Mohon tunggu...
PUTRI REGINANOVITA
PUTRI REGINANOVITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

opini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Rantai Pasok UMKM dalam Menavigasi Era Disrupsi dengan Teknologi Blockchain

17 Oktober 2024   20:25 Diperbarui: 17 Oktober 2024   20:26 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Blockchain, melalui smart contracts-nya, mengubah jalur berliku birokrasi menjadi jalan tol digital. Bagaimana cara kerjanya?

1. Pembayaran Otomatis: Ketika kopi Gayo tiba di pelabuhan Rotterdam, smart contract langsung mentransfer pembayaran ke rekening petani di Aceh. Tidak ada lagi keterlambatan pembayaran atau potongan bank yang memberatkan.

2. Sertifikasi Instan: Sertifikat organik, fair trade, atau geographical indication bisa diverifikasi secara real-time. Tidak perlu lagi menunggu berhari-hari untuk proses verifikasi.

3. Pengiriman Efisien: Blockchain memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara petani, pengepul, eksportir, dan importir. Truk pengangkut kopi tidak perlu lagi menunggu berjam-jam di pelabuhan karena miss-komunikasi.

Efisiensi ini bukan hanya menghemat waktu dan biaya. Ini adalah senjata UMKM untuk bersaing dengan perusahaan besar yang selama ini unggul dalam hal skala ekonomi.

Akses Pendanaan: Dari Celengan Bambu ke Dompet Digital Global

"Modal adalah darah kehidupan bisnis," kata orang bijak. Tapi bagi banyak UMKM, mendapatkan modal seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Blockchain mengubah paradigma ini.

1. Crowdfunding Berbasis Token: Sebuah sentra kerajinan perak di Kotagede, Yogyakarta, bisa menerbitkan token digital yang merepresentasikan bagian dari produksi mereka. Investor dari seluruh dunia bisa membeli token ini, memberikan modal pada pengrajin sekaligus mendapatkan hak atas sebagian keuntungan.

2. Pinjaman Peer-to-Peer: Platform berbasis blockchain memungkinkan individu atau institusi untuk langsung meminjamkan dana ke UMKM tanpa perantara bank. Seorang pengusaha tempe di Malang bisa mendapatkan pinjaman dari pensiunan di Belanda yang tertarik dengan bisnisnya.

3. Supply Chain Financing: Dengan transparansi blockchain, lembaga keuangan bisa dengan mudah memverifikasi track record UMKM. Pengusaha sarang burung walet di Kalimantan Timur, misalnya, bisa mendapatkan pembiayaan berdasarkan invoice yang terverifikasi di blockchain.

Akses pendanaan ini bukan hanya soal mendapatkan uang. Ini adalah jembatan yang menghubungkan UMKM Indonesia dengan komunitas global, membuka peluang kolaborasi dan pertumbuhan yang belum pernah ada sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun