Mohon tunggu...
PUTRI MARTYA CANDRA P.
PUTRI MARTYA CANDRA P. Mohon Tunggu... Guru - SMPN Satu Atap 3 Hanau Kabupaten Seruyan Prov Kalimantan Tengah

a wife, a daughter, a mother, a learner.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PELANGI: Pendidikan Lokal yang Asli, Nyata, dan Berinovasi Melalui Proyek Sederhana "Product Label" di SMPN Satu Atap 3 Hanau

8 Oktober 2024   08:30 Diperbarui: 8 Oktober 2024   08:31 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingkungan SMPN Satu Atap 3 Hanau yang terletak di Desa Paring Raya, wilayah 3T.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Meski begitu, di daerah 3T seperti ditempat saya mengabdi pendidikanmerupakan hal yang istimewa dengan segala keterbatasannya. Sebagai guru tentunya saya mencari berbagai solusi agar anak-anak tetap dapat belajar dengan baik. Salah satu praktik pembelajaran yang saya lakukan adalah dengan pembelajaran kontekstual yakni menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari atau kearifan lokal. Salah satu praktik baik saya adalah pada materi "product label" di kelas IX.

Situasi:

Pendidikan di daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal) seperti Desa Paring Raya, Kabupaten Seruyan, sering kali berhadapan dengan berbagai keterbatasan. Terbatasnya akses internet, minimnya infrastruktur listrik, dan tantangan geografis adalah bagian dari keseharian kami. Namun, di balik semua itu, saya, sebagai guru Bahasa Inggris di SMPN Satu Atap 3 Hanau, melihat peluang besar untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan relevan bagi siswa.

Sebagai bagian dari kurikulum, saya menggabungkan pelajaran Bahasa Inggris dengan proyek berbasis konteks lokal yang disebut "Product Label". Proyek ini meminta siswa untuk merancang label produk lokal seperti gula aren dan ikan asin, yang menjadi hasil unggulan desa mereka. Dengan pendekatan ini, pembelajaran tidak hanya berfokus pada kemampuan bahasa, tetapi juga merangkul kreativitas, literasi digital, dan kebanggaan terhadap potensi lokal.

Tantangan:

Meskipun antusiasme sudah ada, tidak bisa dipungkiri bahwa kami menghadapi tantangan besar, terutama terkait fasilitas. Listrik yang hanya mengandalkan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan koneksi internet yang tidak stabil menjadi hambatan utama. Kami memang memiliki perangkat seperti Chromebook dan proyektor hasil bantuan, tetapi penggunaannya sangat terbatas. Selain itu, siswa kami yang berjumlah kecil (15 siswa) masih sangat pemalu dan kurang percaya diri dalam berbicara di depan umum, yang memperlambat perkembangan keterampilan komunikasi mereka.

Peserta didik menganalisis bagian-bagian label dari produk yang sering mereka konsumsi
Peserta didik menganalisis bagian-bagian label dari produk yang sering mereka konsumsi

Permainan Teams Games Tournaments (TGT) untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama peserta didik
Permainan Teams Games Tournaments (TGT) untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama peserta didik

Aksi:

Menghadapi keterbatasan ini, saya tetap berusaha untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna dengan memanfaatkan apa yang kami miliki. Dengan dukungan WiFi dari BAKTI Kominfo, kami bisa mengakses Canva, sebuah aplikasi desain online, untuk membantu siswa dalam merancang label produk mereka. Kami memulainya dengan mengenalkan unsur-unsur penting dari sebuah label produk, seperti desain visual, informasi produk, dan cara menarik perhatian konsumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun