minyak jelantah di lingkungan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika dilakukan secara terus menerus. Minyak jelantah selain bersifat karsinogenik, minyak jelantah juga merupakan kategori limbah B3 yang berbahaya apabila dibuang ke lingkungan.Â
PembuanganOleh karena itu diperlukan sebuah inovasi untuk memanfaatkan limbah minyak jelantah agar tidak dibuang dan mencemari lingkungan serta memiliki manfaat (Abidin, 2020).Â
Pembuangan limbah minyak jelantah ke selokan atau tanah akan mencemari air dan tanah. Pencemaran lingkungan yang terdampak akibat limbah cair yang dibuang di aliran sungai dapat dikurangi dengan upaya pengelolaan limbah.Â
Limbah minyak jelantah yang dibuang tanpa pengolahan akan memerlukan perbaikan lingkungan yang sulit dan memerlukan biaya yang besar. Program KKN-T Universitas Diponegoro kali ini melakukan program pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah yang mana sumber pengambilan minyak jelantah adalah kantin Fakultas Universitas Diponegoro.
Penelitian aktivitas aromaterapi secara ilmiah masih sedikit di Indonesia. Lilin aromaterapi dalam pembuatannya menggunakan beberapa bahan dan salah satunya menggunakan minyak jelantah yang memiliki wangi aromaterapi.Â
Aromaterapi sendiri memiliki sifat yang menenangkan dan juga memiliki aroma yang menyegarkan. Dari bahan alam minyak jeruk dan minyak sereh yang memiliki kandungan minyak essential, berapakah kadar minyak yang dapat diperoleh dari hasil penyulingan dan apakah dapat bermanfaat sebagai minyak aromaterapi pada sediaan lilin aromaterapi.
Pada Program KKN-T ini melakukan pengubahan minyak jelantah menjadi produk jadi, yaitu Lilin Aromaterapi. Dengan adanya program ini akan membantu dan mengedukasi pihak kantin agar tidak membuang minyak jelantah tetapi dimanfaatkan dengan baik.Â
Metode yang dilakukan pada program pembuatan lilin aromaterapi ini sangat mudah adalah dengan mencampurkan minyak jelantah dengan stearin dan dikasih pewangi lalu tunggu hingga mengeras.
Penulis : Diza Premiere Putri
Program studi : Teknik Kimia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H