Kondisi Indonesia yang masih dalam masa pandemi Covid-19 mengharuskan semua masyarakat untuk di rumahaja atau membatasi kegiatan di luar rumah.Â
Hal tersebut mengakibatkan beberapa dampak yang terjadi, diantaranya banyak warga yang kehilangan pekerjaan akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), ekonomi keluarga menurun, dan masyarakat menjadi kurang produktif ketika di rumahaja.Â
Turunnya kondisi perekonomian menjadi hal yang paling berdampak di masyarakat sebab kebutuhan hidup harus terus dipenuhi, sedangkan masyarakat terkendala dengan pekerjaan yang tidak menentu.Â
Maka inovasi dan kreatifitas perlu diasah kembali untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga secara mandiri.
Masyarakat dapat menyikapi kondisi pandemi dengan urban farming sederhana di rumah..
"Apa itu urban farming?"
Urban farming merupakan tehnik budidaya tanaman dengan konsep di perkotaan yang mayoritas minim lahan untuk bertani. Urban farming dapat berupa hidroponik, vertikultur, bertanam di polybag, dan lain sebagainya.Â
Masyarakat dapat memanfaatkan teras rumah, dinding kosong, dan halaman belakang untuk menanam tanaman seperti sayur-mayur, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.Â
Bagi masyarakat Indonesia, sayuran menjadi bagian dari 4 sehat 5 sempurna untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuh. Masyarakat bisa membeli sayur-mayur di berbagai tempat seperti pasar tradisional, swalayan, tukang sayur, warung kecil, petani dan lain sebagainya.Â
Namun, sayur adalah bahan makanan yang tidak dapat bertahan lama atau mudah layu dan busuk, terutama jenis sayur daun. Sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu lebih dari 2-3 hari, sebab sayur sudah mulai layu dan berkurang nilai gizinya.
Bertanam dengan tekhnik hidroponik sudah digandrungi oleh banyak kalangan. Namun, tidak sedikit masyarakat yang menganggap hidroponik susah diterapkan dan memerlukan biaya yang sangat mahal. Tekhnik urban farming dengan hidroponik adalah tekhnik yang fleksibel.Â
Masyarakat dapat menanam menggunakan barang-barang sederhana yang ada di rumah dan sekreatif mungkin. Wadah bekas, keranjang, botol bekas, dan lain sebagainya "bisa banget..untuk dijadikan sebagai instalasi hidroponik...".Hidroponik juga dapat dikombinasikan secara vertikultur atau bersusun, secara tidak langsung hidroponik menjadi media untuk menghias pojok-pojok rumah kita.
Lewat program KKN Back To Village III Universitas Jember, diharapkan masyarakat dapat memahami dan menerapkan tekhnik-tekhnik bertanam secara urban farming sekreatif mungkin. Sehingga akan membantu memenuhi kefbutuhan pangan secara mandiri dan meningkatkan kualitas hidup agar lebih produktif.Â
Penulis berharap penerapan budidaya secara urban farming dapat diteruskan secara berkelanjutan dan menjadi usaha rumahan yang menguntungkan.
(Putri Mariyam/KKN 08/Banyuwangi/Yanuar Nurdiansyah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H