Mohon tunggu...
Putri NadilaPangesti
Putri NadilaPangesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Langsa Aceh

Mahasiswa IAIN Langsa

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bumbu Asam Sunti Khas Masyarakat Aceh

24 Juli 2021   15:55 Diperbarui: 24 Juli 2021   16:11 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asam sunti belimbing khas Aceh,Sabtu (24/07/2021)/Dokpri

LANGSA, Asam sunti merupakan bumbu dapur khas Aceh yang terbuat dari belimbing wuluh yang dikeringkan. Bagi kebanyakan orang Aceh, bumbu satu ini wajib ada di dapur. Kegunaannya banyak dipakai untuk memberi rasa asam gurih. Biasanya, bumbu dapur ini terdapat pada masakan yang memiliki rasa asam dan pedas, seperti uengkoet keumamah, gule asam keueung, dan lainnya. Khusus pada gulai uengkoet dan keumamah, keasaman dari asam sunti ini bisa membuat olahan ikan tidak anyir dan lebih berasa enak.

Untuk mendapatkan bumbu ini tidak sulit. Di berbagai pasar tradisional, kerap ditemukan penjual asam sunti. Tapi, biasanya, penduduk Aceh membuat sendiri asam sunti di rumah. Bahan baku yang digunakan juga mudah ditemukan, hanya menggunakan belimbing sayur atau belimbing wuluh, air, dan garam.

Proses pembuatan asam sunti dilakukan dengan menjemur belimbing wuluh di bawah sinar matahari hingga layu. Setelah penjemuran pertama, belimbingditaburi garam dan disimpan di tempat teduh. Kemudian dibiarkan hingga meresap. Keesokan harinya, dijemur kembali.

Proses ini diulang beberapa kali hingga belimbing menjadi kecokelatan dan kering, serta kandungan airnya menipis. Kandungan asam dan garam yang cukup tinggi pada asam sunti, dapat menghambat proses pembusukan oleh mikroorganisme.

Biasanya, asam sunti yang dihasilkan berwarna coklat dan teksturnya agak kenyal. Belimbing yang telah menjadi asam sunti dapat disimpan lama sampai satu tahun, bahkan lebih lama tanpa adanya perubahan warna atau tekstur.Setiap ibu rumah tangga di Aceh, kerap menyediakan asam sunti ini di dapur. Ini menjadi bumbu wajib yang harus dimiliki. Sebab, tanpa asam sunti, masakan Aceh tidak akan pernah terwujud. Alasannya, asam sunti merupakan bumbu yang sangat konvensional dan sensasional. Rasanya yang asam, menjadikan masakan Aceh memiliki ciri khas yang sangat berbeda dengan kuliner daerah lain.

AJika berada di daerah manapun, tetapi tetap memasak menu yang menggunakan asam sunti, seolah tetap merasakan masih berada di Aceh.Asam ini bisa dipakai utuh, dipotong kecil, atau dihaluskan bersama bahan bumbu lainnya. Rasa asam segar belimbing akan keluar saat direbus dengan bumbu lainnya. Bagi orang Aceh, tak lengkap rasa gulai jika tak ada aksen rasa asam unik, si asam sunti ini.

Untuk membuatnya mari kita ikuti langkah-langkah berikut:

 1. Pilih Buah Belimbing Wuluh Segar

Pilih belimbing wuluh yang masih utuh dan segar. Semakin baik kualitasnya, maka nanti ketika dikeringkan hasilnya pun agak bagus. Cuci bersih, lalu buang bagian kelopak pada buahnya.

 2. Taburi Garam

Siapkan tampah. Buah belimbing yang sudah ditiriskan bisa langsung dihamparkan di atasnya. Lalu taburi garam.

3. Jemur Selama Tiga Hari

Belimbing wuluh yang sudah digarami dijemur di bawah terik matahari selama sekitar tiga hari. Usahakan mendapat panas matahari yang cukup supaya bisa benar-benar kering.

4. Tambahkan Garam, Lalu Jemur Kembali

Tambahkan garam dan taburkan pada belimbing wuluh merata. Jemur kembali selama 3-4 hari. Setelah kering, asam sunti bisa disimpan di dalam wadah atau stoples kaca.

Asam sunti bisa disimpan dan dijadikan stok untuk waktu yang cukup lama. Sebagai bagian dari bumbu dapur, asam sunti bisa kita campurkan ke aneka masakan atau hidangan sesuai kebutuhan.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun