Aku duduk dikantin untuk makan siang, bekal sederhana berupa telur dadar dan mie goreng instant menemani nasi putihku siang ini, ibuku yang menyiapkannya, bagiku ini menjadi santapan siang yang nikmat karena dimasak dengan penuh ketulusan. Aku makan bersama teman-teman kerjaku yang mendapat jatah istirahat dijam yang sama denganku.
"Sya, kamu sambil kuliah juga kan, gimana kuliahnya, apa nggak capek kerja dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam ditambah harus menjalani kuliah juga, gimana cara membagi waktunya?" tanya salah satu temanku yang bernama Salsa.
"Aku sudah bicarakan ini pada pihak atasan sejak awal, jika aku bekerja dan juga kuliah, jadi bisa izin jika ada jadwal kuliah dan tetap bekerja jika kuliahku sudah selesai," jawabku seraya tersenyum, aku yang dikenal dengan si murah senyum pun tak mau menunjukkan sisi keterpurukanku.
"Hebat banget, pasti berat ya harus ngejalanin keduanya secara bersamaan?" tanya temanku yang lain, namanya Dira.
"Ya begitulah, tapi kan harus tetap semangat, nggak boleh nyerah," kataku seraya tersenyum.
"Kalau pas ada tugas-tugas kuliah gimana Sya kamu ngerjainnya, kita saja kan kerja dari pagi sampai malam?" tanya Salsa.
"Aku kerjakan saat malam hari ketika pulang bekerja, kalau tidak sempat malamnya, aku cicil saat jam istirahat agar sedikit demi sedikit bisa selesai," jawabku lagi.
"Dengar-dengar ada beasiswa di kampusmu itu ya, kenapa nggak daftar aja, kan lumayan untuk meringankan biaya kuliahmu, saudaraku juga ikut beasiswa itu dan alhamdulillah lolos," kata temanku yang langsung membuatku tertarik untuk mencobanya.
"Wah sepertinya ini bisa jadi jalan yang baik buatku," gumamku.
Seketika aku berniat untuk mengikuti beasiswa itu, mencari informasi lewat web dan melihat apa saja persyaratannya, pulang bekerja aku berencana menyiapkan semua berkas-berkas yang dibutuhkan.
Pada pukul 19.40 aku sampai di rumah, karena malam ini macet jadi harus pulang lebih lama, langsung saja ku hampiri Ibu yang sedang melipat pakaian diruang tengah, lalu kutanyakan dimana berkas-berkas itu disimpan, ibuku membantu menyiapkannya lalu berkas pun satu persatu telah siap. Aku terus berdoa agar semua niatku dilancarkan tanpa halangan apapun.