Mohon tunggu...
Putri Andini
Putri Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Andalas

Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Balimau di Padang Panjang, Sumatera Barat

2 Mei 2021   12:27 Diperbarui: 2 Mei 2021   12:27 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Biasanya pada masyarakat Minangkabau, menjelang bulan suci Ramadhan seringkali kita jumpai orang berbondong-bondong pergi ke sungai atau lubuk terdekat. Lantas mengapa mereka berbondong-bondong? Apa yang mereka lakukan? Dan apa tujuan dari hal tersebut?.

   Kegiatan ini disebut dengan Balimau oleh masyarakat Minangkabau,kegiatan ini adalah sebuah tradisi mandi yang sudah dilakukan masyarakat Minangkabau sejak dahulu. Ini merupakan tradisi turun temurun dan dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad yang diturunkan oleh nenek moyang orang Minagkabau. Tradisi ini tak pernah absen dilakukan oleh masyarakat Minangkabau menjelang bulan puasa,tepatnya sehari atau dua hari menjelang puasa. Disejumlah daerah di Sumatera Barat menggelar tradisi balimau dalam menyambut puasa. Tradisi balimau juga dilestarikan oleh masyarakat Minang yang ada di Padang Panjang,Sumatera Barat.   

   Balimau sendiri merupakan kegiatan mandi dengan menggunakan jeruk nipis yang dilakukan setahun sekali dan tepatnya sehari menjelang masuknya bulan puasa.Zaman dahulu tidak setiap orang bisa mandi dengan bersih, baik karena tidak ada sabun,wilayah yang kekurangan air,atau bahkan karena sibuk bekerja maupun karena sebab yang lain.Saat itu pengganti sabun di beberapa wilayah di Minangkabau adalah limau (jeruk nipis).

     Tradisi mandi Balimau ini biasanya menggunakan ramuan wewangian,wewangian ini terdiri dari jeruk (Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas),bunga mawar,irisan daun pandan,serta perasan dari air jeruk purut. Wewangian ini biasanya disebut oleh mayarakat Minangkabau sebagai 'Bungo Rampai'. Wewangian ini dicampur dengan air lalu diguyur keseluruh bagian tubuh. Mulai dari kepala hingga ujung kaki.   

    Balimau sendiri adalah cara masyarakat Minangkabau menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Mandi balimau ini dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur serta kegembiraan memasuki bulan puasa. Mandi balimau memiliki makna sebagai pembersihan diri lahir dan bathin agar tidak ternoda dari berbagai bentuk perilaku tidak baik, sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.

   Beberapa tempat yang sering dijadikan sebagai tempat untuk melakukan Balimau adalah Lubuak Mato Kuciang di wilayah Padang Panjang dan Lubuak Soda. Kedua tempat ini merupakan pemandian alam yang berupa aliran sungai yang berlubuk, sangat cocok untuk bermain air dan mandi. Namun tidak sedikit kita jumpai sungai-sungai di pinggir jalan yang biasanya sepi mendadak ramai karena kedua tempat tersebut telah penuh dan tidak bisa lagi menampung pengunjung.  Bahkan ada yang rela keluar Kota Padang Panjang hanya untuk pergi balimau, seperti ke sungai Jembatan Aka di Painan, Pemandian Tirta Alam di Kayu Tanam.

     Sebenarnya tradisi balimau tidak harus dilakukan di tempat umum, di rumah pun balimau juga bisa dilakukan. Tak jarang pula orang yang ingin balimau tetapi sulit untuk pergi ketempat pemandian jauh,bisa balimau di pincuran terdekat. Hal ini tak mengurangi makna dari balimau itu sendiri.  

    Nilai-nilai yang terkandung di dalam kegiatan Balimau ada 3 yaitu 

1.Menyucikan diri sebagai bentuk taubat. Kegiatan ini bertujuan untuk menyucikan diri secara lahir dan bathin dalam menyambut bulan suci ramadhan,ini diharapkan dalam menyambut serta menjalani bulan puasa dengan keadaan suci.

2. Menjalin silaturrahmi. Kegiatan balimau dapat pula dijadikan tempat untuk bersilaturrahmi,mengingat balimau ini dilalukan di tempat umum seperti sungai,lubuk,ataupun pincuran.

3. Suka cita dalam menyambut Ramadhan. Balimau adalah bentuk persiapan yang dilalukan oleh masyarakat Minangkabau dalam menyambut bulan puasa.  Ramadhan dirasa benar-benar tamu agung sehingga penyambutannnya dilakukan dengan perlakuan istimewa. 

   Namun pada 2021 ini karena pandemi covid 19 yang tengah mewabah di berbagai penjuru, dan dengan kebijakan dari pemerintah untuk menjaga jarak dari orang lain dan tetap di rumah. Tradisi Balimau di Padang Panjang sedikit sepi, tidah seramai pada tahun sebelum-sebelumnya. Contohnya saya dan keluarga tidak pergi Balimau ke sungai biasanya namun tetap balimau, yang dilakukan di rumah maupun di pincuran terdekat. Meskipun tidak melakukan Balimau di tempat yang biasa,penggunaan wewangian seperti daun jeruk,bunga mawar,dan lain-lain tetap digunakan. Hanya saja berbeda tempat namun dengan cara dan niat yang tetap sama.   

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun