Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Guru - Physics of UI pgri

"Kesabaran itu ada 2 macam yaitu sabar atas sesuatu yang tidak kamu inginkan dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kamu inginkan" (Ali bin Abi Thalib)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Penghapus Rasa Kesal yang Ada...

18 Agustus 2019   15:05 Diperbarui: 18 Agustus 2019   15:10 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mercusuar Vast Licht. Dokpri.

"Bahagia bukan milik dia yang hebat dalam segalanya, namun dia yang mampu temukan hal sederhana dalam hidupnya dan tetap bersyukur".

(Androbuntu.com)

My trip my love.... 16-18 agust 2019

Perjalanan yang cukup mengesankan dan menambah banyak pengalaman dalam berinteraksi antara sesama manusia dan alam semesta. 

Terombang - ambing di lautan, bahagia? Yaa tentu. Ditambah dengan sensasi mabuk laut bercampur jadi satu... Yaps itu lah sedikit rasa yang bisa di tuliskan... Sisanya tersirat dalam perasaan. 

Setelah hampir 2 jam mengarungi lautan luas tibalah dititik tujuan. Angin kencang berhembus sepoy diatas sebuah dermaga di Pulau yang indah dan menawan, it's Edam Island. 

Memasuki gerbang utama langsung disambut oleh pepohonan tinggi dan besar. Maha karya tuhan menciptakan alam semesta yang tak ada dua keindahannya. Dilanjut dengan mengistirahatkan raga yang lelah.

Sepersekian menit hati sudah tak ingin berbaring lagi... Memanggil ingin menjelajahi sejarah yang ada disini. Dimulai dengan ishoma kemudian dilanjut dengan menelusuri hutan yang penuh dengan peninggalan sejarah. Dibantu oleh seorang petugas bernama pak Imam kita mulai menelusuri jalan setapak menuju Makam Ratu Banten kemudian disapa oleh bangunan tua bekas markas penjaga, disamping bangunan tua ini terdapat sebuah Bunker yang menyimpan persenjataan berupa peluru dan meriam. 

Setelah puas melihat dan berfoto, kembali menelusuri hutan yang jalannya penuh dengan dedaunan kering. Sampailah di 2 buah bangunan bekas penjara... Yang konon katanya merupakan penjara bagi para tawanan Bugis dan Bali. Di dinding bangunan ini menandakan kekejaman kolonial Belanda yaitu tampak bekas peluru yang masih membekas sangat jelas.

Tak cukup sampai disitu, perjalanan menelusuri hutan ini masih berlanjut hingga sampai di sebuah bangunan yang cukup luas yaitu Bangunan bekas Rumah sakit... Dinding-dinding yang telah ditumbuhi oleh akar pohon besar menambah sensasi kemisterian bangunan ini. Kemudian didalam perjalanan kita dilihatkan oleh sebuah makam yang katanya adalah makam noni Belanda yang dimakamkan dalam keadaan duduk.

Setelah selesai menjelajahi hutan, terakhir kita disuguhkan oleh sebuah makam berwarna merah.. Yang katanya nya merupakan makam Panglima Ratu Banten, Ratu Syarifah Fatimah. 

Beberapa makam dan bekas bangunan. Dokpri.
Beberapa makam dan bekas bangunan. Dokpri.

Setelah lelah menelusuri hutan Pulau yang memiliki luas kurang lebih 36 hektar hari pun telah menjelang sore hari.

Dilanjut dengan kegiatan selanjutnya yaitu para ikhwan menyalurkan hobi memancing mereka. Diujung dermaga berharap mendapatkan hasil pancingan yang memuaskan... Namun alangkah kuasa nya Allah swt, manusia yang hanya bisa berharap dan Allah yang maha tahu yang terbaik bagi hambanya. Hingga malam sekitar pukul 23.00 wib hanya 3 ekor cumi yang kita dapatkan... Haha

Keesokan harinya dipagi hari. Alangkah mulia niat kita, sebelum matahari terbit kita sudah ingin berada diatas menara Mercusuar Vast Licht, namun apaboleh buat waktu telah menunjukkan pukul 05.30 wib kita baru akan beranjak menaiki menara 16 lantai dan 240 anak tangga ini.. 

Sesampainya diatas terlihat jelas sekeliling luas pulau Edam, pinggiran Jakarta dan beberapa Pulau sekitar Edam. Dan kita gagal untuk dapat melihat sunrise dari atas menara... Huhu

Mercusuar Vast Licht. Dokpri.
Mercusuar Vast Licht. Dokpri.

Setelah puas menatap kekuasaan Allah yang menciptakan dunia ini... Kita turun dan melakukan rutinitas biasa makhluk hidup, seperti : makan, mandi dan berbincang -bincang. 

Menjelang sore hari beberapa dari kita menikmati air laut yang terbentang luas... "Berenang dan Snorkling." Dan tetap tidak melupakan hobi memancing nya. Kali ini hanya mendapatkan 2 ekor cumi haha

Kenapa tampak begitu sulit? Hal ini dikarenakan air laut yang tercemar oleh minyak pertamina yang bocor.. 

Keesokan nya tiba saatnya untuk menyudahi semua perjalanan ini.. Saat nya untuk kembali ke ibukota yang penuh dengan hiruk pikuk beserta dengan berbagai macam tugas pekerjaan yang telah menanti... 

Sebelum benar meninggalkan Pulau, masih dengan rasa penasaran nya, kita putuskan untuk memancing setelah sholat shubuh... Dengan kuasa Allah akhirnya kita mendapatkan seekor ikan yang cukup panjang dan mulut yang tajam... Katanya sih ikan cendro.

Setelah berhasil mendapatkan ikan dengan senang hati... Kita pun bersiap untuk pergi meninggalkan Pulau yang menarik hati ini. 

Kapal yang menjemputpun telah tiba dan kita siap untuk meninggalkan Pulau yang penuh sejarah ini. 

Good bye Edam... Sampai jumpa dilain waktu.

Gerbang utama Edam Island. Dokpri.
Gerbang utama Edam Island. Dokpri.

Oiya one more... Dipulau ini susah untuk mendapatkan sinyal hihi... hanya ada beberapa titik untuk bisa mendapatkan sinyal seperti : didekat pohon belimbing, dibawah pohon cery dan di ujung dermaga.

"Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini..."

*judultidaksesuai? Ini hanya keluh hati yang kesal di block berkali - kali hehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun