sumber by https://www.shutterstock.com/search/second-choice
Kamu menjadi korban Second Choice? Atau bahkan kamu yang menjadikan pasanganmu Second Choice? Di media sosial, kerap sekali kita melihat istilah Second Choice. Terutama pada generasi masa kini sering menggunakan istilah Second Choice. Lantas apasih Second Choice itu?
Arti dari Second Choise banyak mengandung bermacam-macam konteks seperti contoh:
- Kamu sedang berpergian dengan teman atau keluarga. Lalu kamu terkena macet di jalan dan kamu akan mencari jalan alternatif lain untuk datang ke tempat yang kamu tuju. Kalimat "alternatif lain" itulah yang dapat diartikan juga dengan Second Choice.
- Saat kamu sedang makan di tempat makan. Kamu sudah memilih menu makanan yang ternyata sudah habis. Maka kamu akan mengganti menu makanan yang akan kamu pesan.
Istilah Second Choice dianggap gaul karena berasal dari bahasa Inggris. Second Choice dalam bahasa Indonesia adalah pilihan kedua. Namun, pada bahasa gaul Second Choice di artikan menjadi orang yang di nomor duakan atau tidak di prioritaskan dalam hal percintaan maupun persahabatan.Â
Banyak generasi masa kini mencurahkan isi hatinya atau bercurhat melalui sosial media seperti Instagram, tik tok, twitter, dll. Mereka bercurhat bahwasannya dirinya di jadikan Second Choice oleh pasangannya atau sahabatnya.Â
Dalam menjalani hidup kita juga perlu memiliki Second Choice atau pilihan kedua. Istilah Second choice atau pilihan kedua juga tidak hanya ditujukan untuk hubungan percintaan, tetapi juga bisa menggunakan istilah Second Choice untuk memilih hal-hal lain. Namun kerap istilah Second Choice ini lebih mengarah pada hubungan percintaan.
Dalam hubungan percintaan, siapa sih yang mau di jadikan Second Choise?. Mungkin kalian semua tidak akan terima jika dijadikan Second Choice oleh pasangan kalian. Tapi ada juga pasangan yang baik-baik saja jika dirinya di jadikan Second Choise.Â
Sebagian besar, orang yang menjadi korban Second Choise akan cenderung bertahan dalam hubungan itu walau sangat menyakitkan. Mereka akan berusaha keras untuk menaklukkan berbagai kekurangan yang mereka punya walau tetap saja tidak pernah di jadikan yang pertama oleh pasangannya, terus mereka tidak akan pernah merasa cukup terhadap diri mereka sendiri. Lalu kalau sudah menjadi korban Second Choice apa yang perlu kita lakukan?
Menjadi korban Second Choice dalam hubungan dapat juga di katakan menjadi hubungan yang Toxic. Jadi, kamu harus keluar dari hubungan itu karena dapat menganggu Mental Health.Â
Kamu sangat berharga jika kamu hanya di jadikan Second Choice oleh pasanganmu, maka kamu berhak di cintai oleh orang yang tidak harus menjadikanmu Second Choice.Â
Pikirkan juga masa depanmu karena jika kamu sudah di jadikan Second Choice, selamanya akan begitu walau pasanganmu sangat mencintaimu. Kamu juga akan merasa kesepian dalam hubungan karena pasanganmu yang lebih menomor satukan hal lainnya.
Orang yang menjadi korban Second Choice akan cenderung diam saja tanpa membicarakan hal ini kepada pasangannya. Hal itu yang menjadikan pasanganmu akan datang dan pergi seenaknya karena dia tahu kamu akan diam saja. Maka kamu harus lebih tegas dalam hal ini. Jika kamu hanya diam saja percayalah hubunganmu akan terus-terusan seperti itu tanpa ada kemajuan. Dimana kamu akan merasakan sakitmu sendiri dan pasanganmu yang seenaknya melakukan apapun tanpa memperdulikanmu.
Di jadikan Second Choice juga memiliki efeknya loh seperti, kita akan kehilangan diri kita sendiri, akan merasa selalu ada yang kurang, selalu merasa bersalah, dan merasa bahwa diri ini tidak layak.
Kita semua perlu untuk memikirkan diri sendiri, dari pada harus memikirkan hal-hal yang dapat membuat kita sakit hati. Kita juga perlu berhenti menomor satukan diri sendiri untuk orang lain.Â
Jika kita bisa menomor satukan diri kita sendiri, percayalah kelak kita pasti akan di nomor satukan oleh orang lain yang akan menempatkan hal yang sama untuk diri kita sendiri.Â
Jadi mulai sekarang kita harus lebih bisa mengontrol diri untuk membuang hal-hal yang dapat menyakiti hati kita, berjuang untuk diri sendiri, berjuang untuk hal-hal yang lebih penting dan lebih bermanfaat untuk masa depan pastinya, dan jangan lupa untuk selalu menomor satukan tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H