Mohon tunggu...
Putri Nurfitriyana
Putri Nurfitriyana Mohon Tunggu... Administrasi - FA

Masih dalam tahap konstruksi diri, jadi mohon dimaklumi :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Efek Kejutan Dalam Cerpen 'Dee'

25 Maret 2015   16:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:02 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar seminggu yang lalu selepas pulang kuliah, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi toko buku Gramedia. Sempat terbersit keinginan yang sudah lama terpendam untuk membeli salah satu buku karya penulis populer saat ini yaitu Dewi Lestari alias Dee, begitu nama penanya disebut. Saya penasaran dengan berbagai cerita fiksi yang ia buat, terlebih lagi dalam kurun waktu ke belakang, banyak karya-karyanya yang sudah di adaptasi ke dalam bentuk layar lebar, seperti Perahu Kertas, Rectoverso dan yang terbaru yakni Seri Supernova : Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh.

Setelah berkeliling dari satu rak buku ke rak buku yang lain, ternyata saya banyak menemukan buku karangan Dee yang terpampang bertebaran menunggu untuk dibayarkan ke kasir, terutama para pecinta buku. Saya pun berkeliling mencicipi sinopsis-sinopsis buku-buku yang bertengger di belakang sampul-sampul buku Dee tersebut, diantaranya Seri Supernova : Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh, Akar, Petir, Partikel dan yang terbaru yaitu Gelombang. Tidak ketinggalan pula buku Filosofi Kopi, turut saya amati. Hal menarik yang bisa saya tangkap dari semua paket buku Dee di atas adalah dari segi pemilihan penulisan judul buku yang terbilang unik, sederhana dan tidak bisa kita sangka bahwa kata-kata tersebut bisa menjadi sebuah judul buku. Contohnya : Akar, siapa yang menyangka benda seperti akar yang biasa kita dengar di kelas Biologi bisa menjadi sebuah kata untuk judul buku? Such a magic tittle!

[caption id="attachment_357341" align="aligncenter" width="300" caption="Filosofi Kopi"][/caption]

Dari semua paket buku Dee, akhirnya pilihan saya jatuh pada buku berjudul Filosofi Kopi. Dibawah judul buku tersebut tertera penjelasan, "Kumpulan cerita pendek dan prosa satu dekade (1995 - 2005). Such a perfect book to get more review! Karena tujuan saya adalah untuk mencermati karya-karya Dee, maka buku ini saya anggap cocok sebagai wakil untuk bisa mereview kumpulan hasil tulisan Dee dalam berbagai cerita dan prosa.

Penuh ide, kejutan dan gambaran kisah cinta yang tidak biasa. Begitulah kesan saya setelah melahap habis buku ini. Disamping cerpen Filosofi Kopi yang kabarnya akan ditayangkan di bulan April mendatang, ada sebuah cerpen yang saya kagum dengan cara penceritaannya. Cerpen tersebut berjudul Lara Lana. Hanya ada satu kata yang bisa menggambarkan cerpen ini. Kejutan.

Dalam cerpen berjudul 'Lara Lana', tokoh utama bernama Lana dikisahkan mempunyai hubungan pertemanan yang tidak biasa dengan seorang pria semenjak di bangku SMA. Singkat cerita, Lana sangat mencintai pria tersebut  sampai tidak mengenal waktu dan usianya sudah tidak lagi muda. Namun kenyataan yang terjadi, cinta mereka tidak pernah bisa bersatu di pelaminan dikarenakan beberapa hal, diantaranya materi dan satu hal lainnya. Penceritaan perasaan cinta menahun yang dialami tokoh Lana digambarkan secara apik dan detail. Sampai sini saya sama sekali tidak menemukan ada yang janggal dari tokoh Lana dan merasa cerpen ini tidak terlalu istimewa dari segi tema cerita, alias familiar.

Saya mulai terperangah sendiri saat membaca akhir cerita berupa dialog antara Lana dengan tokoh lain yang memanggil Lana dengan sebutan 'Pak Maulana'. Kejutan di akhir cerpen Dee ini terbilang spontan menurut saya, tidak diduga sebelumnya karena dari awal sampai pertengahan tidak ada indikasi penceritaan bahwa Lana adalah sosok seorang pria. Barulah saya paham mengenai 'satu hal lainnya' yang belum saya jelaskan diatas mengapa Lana dan pria tersebut tidak bisa bersatu.

Mengesankan! Cara penceritaan dengan kejutan seperti ini bagi saya pribadi kadang membuat pembaca seperti saya bisa shock sambil bergumam sendiri. "Gak nyangka ternyata si Lana itu aslinya cowok", gumam saya dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Salam Konstruktif

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun