Mohon tunggu...
PUTRI REGINANOVITA
PUTRI REGINANOVITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

opini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Rantai Pasok UMKM dalam Menavigasi Era Disrupsi dengan Teknologi Blockchain

17 Oktober 2024   20:25 Diperbarui: 17 Oktober 2024   20:26 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi Rantai Pasok UMKM: Mengarungi Badai Disrupsi dengan Kapal Blockchain

Dalam lanskap bisnis yang terus berubah, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia ibarat perahu kecil di tengah lautan yang bergejolak. Namun, di cakrawala, muncul sebuah teknologi yang menjanjikan: blockchain. Bagi banyak orang, blockchain mungkin terdengar seperti jargon teknis yang membingungkan. Tapi bayangkan ini sebagai buku besar digital ajaib yang tidak bisa diubah dan dapat dilihat oleh semua orang. Inilah kunci yang bisa membuka potensi tersembunyi UMKM kita, mengubah mereka dari perahu kecil menjadi kapal tangguh yang siap mengarungi samudera global.

Transparansi: Membuka Tirai Bambu Menjadi Jendela Kaca

Keindahan batik Pekalongan, kelezatan rendang Padang, atau kehalusan mebel Jepara - produk-produk unggulan UMKM Indonesia ini sering kali tenggelam dalam kerumunan pasar global. Mengapa? Karena kurangnya transparansi dalam rantai pasok mereka.

Blockchain hadir bagai sihir yang mengubah tirai bambu menjadi jendela kaca. Setiap helai benang dalam selembar batik, setiap rempah dalam sebungkus rendang, atau setiap ukiran pada kursi Jepara dapat dilacak perjalanannya. Dari tangan pengrajin di pelosok desa hingga etalase butik mewah di Fifth Avenue, New York.

Contoh konkretnya:

1. Batik Kerisna, UMKM di Pekalongan, menggunakan blockchain untuk merekam setiap tahap produksi batiknya. Konsumen di Tokyo bisa memindai QR code pada label batik dan melihat siapa pembatiknya, kapan dibuat, bahkan dari mana lilin dan pewarna naturalnya berasal.

2. Rendang Uni Fauziah dari Bukittinggi memanfaatkan blockchain untuk memastikan keaslian bumbu dan daging sapinya. Restoran Indonesia di Sydney bisa memverifikasi bahwa rendang yang mereka sajikan benar-benar autentik.

Transparansi ini bukan sekadar gimmick. Ini adalah jaminan kualitas dan autentisitas yang membuka pintu pasar global yang selama ini terkunci rapat.

Efisiensi: Dari Jalur Berliku Menjadi Jalan Tol Digital

Bayangkan seorang pengusaha kopi Gayo yang harus bolak-balik ke bank untuk mengurus pembayaran, ke kantor pos untuk mengirim dokumen, dan ke berbagai instansi untuk mendapatkan sertifikasi. Sekarang, bayangkan semua itu bisa dilakukan dengan beberapa klik di smartphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun