiswa ini melakukan observasi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tipe belajar yang dimiliki oleh anak SMP dan juga observasi ini sebagai tugas Ujian Akhir Semester Psikologi Pendidikan yang diampuh oleh ibu Maolidah.
Observasi ini saya dilakukan oleh Putri Sephia Zahra, Fina Wulandari, Najma Sabila Mulki, Maulina Nur Choirunisa, Salwa Salsabila, dan Sopiana Mita di sekolah. Kami melakukan penelitian ini pada Rabu, 07 Desember 2022 pukul 11.30 WIB. Pertama-tama kami menemui kepala sekolah terlebih dahulu untuk meminta izin melakukan sebuah observasi, dan kami diberikan waktu 30 menit untuk melakukan observasi ini.
Ketika observasi kurang lebih ada 12 siswa. Kami sebelumnya telah membuat sebuah angket yang akan diisi oleh siswa tersebut. Angket ini berisi 12 pertanyaan mengenai cara belajar yang mereka gunakan selama ini. Saya mewawancarai dua orang dengan orang-orang yang berbeda --beda.Â
Responden yang saya wawancari bernama bernama Bunga Putri Aulia (13 tahun) dan Rania Cahaya (13 tahun) keduanya duduk di kelas VIII. Kedua responden ini mengisi angket yang saya berikan dengan baik. Kegiatan observasi ini berlangsung dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik.
Hasil dari observasi yang saya dapatkan yaitu untuk responden yang bernama Bunga Putri Aulia lebih dominan menggunakan tipologi belajar kinestik. Ia lebih suka pada pembelajaran secara praktik, lebih suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu, merasa sulit untuk mempelajari hal yang abstrak, tidak suka berdiam diri, dan lebih pintr melakukan segala sesuatu.Â
Sedangkan Rania Cahaya lebih dominan ke arah tipologi belajar auditorial. Ia lebih suka mendengarkan apa yang disampaikan guru, lebih suka musik, merasa sulit jika di suruh menulis namun pandai dalam bercerita, dan ia juga kurang suka untuk membaca materi sendiri. Jadi sebenarnya kedua responden ini belum mengetahui bagaimana sebenarnya tipologi belajar yang cocok dengan mereka.Â
Karena jika dilihat dari hasil observasi yang saya lakukan, keduanya masih terlihat menggunakan ketiga tipologi ini sehingga menyebabkan mereka masih kesulitan dalam belajar. Namun hasil observasi ini menunjukan bahwa Bunga lebih cocok menggunakan tipologi belajar kinestik, sedangkan Rania lebih cocok menggunakan tipologi belajar auditorial.
      Dari observasi ini juga terlihat bagaimana ciri-ciri dari setiap tipologi belajar sebagai berikut.
- Siswa yang tipe belajaranya visual memiliki ciri tertentu. Berikut beberapa cirinya
- Lebih senang belajar dengan melihat
- Menghafal dengan cara melihat
- Lebih suka menulis
- Lebih suka membaca
- Lebih suka melihat seni dari pada music atau tari
- Menggunakan alat bantu gambar
- Siwa yang tipe belajarnya auditorial memiliki ciri tertentu. Berikut beberapa cirinya
- Lebih suka mendengar apa yang disampaikan guru
- Merasa sulit menulis namun pandai dalam bercerita
- Kurang suka jika di suruh membaca
- Lebih suka mendengar musik dari pada seni dan tari
- Menghafal dengan cara mendengar
- Mudah terganggu oleh keributan
- Siswa yang tipe belajarnya kinestik memiliki ciri tertentu. Berikut beberapa cirinya
- Lebih suka belajar dengan cara praktik
- Lebih suka tari dari pada seni dan music
- Merasa sulit mempelajari hal yang abstrak
- Lebih suka menggunkan objek nyata sebagai alat bantu
- Tidak suka berdiam terlalu lama
- Lebih pandai melakuka suatu hal
Setelah melakukan penelitian kami juga memberikan buah tangan untuk para siswa yang sudah bersedia kami observasi sebagai ucapan terimakasih. Kami juga melakuka foto bersama sebagai dokumentasi.
Tipologi belajar disini sangat mempengaruhi dan menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa.Â
Tanpa tipologi belajar yang baik mustahil akan memperoleh prestasi yang baik, bahkan siswa akan menghadapai kesulitan-kesulitan dalam belajar itu, didalam belajar hendaknya mengetahui tipologi belajar apa yang dimilikinya, dengan mengetahui tipologi belajar tersebut maka siswa akan mudah memahami serta menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H