Mohon tunggu...
Putri Ramadhani
Putri Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA/ UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

berimajinasi semua hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Normatif dan Yuridis Berkaitan dengan Sub Bab "Fastabiqul Khoirot"

10 Oktober 2023   16:06 Diperbarui: 10 Oktober 2023   16:14 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Putri Ramadhani

Kelas : HES 5C / 212111111

RIVIEW BUKU 

Judul Buku : Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial

Penulis : Muhammad Julijanto

Penerbit : Deepublish 

Kota Terbit : Yogyakarta

Tahun : 2015


Pada Sub Bab Fastabiqul Khoirot dengan Analisis Normatif dan Analisis Yuridis.

 - Terkait Analisis Normatif : 

Analisis Normatif :  yang terdapat di sub bab Fastabiqul Khoirot adalah dalam ber pemilu para calon anggota legislative hendaknya melakukan yang disebut dengan "fastabiqul Khoirot" yang artinya berlomba-lomba dalam kebaikan, bukan untuk sebaliknya yakni berlomba-lomba dalam kejahatan dan kejelekan, yaitu untuk dalam memperoleh dukungan dengan menjelek-jelekkan lawan politiknya pada tanggal dan hari pemungutan suara.

Dalam siyasah syariah-politik Islam, mengajarkan mengenai persaingan yang positif atau dalam bahasa syariah disebut dengan "fastabiqul khairat" artinya 'berlomba-lomba kepada kebaikan', dimana konsepnya didasarkan pada persaingan sehat dan berlomba-lomba dalam kebaikan.

- Terkait Analisis Yuridis : 

Analisis Yuridis : Kebaikan dan kebenaran memang harus dilombakan, selama ini dalam kompetisi yang lebih menonjol adalah sisi negatifnya, yaitu upaya untuk mencari dukungan yang lebih. dengan cara menerabas semua bentuk rambu-rambu, fatsun politik, prinsipnya yang penting saya menang, persoalan yang timbul akan dihitung nanti, saat ini yang penting saya unggul dan mendapat dukungan maksimal dari konstituen.

Persepsi demikian dalam politik sebagai sesuatu yang lumrah, tetapi jika ditinjau dari sudut etika dan budaya masyarakat kita, sangat jauh dan bahkan cenderung menyimpang. Maka ada semacam semboyan berpolitik yang santun, Amien Rais memberikan istilah dengan hight politik, dimana dalam berpolitik mengedepankan etika dan budi pekerti yang luhur sebagai garda terdepan. Sekalipun target akhirnya adalah dukungan yang seluas-luasanya dan sebanyak-banyaknya, tetapi tidak menghalalkan segala cara, bukan berprinsip "pokoke".

Niatan politik juga tidak hanya sekedar kekuasaan belaka, tetapi upaya untuk menegakkan moral dan etika, sehingga aplikasinya adalah kesantunan, taat asas dan semua prosedur maupun administrasi pemilu selalu ditaati, mekanisme pengambilan kebijakan politik dikedepankan selalu nilai-nilai demokratis dijunjung tinggi.

Karena sifat politik yang cenderung kepada kekuasaan, maka niatan-niatan yang tulus dalam berpolitik ditujukan untuk memperbaiki keadaan sosial yang menyimpang dari nilai-nilai luhur kemanusiaan yang beradab. Sebab jika niatan- niatan berpolitik berhenti pada pencapaian kekuasaan an sich akan berbahaya bagi hakikat amanat kekuasaan-amanat penderitaan rakyat.



Mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah

UIN Raden Mas Said Surakarta 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun