Mohon tunggu...
putri berlian
putri berlian Mohon Tunggu... Apoteker - pelajar

basket

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerajaan Majapahit

19 Agustus 2023   08:05 Diperbarui: 19 Agustus 2023   08:12 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun sering membantah pada tahap awal, kerajaan Majapahit tumbuh menjadi kerajaan terbesar di Nusantara. Masa kesuksesan kerajaan datang ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk (1350-1389 M). Kesuksesan Majapahit tak luput dari peran Gajah Mada, sang mahapatih yang berhasil menumpas segala pembantahan dan bersumpah untuk menyatukan nusantara. Selama 39 tahun berkuasa, Hayam Wuruk dan Gajah Mada telah berhasil membuat janji Majapahit terlihat di seluruh nusantara bahkan semenanjung Malaka.

Sumpah Palapa yang dikeluarkan oleh Gajah Mada dengan wilayah Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, serta Tumasik (Singapura) dan sebagian Kepulauan Filipina. Selain itu, kerajaan juga menjalin kerjasama hubungan dengan Campa (Thailand), Kamboja, Siam, Burma selatan, Vietnam dan Cina. Majapahit juga mempunyai armada laut yang tangguh di bawah pimpinan Mpu Nala. Berkat kekuatan dan strategi militernya, Majapahit mampu menciptakan penguat di wilayahnya. Dari segi ekonomi, Majapahit telah membuat pusat perdagangan di Asia Tenggara dengan ekspor lada, garam, dan lengkeng. Raja-raja Kerajaan Majapahit

Sebagai kerajaan besar saat ini, Majapahit tercatat telah tiga kali berpindah pusat pemerintahan. Tiga pusat pemerintahan tetap ada di wilayah Jawa Timur. Pusat pemerintahan atau ibu kota kerajaan Majapahit yang pertama terletak pada kota Mojokerto. Saat itu ibu kota diperintahkan oleh raja pertama, diyakini Kertarajasa Jayawardhana atau Raden Wijaya. Lokasi pusat pemerintahan tersebut konon katanya berada di tepi Sungai Brantas. Pusat pemerintahan lalu berpindah mengikuti masa kepemimpinan Sri Jayanegara, raja kedua kerajaan Majapahit. Jayanegara menggeser pusat pemerintahan ke Trowulan.

Pada masa ini, kota tersebut berjarak 12 km dari Mojokerto. Pusat pemerintahan di Trowulan sudah berjalan cukup lama.Daha atau biasa disebut Kediri saat ini merupakan kota ketiga dari pusat pemerintahan kerajaan Majapahit. Kepindahan pusat pemerintahan Majapahit ke Daha saling erat dengan masalah internal di kerajaan dan ancaman dari kerajaan Islam, kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

C.KESIMPULAN

Kerajaan Majapahit salah satu kerajaan besar di Indonesia yang didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293. Lalu pemerintahan Raden Wijaya berakhir, tahta Majapahit jatuh ke tangan putranya yakni Jayanagara. Pada masa Pemerintahan Jayanegara Gajah Mada datang pertama kali sebagia anggota pasukan Pengawal raja. Jasanya mulai terlihat saat kejadiannya Pemberontakan Ra Kuti. Setelah Jayanagara wafat, Tribhuwana Wijayatunggadewi naik tahta menggantikan nya. Saat Pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi terjadi pemberontakan Sadeng yang Mampu dipadamkan oleh Gajah Mada. Sumpah Palapa juga diikrarkan pada masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi. Setelah Pemerintah Tribhuwana Wijayatunggadewi berakhir, Hayam Wuruk putranya menggantikannya.

Hayam Wuruk memerintah berbarengan dengan Gajah Mada sebagi Ptih Amangkubumi. Hayam Wuruk tipe seorang pemimpin yang demokratis, sedangkan Gajah Mada memimpin pasukannya dengan koersif. Walaupun tipe kepemimpinan mereka berbeda, keduanya mampu membawa Majapahit ke masa kejayaannya.

Kejayaan Majapahit yang paling menonjol ialah luasnya daerah kekuasaan Majapahit yang merupakan wujud dari Sumpah Palapa. Hubungan Hayam Wuruk dan Gajah Mada tidak selamanya baik, hubungan mereka renggang karena peristiwa Perang Bubad. Dalam kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada terdapat ada banyak nilai karakter yang dapat diteladani generasi masa kini. Ada beberapa nilai tersebut antara lain nilai nasionalis, nilai religius, nilai bertanggung jawab, nilai disiplin, nilai kerja keras, nilai percaya diri, nilai menghargai keberagaman

D.DAFTAR PUSTAKA

https://www.suara.com/partner/content/digstraksi/2021/09/27/182657/latar-belakang-berdirinya-kerajaan-majapahit

https://mediaindonesia.com/humaniora/451435/sejarah-berdirinya-kerajaan-majapahit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun