Mohon tunggu...
Putri Hanindya
Putri Hanindya Mohon Tunggu... Mahasiswa - student

writing to live my life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengolahan Limbah Air Cucian Beras dan Kulit Bawang untuk Pupuk Organik Cair dan Pestisida Nabati

7 Agustus 2023   02:16 Diperbarui: 7 Agustus 2023   05:23 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Tegal, 01 Agustus 2023) – Limbah domestik atau limbah rumah tangga menjadi penyumbang dengan mayoritas paling besar dari total sampah nasional, yaitu sebanyak 39,63% dari 19,45 juta ton total sampah pada tahun 2022. Umumnya dilakukan daur ulang sebagai penanganan limbah domestik berupa sampah anorganik. Sampah anorganik merupakan sampah yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme pengurai dalam tanah. Sementara itu, sampah organik yang jumlahnya tidak kalah banyak dari sampah anorganik, juga butuh untuk ditangani.

Salah satu penanganan yang dapat dilakukan terhadap sampah organik adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk. Metode pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik disebut dengan pengomposan. Proses pengomposan membutuhkan bantuan bakteri pengurai sehingga proses pengomposan sampah organik juga disebut sebagai proses fermentasi. Walaupun sudah disebut sebagai sampah, sampah organik masih mengandung nutrisi-nutrisi yang baik untuk tanaman, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Pupuk organik diperlukan oleh tanaman di samping pupuk kimia karena terdapat kandungan bakteri baik pengurai nutrisi yang dapat menggemburkan tanah yang tidak dimiliki pupuk kimia. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk ini dapat memenuhi kebutuhan hayati tanaman.

Selaras dengan mahalnya harga pupuk kimia untuk pertanian serta masalah hama yang terjadi di Desa Karangmalang, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal dan program pemerintah yang mendukung petani untuk beralih dari penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik, maka pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati dari limbah rumah tangga dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani masalah tersebut. Salah satu limbah domestik yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan pestisida nabati adalah air cucian beras dan kulit bawang. Kedua limbah ini sangat mudah ditemukan dan merupakan sampah organik yang banyak dibuang menjadi limbah rumah tangga.

Dilatar belakangi oleh masalah tersebut, Tim II KKN UNDIP 2022/2023 yang ditempatkan di Desa Karangmalang melakukan program pembuatan pupuk organik cair dan pestisida nabati dari limbah rumah tangga air cucian beras dan kulit bawang dengan sasaran kelompok tani Desa Karangmalang. Kegiatan ini diadakan pada hari Selasa (01/08/23) di Pendopo Balai Desa Kararangmalang berbarengan dengan kegiatan sosialisasi penyusunan RDKK Tahun 2024 yang diadakan oleh Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kedungbanteng.

Kegiatan Penyuluhan Pembuatan POC dan Pestisida Nabati dari Limbah Rumah Tangga (Dokumentasi Pribadi, Karangmalang (01/08/2023)
Kegiatan Penyuluhan Pembuatan POC dan Pestisida Nabati dari Limbah Rumah Tangga (Dokumentasi Pribadi, Karangmalang (01/08/2023)

Dalam kegiatan ini, dijelaskan secara rinci bagaimana cara pembuatan pupuk organik cair dari air cucian beras, pestisida nabati dari kulit bawang, serta bagaimana cara pemakaian produk pupuk organik cair dan pestisida nabati ke tanaman. Dari kegiatan ini, diharapkan ketua dan anggota kelompok tani yang datang dapat membuat dan melatih secara mandiri masing-masing anggota dari kelompok taninya sehingga pertanian Desa Karangmalang tidak terlalu bergantung pada penggunaan pupuk kimia.

Para petani yang datang dalam kegiatan ini diberi leaflet berisi manfaat, informasi seputar bahan yang terkandung, cara pembuatan, dan cara pemakaian pupuk organik cair dan pestisida nabati. Kemudian, dijelaskan cara pembuatan dengan lebih detail melalui demonstrasi secara langsung pembuatan pupuk organik cair dari air cucian beras. Setelah demonstrasi selesai, dilakukan penyerahan produk pupuk organik cair dan pestisida nabati yang sebelumnya telah dibuat kepada para petani yang berkenan untuk membawa pulang produknya. Untuk melengkapi acara, dilakukan sesi tanya jawab interaktif untuk mendiskusikan masalah pupuk dan hal-hal yang belum jelas tersampaikan.

Leaflet Pembuatan Pupuk Organik Cair. (Dokumentasi Pribadi)
Leaflet Pembuatan Pupuk Organik Cair. (Dokumentasi Pribadi)

Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan para petani di Desa Karangmalang dapat sedikit demi sedikit mengurangi penggunaan pupuk kimia dan dapat beralih ke pupuk organik, serta dapat membuat secara mandiri pupuk organik cair dari limbah air cucian beras dan pestisida nabati dari kulit bawang. Kegiatan ini juga diharapkan mampu mengatasi mahalnya harga pupuk kimia yang dibutuhkan petani guna memenuhi kebutuhan pertanian dan masalah hama yang masih melekat di pertanian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun