Mohon tunggu...
Putri Intan Wahyuni
Putri Intan Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Education, Literature, Language

still continuously to reading.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Membangun Konsep Diri Positif: Pembelajaran dari Seorang Siswi Madrasah

20 Desember 2024   21:23 Diperbarui: 20 Desember 2024   21:23 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep diri adalah cerminan bagaimana seseorang melihat, memahami, dan menilai dirinya sendiri. Menurut Hurlock, konsep diri terbentuk dari interaksi seseorang dengan lingkungan, termasuk keluarga, teman, dan masyarakat. Konsep ini sangat berpengaruh pada cara seseorang berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pandangan Hurlock, terdapat dua jenis konsep diri:

* Konsep Diri Positif: Ditandai dengan keyakinan diri, kemampuan mengelola emosi, dan sikap terbuka terhadap kritik.

* Konsep Diri Negatif: Ditandai dengan perasaan rendah diri, sulit menerima masukan, dan cenderung pesimis dalam menghadapi tantangan.

Untuk memahami bagaimana konsep diri positif terbentuk, saya mewawancarai Hasna, seorang siswa kelas 10 di MAN 2 Kota Tangerang. Hasna adalah contoh nyata bagaimana seseorang dapat membangun konsep diri yang sehat melalui dukungan keluarga, lingkungan positif, dan kemauan untuk berkembang.

Pandangan tentang Konsep Diri

Menurut Hasna, konsep diri adalah cara seseorang mengenali dirinya sendiri, baik dari segi kekuatan maupun kelemahan. "Kalau kita tidak mengenal diri sendiri, bagaimana kita bisa berkembang? Konsep diri itu penting untuk memahami siapa kita dan apa yang bisa kita capai," ujarnya.

Mengelola Emosi saat Menghadapi Konflik

Dalam kehidupan sehari-hari, Hasna menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengelola emosi. Ketika menghadapi masalah, ia memilih untuk diam dan merenung sebelum bereaksi. "Saya lebih suka berpikir dulu sebelum bertindak, karena kalau terlalu emosional, biasanya justru makin rumit," jelasnya. Meski kadang merasa sedih hingga menangis, ia percaya bahwa hal tersebut membantunya melepaskan tekanan dan kembali berpikir jernih.

Menyikapi Kritik sebagai Alat Belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun